Search This Blog

Thursday, September 29, 2011

Belajar dari pengalaman

Katakan sejujurnya bila kita melakukan kesalahan. Jangan lupa untuk belajar dari pengalaman melakukan kesalahan tersebut.
be well,
Dwika



Ambil Hati Atasan Tanpa Cari Muka
*blocknotinspire

Ingin naik jabatan? Pastinya hal tersebut jadi dambaan. Karier naik dan tentu demikian juga dengan gaji. Karena itu, sesekali Anda juga harus pintar-pintar mengambil “hati” atasan. Tentu, bukan dengan cara menjilat atau mencari muka.

Berikut beberapa tips yang sebagian disarikan dari buku Lead Your Boss: the Subtle Art of Managing Up yang ditulis oleh John Baldoni yang dapat Anda terapkan di kantor agar atasan “jatuh cinta”, tanpa membuat rekan kerja menganggap kita hanya cari muka.


Nikmati Pekerjaan
Selalu tampil ceria dan antusias, walaupun beban pekerjaan yang diberikan atasan kepada Anda sangat banyak. Tunjukan sikap dan kepribadian yang positif setiap saat. Tapi, kita tetap harus tahu batas kemampuan yang dimiliki. Katakan terus terang kepada atasan bila kita tidak mampu mengerjakannya sendiri.

Bekerja maksimal
Yakinkan dan tunjukkan kepada atasan bahwa Anda bisa bekerja dengan tanggung jawab 100%. Selesaikan pekerjaan sebelum waktu deadline yang telah ditentukan, dan selalu tepat waktu.

Tunjukkan inisiatif
Selalu berinisiatif dengan memberikan pemecahan masalah dalam pekerjaan. Jangan hanya menjadi “boneka” di kantor. Inisiatif sangat dibutuhkan untuk menunjukan potensi terbesar kita kepada atasan. Tapi jangan pula sampai kebablasan. Tetaplah meminta bos untuk menentukan keputusan final, tentunya dengan masukan-masukan yang Anda berikan.

Ambil risiko
Cobalah sesekali mengajukan diri menjadi sukarelawan dalam sebuah proyek baru yang sangat menantang. Atasan akan menilai Anda sebagai orang yang berani mengambil risiko untuk maju. Tentu, lakukan dengan penuh perhitungan sehingga pekerjaan pun bisa dituntaskan dengan maksimal.

Bekerja sebagai tim
Satu hal penting yang akan disukai oleh atasan adalah bila kita bisa bekerja dengan baik sebagai tim. Bantulah rekan kerja tanpa pamrih dan jangan sungkan untuk memberikan pujian atas apa yang telah mereka capai.

Jujurlah
Katakan sejujurnya bila kita melakukan kesalahan. Atasan akan lebih menghargai seseorang yang mengakui kesalahan daripada mereka yang bersembunyi di balik hal negatif yang dilakukan, dan membiarkan orang lain atau rekan satu tim menanggungnya. Dan, jangan lupa untuk belajar dari pengalaman melakukan kesalahan tersebut.

Sumber : inspirasisehat.com

Thursday, September 22, 2011

Ciptakan pengembangan ide-ide


Dengan berhasilnya para karyawan bekas anak buah menjadi pengusaha merupakan bukti, bahwa kita sebagai mantan bosnya adalah pemimpin atau pengusaha yang berhasil menghasilkan pengusaha baru. Bagi saya itu kebanggaan tak ternilai dalam hidup.
be well,
Dwika


Gaya Memimpin seorang Entrepreneur

purdiechandra.net
Dalam mengembangkan usaha, kita harus lihai menempatkan posisi kita sebagai pemimpin sebuah usaha. Kata kunci yang terpenting yang harus dikembangkan adalah bagaimana menjadi pemimpin yang bisa bersinergi, bisa bekerjasama dengan pihak lain. Pihak lain itu bisa mitra bisnis-bisnis maupun bawahan. Jika sebagai usaha dan pemimpin kita bisa menjadi sinergi dan kerjasama, maka bisnis kita akan lebih maju dan berkembang.
Memang dengan menempatkan karyawan atau mitra bisnis sebagaibagian dari sinergi bisnis kita secara egaliter, maka konsep dan maju mundurnya usaha yang kita bangun bisa lebih dikembangkan dengan sinergi pikiran yang lebih brilian. Untuk itu, jelas dibutuhkan peran para manajer yang berjiwa entrepreneur.
Manajer berjiwa entrepreneur? Benar, yakni mereka yang suka tantangan dan selalu berfikir kreatif dan mau bekerja serta berfikir keras menciptakan pengembangan ide-ide bisnis baru. Meskipun kondisi perusahaan sudah pada posisi optimum, tapi dengan adanya manajer-manajer yang berjiwa entrepreneur bukan sekedar bersikap yesman pada atasan maka kondisi perusahaan tak bisa dijaga kestabilan kondisinya.
Bukan satu hal yang mustahil, justru di masa depan para manajer itu mampu mengembangkan bisnis sendiri dan akan menjadi pesaing usaha kita. Buat saya itu no problemndak masalah. Justru dengan berhasilnya para karyawan bekas anak buah menjadi pengusaha merupakan bukti, bahwa kita sebagai mantan bosnya adalah pemimpin atau pengusaha yang berhasil menghasilkan pengusaha baru. Bagi saya itu kebanggaan tak ternilai dalam hidup.

