Search This Blog

Sunday, August 28, 2011

15 sampai 20 persen

Pemimpin perusahaan itu, kerjanya hanya sekitar 15 sampai 20 persen riil buat perusahaan. Sisanya meeting di berbagai tempat, menjadi pembicara di sejumlah  forum atau acara, melayani keluhan pelanggan, update teknologi dan sebagainya.
be well,
Dwika



Pintar-pintarlah Mengatur 


by Hasnul S

Manajemen waktu merupakan salah satu topik yang selalu  dibahas  dalam konsep manajemen, baik itu dalam forum-forum diskusi maupun dalam litetarur tentang kepemimpinan.

Saya jadi berpikir, kenapa waktu menjadi penting dalam manajemen perusahaan. Orang selalu bilang, kalau seorang sudah menempati jenjang karir puncak seperti Manager apalagi Presiden Direktur, waktu luangnya makin sedikit karena terlalu sibuk dengan urusan kantor.
Setelah saya perhatikan dan membaca buku tentang kepemimpinan, ternyata tidak semua  waktu habis karena mengurus perusahaan saja. Tapi lebih banyak ke sana kemari, ketemu orang, diskusi dan merespon komplain pelanggan. Kerjaan sendiri, tidak terlalu banyak untuk perusahaan.
Kalau  perhatikan jadwal saya, sebelum puasa Ramadhan  bulan lalu, relatif kerjaan saya lebih banyak rapat direksi. Dan kalau perlu sesuatu, saya undangBoard of Director (BOD) di ruang kerja saya untuk  mendiskusikan suatu hal, kira-kira butuh waktu paling lama satu jam, setelah itu mereka kembali kepekerjaan masing-masing.
Berdasarkan pengalaman saya, ternyata menjadi pemimpin perusahaan itu, kerjanya hanya sekitar 15 sampai 20 persen riil buat perusahaan. Sisanya meeting di berbagai tempat, menjadi pembicara di sejumlah  forum atau acara, melayani keluhan pelanggan, update teknologi dan sebagainya. Ini memang bagian dari pekerjaan, tapi ini bukan agenda utama.
Namun tetap aja kita harus pintar-pintar mengatur waktu agar semua agenda yang sudah kita buat bisa terlaksana dengan baik termasuk menghadiri undangan dari berbagai pihak.  Disinilah pentingnya penerapan manajemen waktu.
Manajemen waktu itu meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu.  Dalam sebuah litetarur saya pernah saya baca, waktu menjadi salah satu sumber daya unjuk kerja. Waktu harus dikelola secara efektif dan efisien.
Pekerjaan yang hendak dikerjakan sebaiknya dibuat agenda secara tertulis. Ini akan menjadi pedoman dan arah bahkan pengawasan terhadap waktu. Untuk urusan jadwal kegiatan, saya percayakan sepenuhnya ke sekretaris untuk mengaturnya. 
Nah bagaimana cara mengatur waktu?. Saya suka datang ke kantor, pagi-pagi sekali sekitar jam 7 WIB, karena kalau diatas jam 8 orang udah banyak yang lalu lalang ke ruang kerja saya menanyakan hal-hal yang penting.
Jadi saya usahakan pekerjaan yang  mungkin bagi orang lain tidak terlalu penting saya selesaikan di pagi hari. Jadi ketika masuk jam 8, semua dokumen  yang ada di meja sudah saya selesaikan. 
Demikian juga email yang masuk, saya usahakan respon atau dijawab di pagi hari.  Bahkan kadang-kadang saya ngerjain  dalam perjalanan menuju kantor. Jadi begitu jam 8 sudah lumayan santai menerima tamu atau mengikuti kegiatan di luar kantor. Makanya saya pulang tidak terlalu larut malam, saya pulang biasanya jam 5, 6 paling lambat  jam 7 malam. Itu satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengatur waktu.
Selain mengatur  waktu untuk kerjaan di kantor,  saya juga harus meluangkan waktu buat keluarga di rumah. Caranya, sederhana aja, saya biasanya ngumpul  dengan keluarga di akhir pekan (Sabtu-Minggu).  Kesempatan libur akhir pekan ini saya manfaatkan biasanya main golf bersama anak saya. Kadang juga pergi makan bersama. Pulang kantor juga, saya selalu usahakan makan malam bersama keluarga di rumah.
Dengan  mengatur sebaik-baiknya,  Alhamdulillah, semua berjalan lancar agenda kantor berjalan lancar demikian pula agenda keluarga. Tiap orang pasti punya cara tersendiri mengatur waktu masing-masing, tapi jangan sampai kita membiarkan waktu berlalu begitu aja tanpa karya, karena waktu itu tidak bisa diputar kembali. ***

Hasil yang optimal

Tidak ada batas pasti untuk kesabaran Anda dalam menunggu, itulah seninya. Batasnya bisa berubah-ubah sesuai konteks.
ve wll,
Dwika