Sunday, September 18, 2011

Menyenangkan hati pelanggan

Ucapkan tiga kata yang sederhana: membungkuk, menyalami dengan hangat dan tersenyum; serta ucapkan "selamat pagi/siang/malam", "terima kasih" dan "selamat jalan". 
be well,
Dwika



Lakukan tiga hal dan ucapkan tiga kata ...

by: Jim Mintarja
Sangat mudah menyenangkan hati pelanggan. Cukup lakukan tiga hal yang mudah dan ucapkan tiga kata yang sederhana: membungkuk/mengangguk, menyalami dengan hangat dan tersenyum; serta ucapkan "selamat pagi/siang/malam", "terima kasih" dan "selamat jalan". Kesaktiannya semakin ampuh jika yang melakukannya semakin tinggi kedudukannya. Jangan hanya delegasikan tugas maha penting ini kepada doorman (penjaga pintu). Senangkan hati pelanggan Anda, maka pelanggan juga akan menyenangkan Anda dengan kembali lagi ke Anda, membeli lagi dari Anda.

Pelanggan lebih penting

Pelanggan lebih penting daripada angka penjualan. Jangan inginkan menjual banyak kepada mereka yang melebihi kebutuhan mereka, karena akan menyesal telah membuang-buang uang, atau membiarkan mereka membeli berlebihan.
be well,
Dwika




Look out your customer (Jaga pelanggan Anda)

by:jim mintarja
Hanya dengan mengutamakan kepentingan pelanggan, kita bisa membina hubungan baik dengan mereka... yang berarti mengembangkan bisnis kita. Pelanggan lebih penting daripada angka penjualan. Jangan inginkan menjual banyak kepada mereka yang melebihi kebutuhan mereka, karena jika itu yang terjadi, mereka akan menyesal telah membuang-buang uang, dan... akan menyesalkan kita yang seperti "membodohi" mereka, atau membiarkan mereka berlaku bodoh membeli berlebihan. Barang yang berlebihan di tempat pelanggan (tak laku, banyak sisa, menjadi rusak, dll)... yang tentu saja akan disesalinya... menciptakan gambaran yang buruk mengenai barang kita di benak pelanggan.
Berikan saran kepada mereka untuk membeli secukupnya, dan jika mereka membutuhkannya lagi, silakan hubungi kita. Pelanggan akan sangat berterima kasih jika kita menghargai uang mereka, kita mementingkan mereka... bukan mementingkan kita.

Menghadapi dengan cerdas

Anda tidak bisa menghindari resiko, tapi Anda bisa menghadapinya dengan cerdas. Anda bisa mengurangi resiko.
be well,
Dwika


Memulai bisnis dengan resiko rendah

by:.jim mintarja
Berolahraga ada resiko? Perjalanan ke kantor ada resiko? Hal-hal yang sudah biasa kita lakukan pun masih bisa membawa resiko, apalagi yang belum kita kuasai. Demikianpun dalam berbisnis. Anda tidak bisa menghindari resiko, tapi Anda bisa menghadapinya dengan cerdas. Anda bisa mengurangi resiko memulai bisnis dengan cara :
  • Mulai dengan bisnis yang bisa dijalankan secara part-time
  • Ajak rekan/bawahan yang bekerja dalam tim Anda selama ini
  • Dapatkan dukungan dari supplier dan pelanggan-pelanggan kunci
  • Gunakan modal seminimal mungkin (minta DP dari pembeli, batasi keperluan, berhemat, banding2-kan harga sebelum membeli)
  • Jalankan usaha dari rumah
  • Bermitra dengan perusahaan atau orang lain
  • Beli franchise (pilih yang terbukti keberhasilannya)

Jalan kesuksesan

"Bila Anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalan kesuksesan"
be well,
Dwika






Ada Tetesan Setelah Tetesan Terakhir



Pasar malam dibuka di sebuah kota. Penduduk menyambutnya dengan gembira. Berbagai macam permainan, stand makanan dan pertunjukan diadakan. Salah satu yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat. Begitu banyak orang setiap malam menyaksikan unjuk kekuatan otot manusia kuat ini.
Manusia kuat ini mampu melengkungkan baja tebal hanya dengan tangan telanjang. Tinjunya dapat menghancurkan batu bata tebal hingga berkeping-keping. Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco. Namun setiap kali menutup pertunjukkannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras jeruk tersebut hingga ke tetes terakhir. ‘Hingga tetes terakhir', pikirnya.
Manusia kuat lalu menantang para penonton : "Hadiah yang besar kami sediakan kepada barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini!"
Kemudian naiklah seorang lelaki, seorang yang atletis, ke atas panggung. Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras... dan menekan sisa jeruk... tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria kuat lainnya turut mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Manusia kuat itu tersenyum-senyum sambil berkata : "Aku berikan satu kesempatan terakhir, siapa yang mau mencoba?"
Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba. "Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung." Walau dibayangi kegelian di hatinya, manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu. Pria kuat lainnya saja gagal meneteskan setetes air dari potongan jeruk itu apalagi ibu kurus tua ini. Itulah yang ada di pikiran penonton.
Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya. Lalu wanita itu mencoba memegang sisa jeruk itu dengan penuh konsentrasi. Ia memegang sebelah pinggirnya, mengarahkan ampas jeruk ke arah tengah, demikian terus ia ulangi dengan sisi jeruk yang lain. Ia terus menekan serta memijit jeruk itu, hingga akhirnya memeras... dan "ting!" setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh di atas meja panggung. Penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.
Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya, "Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukkan semacam ini ratusan kali. Dan, banyak orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya Anda satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu. Boleh aku tahu, bagaimana Anda bisa melakukan hal itu?"
"Begini," jawab wanita itu, "Aku adalah seorang janda yang ditinggal mati suamiku. Aku harus bekerja keras untuk mencari nafkah bagi hidup kelima anakku. Jika engkau memiliki tanggungan beban seperti itu, engkau akan mengetahui bahwa selalu ada tetesan air walau itu di padang gurun sekalipun. Engkau juga akan mengetahui jalan untuk menemukan tetesan itu. Jika hanya memeras setetes air jeruk dari ampas yang engkau buat, bukanlah hal yang sulit bagiku".
Selalu ada tetesan setelah tetesan terakhir. Aku telah ratusan kali mengalami jalan buntu untuk semua masalah serta kebutuhan yang keluargaku perlukan. Namun hingga saat ini aku selalu menerima tetes berkat untuk hidup keluargaku. Aku percaya Tuhanku hidup dan aku percaya tetesan berkat-Nya tidak pernah kering, walau mata jasmaniku melihat semuanya telah kering. Aku punya alasan untuk menerima jalan keluar dari masalahku. Saat aku mencari, aku menerimanya karena ada pribadi yang mengasihiku.
"Bila Anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalannya", demikian kata seorang bijak. Seringkali kita tak kuat melakukan sesuatu karena tak memiliki alasan yang cukup kuat untuk menerima hal tersebut.
(Sumber : Bits & Pieces, The Economics Press)

Jim Mintarja

Menyenangkan mereka

Mulailah mengatakannya kepada seseorang atau teman Anda. Dengan menyenangkan mereka, pasti mereka akan membalas juga dengan menyenangkan Anda. Atau, setidak-tidaknya Anda menjadi seseorang dengan pribadi yang sangat menyenangkan!.
be well,
Dwika




Why Not ?!