Menunggu

by: Hasnul S


Sebelumnya saya pernah menuliskan bahwa mendengar adalah salah satu pekerjaan yang sulit. Selain itu, ada juga pekerjaan sulit lainnya, yakni menunggu. Kalau membahas tentang “menunggu’, biasanya akan erat kaitannya dengan “kesabaran”. Kesabaran orang tentunya berbeda-beda, begitu juga halnya dengan menunggu, kemampuan menunggu orang juga tidak sama. Kesabaran dalam menunggu ini tentunya berbeda dengan “kesabaran” yang lainnya, misalnya menahan emosi atau menahan penderitaan.
Menunggu tidak selalu bergantung kepada kesabaran. Ada hal-hal logis yang membuat kita harus menunggu tanpa bergantung dengan kesabaran kita. Misalnya program kerja. Setelah menetapkan program kerja dan menyiapkan tim, kita akan menghadapi progres dari program kerja tersebut dan menunggu hasil dari program tersebut.
Ada seni tersendiri dalam menunggu dalam konteks seperti ini. Evaluasi tentunya sangat penting. Namun waktu (timing) untuk melakukan evaluasi juga mesti tepat. Jika terlalu cepat, akan terkesan “buru-buru” dan bisa membuat tim menjadi tertekan. Juga bisa jadi programnya “belum jalan”, sehingga belum memberikan dampak atau indikasi perubahan. Namun, jika terlalu lama atau santai, bisa membuat tim jadi lengah atau membuat tim mengira bahwa pimpinan kurang serius. Atau malah sudah terlambat, kompetitor sudah beberapa langkah di depan. Kita tertinggal.
Beberapa produk dari XL misalnya, ada beberapa yang sudah menunjukkan hasil dalam 2 atau 3 minggu saja. Tetapi ada juga yang baru terlihat setelah 2 bulan. Tetapi hasilnya signifikan dan cukup fantastis. Bayangkan kalau produk yang fantastis ini dihentikan pada minggu keempat karena gegabah dan “tidak sabar” menunggu. Ini lah yang disebut sebagai buah manis dari menunggu.
Menunggu program kerja terkait dengan teori kepemimpinan yang membandingkan tipe pemimpin yang berbasis humanis (human-oriented) atau tugas (task-oriented). Tipe humanis mungkin lebih sabar dalam menunggu, namun bisa jadi terlambat dalam mengevaluasi. Sementara tipe berbasis tugas lebih gegas, namun beresiko gegabah dan membuat karyawan tertekan. Keseimbangan diantara dua kutub ini yang dipercaya dapat memberikan hasil yang optimal.
Tidak ada batas pasti untuk kesabaran dalam menunggu, itulah seninya. Batasnya bisa berubah-ubah sesuai konteks. (HS)

Ditambah dengan pekerjaan baru

Anda akan dukung Siapapun atasan Anda. Anda akan kerjakan pekerjaan Anda dengan sebaik-baiknya. Dengan harapan ketika Anda jadi atasan nanti, maka bawahan Anda juga akan bantu mendukung Anda.
be well,
Dwika






Support Your Boss

by Hasnul Suhaimi
Sebelumnya, saya ingin mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1432H untuk teman-teman yang menjalankannya. Semoga diberi kemudahan, kelancaran, dan berkah.

Waktu pertama kali saya bekerja, saya punya atasan yang sama sekali tidak tahu apa yang saya kerjakan. Lalu, saya merasa “Kok enggak fair ya? Dia enggakngerti apa pun yang saya lakukan, tapi dia jadi bos saya?” Saya pun bertanya ke bapak saya, “Pak, ini bagaimana ya? Orang ini tidak mengerti apa-apa, kok jadi atasan?”
Bapak saya bilang, “Ya, tugas kamu adalah melaksanakan tugas, bukan menilai atasan kamu. Yang menilai kamu adalah atasan kamu, bukan kebalikannya. Jadi laksanakan saja tugas. Justru, dukunglah dia, berikanlah yang terbaik. Dengan cara itu dia akan melihat bahwa kamu mampu, dan dia akan lepas dengan anggapan bahwa Hasnul lebih tahu. Dengan begitu, kamu akan menonjol, tanpa harus mengalahkan pimpinan kamu.”
Saya terima nasihat bapak saya itu. Lalu pada akhirnya saya pun mengerti. Justru karena dia tidak tahu, maka dia menugaskan kita untuk melakukan pekerjaan itu. Kalau dia tahu, dia akan mengerjakan sendiri dan kita tidak akan dianggap olehnya. Bahkan, jadikanlah itu sebagai sesuatu kekuatan bahwa kita mendukung atasan kita. Ketika kita bekerja dengan baik, maka nanti hasilnya justru atasan kita akan bangga dengan kita. Memang rasanya berat karena kegiatan kita seolah-olah tidak ada arahan yang jelas tetapi harus dilaksanakan dengan benar. Jadikan itu sebagai tantangan. Karena ketika kita berhasil dengan itu, maka kita akan mendapatkan value di mata atasan kita.
Maka saya coba lakukan hal itu di pekerjaan saya. Dan memang benar, relatif cukup susah mengaplikasikan teori itu. Tetapi pelan-pelan saya laksanakan terus. Hingga sekitar dua tahun ke depan, tiba lah giliran saya naik jabatan dan menjadi atasan. Saya menguasai pekerjaan saya, lalu ditambah dengan pekerjaan baru yang tidak saya kuasai sama sekali.
Nah! Saya pikir inilah yang dibilang bapak saya dulu. Sekarang berada di posisi kebalikannya, saya menjadi atasan yang tidak mengerti pekerjaan bawahan saya. Berat!  Tetapi karena penasaran, maka saya datangi bawahan saya dan bertanya, “Bagaimana perasaan Anda, saja jadi bos sementara kamu jadi bawahan? Kamu yang mengerjakan semua, tetapi saya tidak mengerti apa-apa. Saya mengandalkan kamu.”
Apa jawabnya? Persis dengan apa yang diceritakan oleh bapak saya. “Siapapun atasan saya, akan saya dukung. Saya akan kerjakan pekerjaan saya dengan sebaik-baiknya. Dengan harapan ketika saya jadi atasan nanti, maka bawahan saya juga akan bantu mendukung saya.”
Lucky I have my father.
Apa artinya? Itulah yang harus kita lakukan sebagai bawahan. Karena banyak orang yang malah suka ngetest atasannya atau ngomongin atasannya. Saya pikir itu buang-buang waktu dan energi saja. Semoga pengalaman ini bisa bermanfaat buat teman-teman. (HS)