Dari begitu banyak kisah pemasaran yang menarik, pengalaman berikut yang dialami oleh Jim Dornan pada sebuah hotel di Yunani adalah salah satu terbaik yang saya pernah baca. Sangat menyentuh hati... Jika Anda bisa memahami dan  menirunya, percayalah... Anda akan menjadi pribadi yang sangat menarik! Dan jika Anda seorang pemilik, pemimpin atau manajer perusahaan, perusahaan Anda akan memiliki pelanggan loyal. Orang sekaliber Jim Dornan pun mengakuinya.(Jim Mintarja)
Sebagai pendiri Network TwentyOne yang sudah tersebar di puluhan negara, sebuah perusahaan yang menyelenggarakan pelatihan motivasi, kepemimpinan dan jaringan pemasaran produk, Jim Dornan selalu melakukan perjalanan bisnis keliling dunia. Suatu waktu ia melakukan perjalanan panjang yang istimewa, karena ditemani oleh David, puteranya. Dari kota mereka di Atlanta, mereka terbang menuju Barat Amerika Serikat, lalu melewati lautan Pasifik menuju Korea. Dari sana mereka menuju Eropa, dilanjutkan ke Afrika Selatan, dan kembali ke Atlanta. Kunjungan di Korea memberikan pengalaman hidup yang menarik bagi David. Coba bayangkan! Di dalam kamar hotelnya tersedia komputer, tetapi tidak ada tempat tidur, hanya ada kasur! David belajar, setiap bangsa memang memiliki budaya dan ciri khas.
Dalam perjalanan dari Korea ke Thessaloniki-Yunani, mereka singgah sebentar di Singapura dan Munich-Jerman. Saat menunggu keberangkatan di bandara Munich, Jim mengatakan kepada David ia ingin menunggu di ruang tunggu khusus untuk penumpang kelas satu. Di sana ia ingin menikmati kopi sambil menunggu pengumuman keberangkatan pesawat ke Yunani. Ia sudah sering sekali masuk ke ruang tunggu khusus penumpang kelas satu penerbangan Lufthansa di bandara ini. Jim menunjukkan tiket penerbangannya, dan langsung memasuki ruang tunggu tersebut. Tetapi, pegawai wanita yang menjaga di pintu masuk berkata, "Maaf Pak, Anda tidak boleh masuk. Ruangan ini hanya untuk penumpang kelas satu". Langkah Jim tertahan, "Saya tahu, dan bahkan saya juga sudah booking untuk kelas satu".
Pegawai itu mencek tiket Jim. Setelah itu ia mengatakan, sisa perjalanannya menuju Yunani yang hanya satu jam itu adalah kelas bisnis, bukan kelas satu. Jim menjelaskan, "Ya, saya tahu. Pada sisa perjalanan dari Munich ke Yunani, memang Lufthansa hanya menyediakan kelas bisnis dan ekonomi saja. Untuk perjalanan rute lainnya ke seluruh dunia, tiket Lufthansa saya adalah untuk kelas satu. Harganya pun mencapai 20 ribu dolar".  Wajarnya, sekedar satu cangkir kopi di ruang tunggu untuk penumpang kelas satu patut diberikan kepada seorang penumpang yang memegang tiket semacam itu. Tetapi petugas ini tetap bersikukuh, "Anda tidak diperkenankan masuk. Silakan turun saja, kemudian naik eskalator menuju ruang tunggu untuk penumpang kelas bisnis."
Wanita ini menguasai peraturan, dan merasa sudah benar dengan berpegang teguh pada aturan itu. Tapi... ia tidak punya keluwesan sama sekali. Begitu kakunya ia pada peraturan, sehingga untuk hal kecil seperti kasus Jim ia tidak bisa bertindak fleksibel. Bagi pegawai ini, peraturan perusahaan adalah jauh lebih penting daripada pelayanan kepada pelanggan. Ia berpikir dan bekerja hanya dengan konsep yang sempit, yaitu melakukan pekerjaan dengan benar, bukan melakukan pekerjaan yang benar. Akibatnya ia tidak mampu memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan. Pegawai semacam ini jelas merupakan hasil dari suatu sistim pelatihan karyawan yang dirancang kurang baik. Dan hari itu, Jim bertemu dengan seorang "korban" dari sistim seperti itu.
Atas kejadian ini Jim mengatakan, "Menghadapi orang seperti ini saya tidak bisa memaksa. Akhirnya saya membeli kopi di luar, tetapi saya mencatat kejadian tersebut dalam hati".
Kunjungan Jim ke Yunani adalah untuk memberikan seminar di Thessaloniki, sebuah kota yang terletak di tepi pantai. Karena ingin menyesuaikan diri dengan perubahan jam, Jim dan David datang lebih awal beberapa hari. Mereka direkomendasikan menginap di sebuah hotel kecil yang terletak di pinggir lautan.
Ketika mereka check-in di hotel kecil itu, hari sudah sore, dan restoran di hotel itu resminya tutup di sore hari. Tetapi, manajer hotelnya bertanya, "Sore ini Anda mau makan apa?"