Tuesday, August 23, 2011

as Trainer and Speaker


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sunday, August 14, 2011

Berikan kemudahan bagi konsumen

Buatlah penawaran yang sangat menarik namun benar-benar menguntungkan bagi konsumen sekaligus mampu memberikan kemudahan bagi konsumen. Jika kita konsisten, antara lain melakukan hal-hal tersebut, maka konsumen tentunya akan lebih setia dan pemasaran kita pun juga bisa bertahan lebih baik di tengah persaingan yang semakin ketat sekalipun.
be well,
Dwika


Tiga Jurus Agar Pemasaran Tetap Dahsyat di Tengah Persaingan


Tentunya Anda juga telah mengetahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan perkembangan bidang telekomunikasi yang luar biasa pesat. Hal itu pada akhirnya juga memicu terjadinya persaingan bisnis telekomunikasi yang semakin ketat.

Hampir setiap hari kita bisa melihat berbagai iklan mengenai penawaran dari para pemain bisnis telekomunikasi, baik dalam bentuk billboard yang biasa hingga dalam ukuran yang sangat besar, baik di koran lokal ataupun nasional, radio,TV dan sebagainya. Sangat beragam penawaran yang diberikan oleh masing-masing penyedia jasa telekomunikasi tersebut.

Di sini akan saya tampilkan beberapa headline atau bentuk penawaran yang mereka berikan atau tawarkan kepada konsumen dan calon konsumen. Sebagai tes kecil, di antara berbagai bentuk penawaran atau headline berikut ini, kira-kira mana yang Anda pilih atau sukai?

Mengapa? "Gratis Nelpon Lokal & SLJJ 24 jam", "Rp0,01 per detik lebih dari 110 juta pelanggan di Indonesia",  "Nelpon Rp20/menit + Gratis 5.000 SMS",  "Gratis 1 menit pertama", "Pulsa 500.000...bayar tetap Rp5.000", "Cuma Rp0 freetalk 5.000 ngobrol sepuasnya", "Gratis 1.000 menit untuk panggilan-panggilan berikutnya", "Gratis 10.000 SMS ke semua operator", "Gratis 24 Jam nelpon pendek berkali-kali ke semua operator", "Ayoo ... pilih paket kesukaanmu: 1.000 SMS per hari ke semua operator, Rp49 per menit ke telepon rumah", "Gratis SMS 1 tahun ke semua operator". Bagaimana menurut Anda penawaran-penawaran tersebut?

Menarik? Menguntungkan bagi Anda? Atau Anda sempat merasa bingung? Atau adakah dari Anda pernah mengambil salah satu dari berbagai penawaran tersebut, kemudian merasa kecewa? Berbagai penawaran menarik salah satunya diberikan produsen untuk memanjakan para konsumen atau calon konsumen. Namun, ternyata tidak sedikit penawaran yang akhirnya justru menjadi bumerang, karena pada saat pertama penawarannya begitu menarik, namun ternyata setelah digunakan tidak sesuai dengan harapan konsumen pengguna.

Maka mereka bisa dengan mudah beralih ke yang lainnya. Terkadang persaingan yang sangat ketat sudah tidak bisa dihindari lagi. Saya bahkan cukup sering mendengar para pebisnis yang akhirnya menyerah karena merasa tidak mampu bersaing lagi dan ada yang mengatakan, ”Lebih baik saya menghentikan bisnis atau perusahaan saya daripada harus mengikuti persaingan yang ada karena keuntungan semakin tipis dan pengeluaran semakin besar”.

Tapi, tidak sedikit pula beberapa pemilik perusahaan yang justru merasa ”bergairah” merasa lebih tertantang dengan adanya persaingan yang jauh lebih ketat. Setidaknya ada tiga jurus jitu agar pemasaran kita tetap dahsyat di tengah persaingan yang semakin ketat di antaranya:

1. Mengelola data konsumen Anda dengan baik,efisien, dan optimal. Karena jika kita tidak mampu mengelola data konsumen kita dengan baik, maka bisa jadi kita akan mengalami kesulitan dalam pengenalan produk baru atau pemberian info yang menarik.

Seperti kita ketahui, bahwa sangat penting bagi kita untuk senantiasa memberikan update informasi ataupun penawaran terbaru bagi existing customer, bagi pelanggan tetap kita.Karena tentunya akan lebih mudah bagi kita untuk memberikan penawaran produk/jasa baru kita kepada konsumen yang telah membeli produk/jasa dari kita sebelumnya

2. Melakukan pendekatan yang lebih bersifat individu. Banyak perusahaan telekomunikasi, kendaraan bermotor dan sebagainya mampu mendapatkan lebih banyak konsumen antara lain karena secara rutin dan terukur mengadakan berbagai kegiatan yang bersifat individu. Sebagai contohnya , memberikan apresiasi berupa hadiah tiket untuk menonton acara/show favorite konsumen. Ini penting diperhatikan karena banyak perusahaan yang memberikan hadiah yang terkadang tidak disukai oleh konsumennya.

Misalnya pentas musik mungkin itu masih bersifat umum. Namun, jika perusahaan mampu memberikan tiket gratis nonton pentas musik dari artis favorit pilihan konsumen, maka tentunya hadiah tersebut akan lebih berkesan.

3. Membuat penawaran yang bukan membingungkan, tapi benar-benar menguntung-kan. Seperti yang kita lihat di atas, banyak terdapat pilihan dan kelihatannya semua penawaran tersebut sangat menarik bukan?

Memang, tidak sedikit iklan yang kita lihat terkadang terkesan memberikan penawaran yang sangat menarik. Namun,ternyata banyak syarat dan ketentuannya, serta cara pendaftaran atau pengaktifannya yang cukup sulit. Maka, supaya kita bisa benar- benar tetap meraih pemasaran yang dahsyat di tengah persaingan yang semakin ketat kita harus mampu memberikan sesuatu yang benar-benar menguntungkan konsumen dan tentunya memberikan kemudahan bagi mereka serta tidak terlalu berbeda dengan penawaran yang telah kita berikan.

Mungkin Anda pernah melihat juga, satu orang mempunyai tiga atau lima bahkan lebih dari lima SIM card dari berbagai penyedia jasa telekomunikasi karena awalnya mereka merasa tertarik dengan penawaran yang diiklankan namun dalam perjalanan waktu ternyata mereka merasa ”dipersulit”, dikecewakan, tidak sesuai dengan yang diiklankan atau terlalu banyak syarat dan ketentuannya maka mereka akhirnya mengganti dengan nomor perdana lainnya yang memberikan penawaran yang benar-benar menguntungkan, mudah, dan bukannya membingungkan.

Dalam bisnis apa pun,harus kita perhatikan faktor ini, buatlah penawaran yang sangat menarik namun benar-benar menguntungkanbagikonsumen sekaligus mampu memberikan kemudahan bagi konsumen. Jika kita konsisten, antara lain melakukan hal-hal tersebut, maka konsumen tentunya akan lebih setia dan pemasaran kita pun juga bisa bertahan lebih baik di tengah persaingan yang semakin ketat sekalipun.

TUNG DESEM WARINGIN
Sumber : okezone.com

Kualitas yang benar-benar dahsyat

Berikan kualitas yang benar-benar dahsyat, bentuk desain (bentuk yang menarik, trendi dan ergonomic), penyajian dan ketersediaan fasilitas pendukung misalnya ketersediaan peranti lunak yang menarik dan mudah didapat/ diunduh, dukungan teknologi yang up to date.
be well,
Dwika


Penyebab Produk Menjadi Tidak Menarik & Solusinya

Mengapa orang bisa tidak tertarik dengan produk dan jasa yang ditawarkan, meski dari perusahaan yang ternama sekalipun?

Setelah kita mendengar, atau melihat kesuksesan luar biasa dari penjualan perdana iPhone 4, ternyata kita juga melihat atau mendengar fakta bahwa ada perusahaan besar dan ternama yang meluncurkan telepon seluler (ponsel), namun kurang laku di pasaran, bahkan akhirnya harus menurunkan harga yang cukup signifikan untuk meningkatkan penjualannya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Padahal perusahaannya sudah memiliki nama yang terkenal.



Menurut saya,salah satu penyebab mengapa suatu produk atau jasa kurang bisa laku pada saat ditawarkan antara lain:



  1. Kurang adanya publikasi yang optimal. Sehingga orang belum begitu mengenal produk atau jasa kita. Dan lebih parah lagi, jika segmen pasar yang kita bidik ternyata banyak yang belum tahu akan keberadaan produk atau jasa yang kita tawarkan.