"Apa yang dapat kami makan?", mereka balik bertanya.
"Apa saja yang Anda mau, nanti kami sediakan", jawabnya.
"Betul?", tanya Jim lagi.
"Betul", jawabnya, "Mengapa tidak?"
Ini merupakan pelayanan awal yang baik, yang kemudian disusul dengan layanan-layanan lainnya. Mereka ditawari apakah ingin dipijat. Manajer hotel menawarkan pelayanan pijat di ruang tingkat atas yang menghadap ke lautan. Mereka juga ditawari kalau memerlukan supir, kalau mereka ingin jalan-jalan, atau menu makanan khusus. Disini, segalanya selalu mungkin!
Malam itu, Jim dan David makan malam lebih awal. Mereka memilih sebuah restoran yang menyajikan makanan Italia. Makanannya lezat sekali, pelayanannya luar biasa, dan keindahan pemandangannya sulit diungkapkan dengan kata-kata. Mereka sangat menikmati makan malam itu, apalagi setelah perjalanan yang panjang. Menurut Jim, tempat ini menawarkan banyak sekali keindahan dan kemungkinan. Setiap mereka bertanya, "Sungguh?", atau "Yang benar?", jawaban yang diperoleh selalu, "Mengapa tidak?".
Setelah makan, mereka kembali ke hotel. Di malam hari, Jim keluar menuju balkon kamar yang menghadap pantai. Ia melihat sinar lampu, dan mencoba melongok dari pinggiran balkon untuk melihat apa yang ada dibawah sinar itu. Ternyata... ia menyaksikan sebuah pemandangan yang menakjubkan!
Disana... tepat di pinggiran laut tampak sebuah meja yang disediakan untuk dua orang. Diatas meja bertaplak putih bersih itu terdapat lilin-lilin dan seperangkat peralatan makan dari porselin dan kristal. Seorang pelayan yang berpakaian tuksedo dan mengenakan sarung tangan putih sedang melayani pasangan yang duduk di pantai Mediterania itu. Empat buah tempat lilin yang masing-masing memuat 20 buah lilin dipasang mengeliling meja. Dan... ada sebuah piano! Dua kaki piano terendam air laut, dan dua lainnya diatas pasir. Seorang pria sedang memainkan piano itu, mengiringi makan malam pasangan tersebut dengan alunan musik yang romantis. Menurut Jim, itulah pertama kalinya ia menyaksikan suatu adegan yang hanya bisa dijumpai di film-film saja. Pemandangan yang sungguh mengesankan!
Keesokan paginya Jim sengaja menemui manajer hotel, untuk menanyakan hal yang dilihatnya semalam. Pasangan itu adalah tamu dari Spanyol yang merayakan ulang tahun perkawinan. Mereka sudah memesan untuk dibuatkan makan malam yang romantis di pantai. Sang manajer dengan senang hati memenuhi permintaan mereka.
Jim bertanya lagi, Tapi... bagaimana Anda membawa piano ke pantai melalui bukit?"
Dia menjelaskan, "Kami membawanya dari lobby".  
Karena jarak dari lobby ke lokasi semalam cukup jauh, ia berkata, "Anda serius?"
Manajer itu memandang Jim dengan senyuman tersungging di bibirnya dan berkata,                
"Mengapa tidak?"... "Saya harus membahagiakan tamu-tamu saya".
Betapa bedanya sikap manajer ini dengan pegawai Lufthansa di bandara Munich itu! Menurut Jim Dornan, sampai sekarang ia masih sering teringat sang manajer dan hotel yang dikelolanya. Falsafah bisnisnya benar-benar luar biasa! Cara ia mengelola hotelnya juga luar biasa! Sungguh pribadi yang sangat menyenangkan!
Sahabat, senangkah Anda berhadapan dengan orang yang mengatakan, "Pokoknya peraturan adalah peraturan!"? Sebagai seorang konsumen atau pelanggan, senangkah Anda jika permintaan Anda yang masuk akal tetap ditolak? Sebagai seorang pemilik, pemimpin atau manajer, senangkah Anda dengan sikap karyawan Anda yang dengan kaku menegakkan peraturan perusahaan, sekalipun itu bisa menyakiti pelanggan penting Anda?
Sahabat, senangkah Anda mendengar "Ya, mengapa tidak?" dari seseorang atau teman Anda? Senangkah Anda berada diantara orang-orang dan teman-teman yang senang mengatakan, "Ya, mengapa tidak?". Jika ya... mulailah mengatakannya kepada seseorang atau teman Anda. Dengan menyenangkan mereka, pasti mereka akan membalas juga dengan menyenangkan Anda. Atau, setidak-tidaknya Anda menjadi seseorang dengan pribadi yang sangat menyenangkan! Why not?!
Diinspirasi dan dikisahkan kembali dari ‘Piano di Tepi Pantai'. Salah satu kisah dari buku berjudul sama yang ditulis oleh Jim Dornan, pendiri Network TwentyOne.
by: Jim Mintarja