    Salah satu solusinya adalah, optimalkan penggunaan publikasi dan membuat berbagai alternatif ide kreatif yang memungkinkan kita bisa melakukan publikasi dengan biaya seefisien mungkin dan hasil seoptimal mungkin. Oleh karena itu lakukan tes dan ukur mulai dari skala yang kecil terlebih dahulu.
  2. Kurang mengaktifkan 12 pilar marketing yang ada, hanya mempraktikkan beberapa pilar saja, dan kebanyakan perusahaan hanya melakukan pilar periklanan untuk meningkatkan pemasaran.

    Maka perlu dipraktikkan 12 pilar/cara menyampaikan penawaran kepada target market kita secara terpadu dan optimal, sehingga menjadi produk atau jasa kita bisa jauh lebih dikenal dan dicari-cari orang.
  3. Kurang didukung oleh kualitas produk atau jasa yang benar-benar dahsyat. Karena seperti kita ketahui sekarang ini, konsumen semakin cerdas dalam memilih suatu produk (dan semakin banyak pula pilihan yang bisa diambil oleh konsumen).

    Sehingga jika kita tidak bisa memberikan kualitas yang benar-benar dahsyat, bisa saja terjadi orang tidak akan begitu memperdulikan produk atau jasa kita. Dalam hal ini termasuk pula mengenai bentuk desain (bentuk yang menarik, trendi dan ergonomic), penyajian dan ketersediaan fasilitas pendukung (misalnya jika dalam ponsel: ketersediaan peranti lunak yang menarik dan mudah didapat/ diunduh, dukungan teknologi yang up to date, dan sebagainya).
  4. Kurang didukung oleh after sales service yang terpadu.Karena jika seorang membeli suatu produk (misalnya produk-produk elektronik) sangat perlu untuk dipertim- bangkan kemudahan dalam after sales service.

    Karena jika suatu produk sudah kurang bagus dari kualitasnya, ditambah servisnya juga tidak mudah ditemukan, dan butuh waktu yang lama untuk pengerjaan servisnya, maka bisa Anda bayangkan sendiri.
    Tentunya konsumen akan mempertimbangkan dua kali tentang hal tersebut sebelum memutuskan untuk membeli produk/jasa tersebut. Salah satu solusinya, berikan after sales service yang terintegrasi, jelas dan me-yakinkan.

    Karena seperti telah kita ketahui, untukmenciptakan isi penawaran yang menarik sehingga mudah diterima oleh konsumen, salah satu syaratnya yaitu dengan menaikkan nilai tambah dan mengurangi nilai kurang/risiko.

    Antara lain dengan memberikan garansi after sales service yang jelas dan meyakinkan sehingga bisa membantu untuk mengurangi nilai kurang/risiko bagi calon pembeli kita. Langkah selanjutnya, harus menaikkan nilai tambah produk atau jasa kita.

    Apa nilai tambah kita dibanding yang lainnya? Terutama dengan kompetitor terdekat kita, dan kemudian informasikan nilai tambah tersebut kepada calon pembeli dengan lebih jelas dan efektif, supaya mereka semakin mantap untuk memutuskan pilihannya.

    Sangat sayang sekali,jika Anda sudah melakukan persiapan atau riset yang lama dan dengan biaya besar, namun tidak dibarengi oleh strategi pemasaran yang lebih terpadu, maka yang terjadi bisa saja produk atau jasa Anda tidak diterima baik oleh calon konsumen.

    Meski dengan cara menurunkan harga yang cukup fantastis sekalipun, bisa saja terjadi pemasaran Anda tetap tidak bertambah sesuai yang diharapkan.

    Jika Anda mempunyai kisah kesuksesan karena telah membaca dan mempraktikkan ilmu yang saya ajarkan dalam bukubuku saya atau karena hasil mengikuti seminar-seminar saya, segera kirim cerita kesuksesan anda ke: tungdw@dahsyat.com dan untuk kisah sukses yang inspirasional akan saya tampilkan di buku saya selanjutnya. Dan ini merupakan kesempatan emas anda pula untuk sekaligus mempromosikan produk atau jasa yang anda tawarkan.(*)

    TUNG DESEM WARINGIN
    Sumber : okezone.com

Penuh ilmu

Seminar adalah: suasana yang menyenangkan, penuh kegembiraan, penuh semangat, dan tentunya penuh ilmu dahsyat.
be well,
Dwika

Cara Jitu Mengemas Produk Supaya Konsumen Mencari


Apakah Anda pernah melihat adegan sulap atau pertunjukan sulap? Apa yang menarik bagi Anda ketika melihat pertunjukan sulap? Di Indonesia banyak kita jumpai/ lihat pertunjukan sulap, baik di kafe–kafe, di mal–mal, atau di televisi.

Sehingga tidak jarang orang merasa suatu pertunjukan sulap adalah pertunjukan yang sudah biasa, karena mereka sudah pernah bahkan sering melihat di berbagai media atau di berbagai tempat lain sebelumnya. Atau merasa kurang tertarik untuk melihat pertunjukannya secara langsung, karena merasa pertunjukan sulap paling seperti yang ada di TV saja.

Meskipun saya yakin cukup banyak pesulap di Indonesia yang sebenarnya juga dahsyat. Namun, apakah Anda pernah mengenal atau mendengar David Copperfield? Siapakah dia? … Banyak orang yang mengatakan dia adalah seorang pesulap. Memang dia adalah seorang pesulap, namun sebenarnya ia juga merupakan praktisi marketing yang dahsyat. Mengapa begitu? … Coba saja Anda lihat, berbagai pertunjukannya sangat laku di berbagai penjuru dunia (meski tiketnya tidaklah murah).

Salah satu rahasianya adalah dia sangat ahli dalam mengemas pertunjukkan sulapnya menjadi pertunjukkan yang sangat menghibur, spektakuler, dan sangat memukau. Tentu saja dengan dibarengi strategi promosi yang dahsyat. Sehingga banyak orang yang mau melihat pertunjukannya bahkan hingga berkali-kali. Dia sangat jago dalam mengemas pertunjukan hingga detil-detilnya, baik tata panggung, pencahayaan, sound system, dan banyak lagi yang lainnya.

Sehingga penonton merasa sangat terlibat dalam pertunjukan tersebut. Hingga akhirnya dia mendapatkan predikat dari Las Vegas Review Journal: “Grade A” “Copperfield’s best illusions are still unparalleled on the strip!” The only “Grade A” rated full evening magic show in Las Vegas! Demikian juga dalam dunia seminar, apa yang ada dalam pikiran seseorang pada umumnya pertama kali kalau mendengar kata “seminar”? Biasanya dikaitkan dengan: suasana yang serius, duduk mendengarkan, bahkan ada yang mengatakan “membosankan”, dan…. Tidak sedikit juga yang mengatakan: mengantuk kalau ikut seminar.

Oleh karena itu, ada seorang pembicara yang mencoba membuat kemasan yang berbeda mengenai seminar. Seminar adalah: suasana yang menyenangkan, penuh kegembiraan, penuh semangat, dan tentunya penuh ilmu dahsyat dan …. Meski dalam lima hari berturut-turut pun, peserta seminarnya pasti tetap merasa segar dan bersemangat.

Karena itu, pembicara tersebut bisa mendapatkan predikat sebagai: Pelatih Sukses no 1 di Indonesia, Pembicara Terbaik di Indonesia, dan The most Powerful People in Business. Untuk membuat suatu kemasan seminar yang benar-benar menyenangkan, penuh kegembiraan, penuh semangat, dan ilmu yang bermanfaat, memang tidak mudah. Dan tetap ada saja yang berkomentar, “seminar kok pakai lunjak-lunjak,… seminar kok sampai jam 11 malam (bahkan lebih)…” dan seterusnya.

Namun, di sinilah saya benar-benar mempraktikkan Marketing Revolution, meskipun ada saja yang berkomentar seperti itu … Saya tetap fokus untuk bisa memberikan seminar yang benar-benar memiliki nilai tambah yang dahsyat. Saya juga memperhatikan detil-detilnya, supaya hasil keseluruhan bisa dahsyat.

Dan ternyata terbukti hasilnya, dengan mengemas seminar sedemikian dahsyatnya, akhirnya banyak sekali orang yang menghadiri seminar-seminar saya, dan banyak orang pula yang memberikan testimoni kesuksesan dan kebahagiaannya dengan mengikuti seminar-seminar yang saya berikan. Bahkan banyak orang yang tadinya tidak begitu suka seminar, bahkan antipati, malah akhirnya mereka mau mengikuti seminar saya.

Lebih dahsyatnya lagi mereka dengan senang hati terus-menerus mengikuti seminar saya hingga ada yang lebih dari delapan kali. Dan dengan senang hati pula para peserta seminar saya mereferensikan ke rekan bisnis, keluarga atau teman-temannya. Mulai dari lulusan SD hingga profesor, mulai dari pelajar hingga pengusaha besar ternyata menyukai seminarseminar saya, baik di Indonesia maupun di beberapa Negara lain.

Mereka menyukai seminar saya di antaranya karena mereka merasa mendapat banyak ilmu dalam suasana yang menyenangkan. Oleh karena itu, seringkali saya bertanya kepada para peserta seminar, “Bapak, Ibu, semua, kelihatannya kita harus selesai sampai malam… bagaimana? Mau lanjut?” Dan jawab para peserta seminar ,” Lanjut…!!!!” Sambung saya,”Tapi kelihatannya bukan hanya sampai malam, tapi bisa sampai tengah malam, bagaimana?”, kembali para peserta seminar menjawab, “Lanjut!! Terus lanjut”.