Raihlah prestasi & hadapi tantangan

Lakukanlah yang terbaik utk membahagiakan ayah & ibu kita. Banyak cara yg bisa kita lakukan utk ayah & ibu, dengan mengisi hari-hari mereka dengan kebahagiaan. Sisihkan lebih banyak waktu untuk mereka. Raihlah prestasi & hadapi tantangan seberat apapun, melalui cara-cara yang jujur utk membuat mereka bangga dengan kita.
be well,
Dwika



Lakukan yang Terbaik



Kisah berikut ini sangat menyentuh perasaan, dikutip dari buku "Gifts From The Heart for Women" karangan Karen Kingsbury. Kisahnya sebagai berikut...
Bahkan Seorang Anak Berusia 7 Tahun Melakukan Yang Terbaik Untuk...
Di sebuah kota di California, tinggal seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun yang bernama Luke. Luke gemar bermain bisbol. Ia bermain pada sebuah tim bisbol di kotanya yang bernama Little League. Luke bukanlah seorang pemain yang hebat. Pada setiap pertandingan, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di kursi pemain cadangan. Akan tetapi, ibunya selalu hadir di setiap pertandingan untuk bersorak dan memberikan semangat saat Luke dapat memukul bola maupun tidak.
Kehidupan Sherri Collins, ibu Luke, sangat tidak mudah. Ia menikah dengan kekasih hatinya saat masih kuliah. Kehidupan mereka berdua setelah pernikahan berjalan seperti cerita dalam buku-buku roman. Namun, keadaan itu hanya berlangsung sampai pada musim dingin saat Luke berusia tiga tahun. Pada musim dingin, di jalan yang berlapis es, suami Sherri meninggal karena mobil yang ditumpanginya bertabrakan dengan mobil yang datang dari arah berlawanan. Saat itu, ia dalam perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktu yang biasa dilakukannya pada malam hari.
"Aku tidak akan menikah lagi," kata Sherri kepada ibunya. "Tidak ada yang dapat mencintaiku seperti dia". "Kau tidak perlu menyakinkanku," sahut ibunya sambil tersenyum. Ia adalah seorang janda dan selalu memberikan nasihat yang dapat membuat Sherri merasa nyaman. "Dalam hidup ini, ada seseorang yang hanya memiliki satu orang saja yang sangat istimewa bagi dirinya dan tidak ingin terpisahkan untuk selama-lamanya. Namun jika salah satu dari mereka pergi, akan lebih baik bagi yang ditinggalkan untuk tetap sendiri daripada ia memaksakan mencari  penggantinya."
Sherri sangat bersyukur bahwa ia tidak sendirian. Ibunya pindah untuk tinggal bersamanya. Bersama-sama, mereka berdua merawat Luke. Apapun masalah yg dihadapi anaknya, Sherri selalu memberikan dukungan sehingga Luke akan selalu bersikap optimis. Setelah Luke kehilangan seorang ayah, ibunya juga selalu berusaha menjadi seorang ayah bagi Luke. Pertandingan demi pertandingan, minggu demi minggu, Sherri selalu datang dan bersorak-sorai untuk memberikan dukungan kepada Luke, meskipun ia hanya bermain beberapa menit saja.
Suatu hari, Luke datang ke pertandingan seorang diri. "Pelatih", panggilnya. "Bisakah aku bermain dalam pertandingan ini sekarang? Ini sangat penting bagiku. Aku mohon..?"
Pelatih mempertimbangkan keinginan Luke. Luke masih kurang dapat bekerja sama antar pemain. Namun dalam pertandingan sebelumnya, Luke berhasil memukul bola dan mengayunkan tongkatnya searah dengan arah datangnya bola. Pelatih kagum tentang kesabaran dan sportivitas Luke, dan Luke tampak berlatih extra keras dalam beberapa hari ini.