Dan perlu diketahui, seminarnya sering kali bukan hanya satu hari, tapi bahkan hingga lima, ya… lima hari berturut-turut hingga tengah malam, namun para peserta seminar tetap sangat bersemangat dan tentunya mendapat manfaat yang dahsyat. (*)(adn)

TUNG DESEM WARINGIN

Sumber : okezone.com

Jadi Pemenang

“Pemenang Bersiap-siap”,“ Pemenang Berkeinginan dan Memutuskan Jadi Pemenang”, “Pemenang Spesifik dan Positif “, “Pemenang Bertanggung Jawab”.
be well,
Dwika



Mengoptimalkan Produktivitas Karyawan


Kali ini saya akan melanjutkan pembahasan minggu lalu tentang bagaimana pengoptimalan produktivitas karyawan untuk mendukung peningkatan penjualan.

Anda sudah mendapatkan inspirasi dan mempraktikkan dari pembahasan minggu lalu? Memang sangat penting bagi seorang pebisnis untuk memberikan semangat dan motivasi kepada para karyawannya agar produktivitasnya meningkat. Namun pertanyaannya, bagaimana caranya agar karyawan bisa terpacu untuk meningkatkan produktivitasnya dengan penuh kesadaran diri dan tanggung jawab?

Bagaimana menciptakan suasana yang mendukung agar para karyawan atau tim kita tetap terpacu untuk peningkatan produktivitasnya dengan lebih menyenangkan? Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan produktivitas karyawan di antaranya dengan melakukan “Game of Work”, yaitu bagaimana membuat suasana kerja menjadi lebih menyenangkan seperti “Bermain Game” sehingga “Produktivitas Kerja Meningkat”.

Apakah karyawan atau tim Anda terlihat rajin masuk kantor namun tidak menunjukkan kemajuan dalam produktivitasnya, tidak menunjukkan peningkatan penjualan? Bahkan malah terjadi kemerosotan penjualan dan produktivitas secara menyeluruh? Semakin lama karyawan atau tim kita terlihat semakin bosan dan tidak bersemangat dalam melakukan tugasnya? Salah satu faktor penyebabnya adalah suasana kerja yang tidak menyenangkan.

Karena itu dengan melakukan “Game of Work” maka suasana kerja akan lebih menyenangkan sehingga mampu membantu peningkatan produktivitas karyawan dan peningkatan penjualan pada umumnya. Ada beberapa prinsip dalam “Game of Work” yang perlu kita ketahui di antaranya:

1. Adanya Goal/Tujuan yang jelas.
Tetapkan tujuan bekerja yang jelas bagi karyawan atau tim Anda, dan goal yang jelas akan target pencapaian/penjualan yang akan diraih.

2. Score Keeping / Pencatatan Angka.
Dengan demikian, aktivitasnya bisa lebih terpantau dengan baik. Harus sederhana dan objektif, score harus bisa dicatat sendiri. Harus bisa mencatat prestasi pribadi, sejarah prestasi, dan standar prestasi yang diinginkan. Pencatatan harus dinamis.

3. Feedback/Umpan Balik laporan dari aktivitas.
Apa yang sudah baik, apa yang perlu ditambah,atau yang perlu diperbaiki. Meningkatkan frekuensi feedback = meningkatkan kualitas serta kuantitas pencapaian prestasi.Ketika feedback disampaikan dari bulanan jadi mingguan, prestasi akan meningkat. Ketika diukur dan diberikan feedback setiap jam, akan lebih meningkat.

4.Pilihan Sikap.
Antara lain terkait dengan memilih keputusan dan memilih tindakan.

5. Aturan Bermain.
Kembangkan kepastian sehingga orang-orang yang terlibat di dalamnya mau dan bisa melakukan dengan sepenuh hati. Aturan main yang perlu ditekankan antara lain harus jelas: (i) Kapan Keluar: misalnya karena tidak jujur, berkeluh kesah/ negative, sakit-sakitan, tidak mencapai target dalam 3 bulan, (ii) Kapan Menang: di antaranya aturan penghargaan /reward, aturan sanksi/punishment, aturan operasional, dan aturan perkembangan.

6.Membiasakan Karakter Pemenang.
Misalnya:“Pemenang Bersiap-siap”,“ Pemenang Berkeinginan dan Memutuskan Jadi Pemenang”, “Pemenang Spesifik dan Positif “, “Pemenang Bertanggung Jawab”.

Dengan mempraktikkan hal-hal tersebut, maka akan semakin mendukung terciptanya suasana yang mendukung pengoptimalan produktivitas karyawan sehingga bisa membantu peningkatan penjualan. Jika anda sangat tertarik bagaimana untuk mempraktikkan “Game of Work” ini dalam bisnis dan pemasaran Anda secara lebih detil, silakan ikuti seminar Business Revolution yang saya adakan.(Koran SI/adn)

TUNG DESEM WARINGIN

Sumber : okezone.com

Dapatkan kesuksesan

Anda bisa melihat peluang dalam setiap krisis yang ada dan segera action untuk mengambil peluang tersebut, Anda akan mendapatkan kesuksesan.
be well,
Dwika




Tantangan Bisa Menjadi Peluang


Pernahkah Anda mendengar kalimat ini? “Di setiap krisis selalu ada peluang”. Mungkin ada dari Anda yang pernah mendengar, bahkan beberapa kali mendengarnya, tapi terkadang masih belum tahu persis apa yang dimaksud dengan kalimat tersebut.