"Tentu," jawabnya sambil mengangkat bahu, kemudian ditariknya topi merah Luke. "Kamu dapat bermain hari ini. Sekarang, lakukan pemanasan dahulu." Hati Luke bergetar saat ia diperbolehkan untuk bermain.
Sore itu, ia bermain dengan sepenuh hatinya. Ia berhasil  melakukan home run dan mencetak dua single. Ia pun berhasil menangkap bola yang sedang melayang sehingga membuat timnya berhasil memenangkan pertandingan. Tentu saja pelatih sangat kagum melihatnya. Ia belum pernah melihat Luke bermain sebaik itu.
Setelah  pertandingan, pelatih menarik Luke ke pinggir lapangan. "Pertandingan yang sangat mengagumkan," katanya kepada Luke. "Aku tidak pernah melihatmu bermain sebaik sekarang ini sebelumnya. Apa yang membuatmu jadi begini?" Luke tersenyum dan pelatih melihat kedua mata anak itu mulai penuh oleh air mata kebahagiaan. Luke menangis tersedu-sedu. Sambil sesunggukan, ia berkata "Pelatih, ayahku sudah lama sekali meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Ibuku sangat sedih. Ia buta dan tidak dapat berjalan dengan baik, akibat kecelakaan itu. Minggu lalu, ...Ibuku meninggal." Luke kembali menangis. Kemudian Luke menghapus air matanya, dan melanjutkan ceritanya dengan terbata-bata "Hari ini, ...hari  ini adalah pertama kalinya kedua orangtuaku dari surga datang pada pertandingan ini untuk bersama-sama melihatku bermain. Dan aku tentu saja tidak akan mengecewakan mereka..."
Luke kembali menangis terisak-isak. Sang pelatih sadar bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat, dengan mengizinkan Luke bermain sebagai pemain utama hari ini. Sang pelatih yang berkepribadian sekuat baja, tertegun beberapa saat. Ia tidak mampu mengucapkan sepatah katapun untuk menenangkan Luke yang masih menangis. Tiba-tiba, baja itu meleleh. Sang pelatih tidak mampu menahan perasaannya sendiri, air mata mengalir dari kedua matanya, bukan sebagai seorang pelatih, tetapi sebagai seorang anak... Sang pelatih sangat tergugah dengan cerita Luke, ia sadar bahwa dalam hal ini, ia belajar banyak dari Luke. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan orang tuanya, walaupun ayah dan ibunya sudah pergi selamanya... Luke baru saja kehilangan seorang Ibu yang begitu mencintainya...
Sang pelatih sadar, bahwa ia beruntung ayah dan ibunya masih ada. Mulai saat itu, ia berusaha melakukan yang terbaik untuk kedua orangtuanya, membahagiakan mereka, membagikan lebih banyak cinta dan kasih untuk mereka. Dia menyadari bahwa waktu sangat berharga, atau ia akan menyesal seumur hidupnya...
Hikmah yang dapat kita renungkan dari kisah Luke yang HANYA berusia 7 TAHUN : Mulai detik ini, lakukanlah yang terbaik utk membahagiakan ayah & ibu kita. Banyak cara yg bisa kita lakukan utk ayah & ibu, dengan mengisi hari-hari mereka dengan kebahagiaan. Sisihkan lebih banyak waktu untuk mereka. Raihlah prestasi & hadapi tantangan seberat apapun, melalui cara-cara yang jujur utk membuat mereka bangga dengan kita. Bukannya melakukan perbuatan-perbuatan tak terpuji, yang membuat mereka malu.
Kepedulian kita pada mereka adalah salah satu kebahagiaan mereka yang terbesar. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk membahagiakan ayah dan ibunya.
Bagaimana dengan Anda?  Berapakah usia Anda saat ini? Apakah Anda masih memiliki kesempatan tersebut? Atau kesempatan itu sudah hilang untuk selamanya...?
 Jim Mintarja