Jika kita hanya melihat masalah dalam setiap krisis, kita akan mendapatkan masalah. Tetapi, jika kita bisa melihat peluang dalam setiap krisis yang ada dan segera action untuk mengambil peluang tersebut, kita akan mendapatkan kesuksesan.

Karena itu, dalam situasi ekonomi yang dianggap kurang bersahabat sekalipun, sebenarnya banyak peluang yang bisa kita lakukan untuk menjadi seorang pemasar yang handal, menjadi seorang pebisnis yang sukses yang tentunya juga bisa memberikan manfaat positif bagi banyak orang pula. Pada 1994-an ada seorang lelaki yang ingin memesan tiket pesawat dari London ke New York.

Pada saat itu dia menemukan suatu pelayanan yang tidak memuaskan. Apa yang biasanya kita lakukan jika kita mendapatkan pelayanan yang buruk saat pemesanan tiket pesawat? Misalnya telepon pusat pelayanan yang berkali-kali tidak bisa dihubungi, pelayanan buruk, lambat, pesawat ditunda, dan sebagainya?

Mungkin reaksi yang dilakukan seseorang pada umumnya mengeluh, marah, atau protes untuk bisa mendapatkan pelayanan yang lebih baik lagi. Namun, rupanya pria tersebut bisa menahan diri dan segera berpikir dengan jernih, maka ia memberikan arti seperti ini, Mungkin saja perusahaan penerbangan tersebut terlalu sibuk melayani banyak pelanggan pada waktu yang bersamaan sehingga telepon berkali-kali tidak bisa dihubungi. Atau perusahaan tersebut telah merasa terlalu sukses.

Atau bisa jadi perusahaan tersebut sama sekali tidak efisien dalam pengelolaan bisnisnya Dengan kejadian tersebut, ia justru melihat hal itu sebagai kesempatan bisnis yang sangat besar.

Pria tersebut mulai untuk diam sejenak, berpikir lebih jernih, bermimpi besar, dan mulai bertindak besar untuk mencari peluang yang ada dan mewujudkan impiannya bahwa di suatu saat ia bisa memiliki perusahaan penerbangan dengan pelayanan yang terbaik sehingga bisa membantu banyak orang untuk mendapatkan pelayanan penerbangan yang memuaskan. Mulailah pria tersebut membuat suatu konsep penerbangan yang baru dan lebih menguntungkan, baik bagi perusahaan ataupun bagi para penumpangnya.

Meskipun awalnya banyak orang yang merasa bahwa idenya terlalu besar dan sulit bahkan tidak bisa dicapai, pria tersebut terus berusaha dan komitmen untuk mewujudkan idenya dan me-marketing-kannya dengan cara yang dahsyat.

Salah satu yang digunakannya adalah press release, mengundang banyak wartawan untuk meliput cara pemasarannya yang sangat unik dan menarik, yaitu melintasi Atlantik dengan kapal jet untuk memecahkan rekor dunia. Dan dia memasangkan atribut maskapai penerbangan yang dirintisnya di kapal jet tersebut meskipun mengalami banyak tantangan saat itu. Namun, bisnis penerbangannya bisa mendapatkan banyak liputan media dengan cara yang efektif.

Akhirnya, dia banyak menggunakan press release tersebut untuk mendukung pemasaran bisnisnya (dan tentu saja didukung oleh usaha dari pilar-pilar marketing yang lainnya). Dan orang tersebut bernama Richard Branson pemilik Virgin Air, yang akhirnya bisa menjadi perusahaan penerbangan terkenal dan disukai banyak orang salah satunya karena memiliki kualitas pelayanan yang baik.

Pelajaran penting dari kisah sukses tersebut adalah,dalam kondisi apa pun, kita harus senantiasa fokus akan peluang yang ada. Jangan hanya menyalahkan situasi dan kondisi yang ada, menyalahkan orang lain, hanya menyalahkan hal-hal di sekitar kita.

Mulailah untuk berpikir dengan lebih jernih, temukan suatu ide dan impian kita, dan mulailah bertindak nyata untuk mewujudkan impian kita tersebut dengan menggunakan strategi marketing yang tepat. Dengan mempraktikkan halhal tersebut,akan semakin mendukung terciptanya suasana yang mendukung pengoptimalan produktivitas karyawan sehingga bisa membantu peningkatan penjualan.

Jika Anda sangat tertarik bagaimana untuk mempraktikkan Game of Work ini dalam bisnis dan pemasaran Anda secara lebih detil, silakan ikuti seminar Business Revolution yang saya adakan. Salam dahsyat

TUNG DESEM WARINGIN


Sumber : okezone.com