PENGALAMAN MEREKA

Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri.
be well,
Dwika



Tersenyumlah dengan Hati-mu



(Kisah di bawah ini adalah kisah yang didapatkan dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana . Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.)
Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas.
Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah. Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus.
Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong. Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian. Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali. Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu. Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri dibelakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya.
Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter. Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.
Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari  tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.  Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.
Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua." Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya."  Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian." Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.
Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! "  Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.
Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami. Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami." Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum.
Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya.
Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!
Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" Dengan senang hati saya mengiyakan.
Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.
Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya .  "Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."
Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan satu pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."
Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!
Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati Anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat Anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai Anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!
Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu. Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.
Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri.
(Terima kasih kepada ibu Gerda Wulandari yang telah mengirimkan artikel ini, sehingga bisa di-sharing-kan kepada pengunjung website ini. Jim Mintarja)
by: Jim Mintarja

Prioritas tinggi

Prioritas tinggi dalam hidup Anda adalah anak-anak, suami/istri, orang-orang yang disayangi, persahabatan, kesehatan, mimpi-mimpi. Ingatlah untuk selalu meletakkan prioritas tinggi tersebut sebagai yg pertama atau Anda tidak akan pernah punya waktu untuk memperhatikannya.
be well,
Dwika





Kerikil Dalam Toples



Suatu hari, seorang ahli "Manajemen Waktu" berbicara didepan sekelompok mahasiswa bisnis, dan ia memakai ilustrasi yg tidak akan dengan mudah dilupakan para siswanya. Dia mengeluarkan toples berukuran satu galon yang bermulut cukup lebar, dan meletakkannya diatas meja. Lalu ia juga mengeluarkan sekira selusin batu berukuran segenggam tangan, dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu kedalam toples.
Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagiyang muat untuk masuk ke dalamnya, dia bertanya, "Apakah toples ini sudah penuh?" Semua siswanya serentak menjawab, "Sudah."
Kemudian dia berkata, "Benarkah?" Dia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit mengguncang- guncangkannya, sehingga kerikil itu mendapat tempat diantara celah-celah batu-batu itu. Lalu ia bertanya kepada siswanya sekali lagi, "Apakah toples ini sudah penuh?" Kali ini para siswanya hanya tertegun, "Mungkin belum", salah satu dari siswanya menjawab.
"Bagus!", jawabnya. Kembali dia meraih kebawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir. Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong diantara kerikil dan bebatuan. Sekali lagi dia bertanya, "Apakah toples ini sudah penuh?" "Belum!" serentak para siswanya menjawab. Sekali lagi dia berkata, "Bagus!"
Lalu ia mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam toples, sampai toples itu terisi penuh hingga ke ujung atas. Lalu si ahli Manajemen Waktu ini memandang kepada para siswanya dan bertanya "Apakah maksud dari ilustrasi ini?" Seorang siswanya yang antusias langsung menjawab, "Maksudnya, betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha kamu masih dapat menyisipkan jadwal lain kedalamnya"
"Bukan", jawab si ahli, "Bukan itu maksudnya".
Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan kita bahwa: Kalau kamu tidak meletakkan batu besar itu sebagai yg pertama, kamu tidak akan pernah bisa memasukkannya ke dalam toples sama sekali.
Apakah batu-batu besar dalam hidupmu? Mungkin anak-anakmu, suami/istrimu, orang-orang yang kamu sayangi, persahabatanmu, kesehatanmu, mimpi-mimpimu. Hal-hal yg kamu anggap paling berharga dalam hidupmu. Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar tersebut sebagai yg pertama atau kamu tidak akan pernah punya waktu untuk memperhatikannya.
Jika kamu mendahulukan hal-hal kecil (kerikil dan pasir) dalam waktumu maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal kecil, kamu tidak akan punya waktu berharga yg kamu butuhkan untuk melakukan hal-hal besar dan penting (batu-batu besar) dalam hidup.
Pengarang: unknown

Meraih kehidupan impian Anda

Makin cepat Anda mulai membuat, akan semakin cepat Anda menikmati hasilnya dan meraih kehidupan impian Anda. Salah satu penyebab utama kegagalan adalah kebiasaan menunda. Mulailah sekarang!
be well,
Dwika





Tidak Ada Yang Kebetulan Dalam Hidup Ini



Survey membuktikan ...Pada tahun 1953 Yale University di AS melakukan survey pada mahasiswa2-nya yang lulus saat itu. Diantara mereka, hanya ada 3% yang telah mempunyai rencana dan sasaran tertulis mengenai pekerjaan dan penghasilan yang diinginkan, termasuk kehidupan yang diinginkan hingga 10-15 tahun mendatang. Sedangkan yang lain tidak punya rencana yang jelas. Tahun 1973, diadakan lagi survey pada kelompok ini. Ternyata ... kekayaan yang dimiliki oleh alumni yang 3% ini jika dijumlahkan lebih besar daripada total kekayaan alumni yang 97% sebanyak tiga kali lipat!
Pelajaran yang bisa diambil dari survey ini:
  • Sasaran dan rencana tertulis sangat penting;
  • Kebanyakan orang tidak mempunyai sasaran dan rencana tertulis untuk kehidupannya.
Membaca ini Anda mungkin mengatakan: "Ah... saya nggak perlu punya banyak uang dan harta, bukan itu yang terpenting, yang penting hidup bahagia! Uang tidak bisa beli kebahagiaan, tidak bisa beli tidur nyenyak, tidak bisa beli kesehatan, tidak bisa beli cinta kasih, tidak bisa beli ........ .......!" Anda benar! Saya yakin banyak orang yang akan mendukung nilai hidup Anda yang mulia, termasuk saya. Uang dan harta memang bukan yang terpenting, Anda boleh menempatkannya pada urutan yang kedua, ketiga ataupun kesepuluh.
Lalu, apa saja hal-hal yang Anda nilai penting dalam hidup ini?
Nasib Anda di tangan Anda sendiri
Berhubung impian dan nilai hidup setiap orang bisa berbeda-beda, maka "nasib" orang juga berbeda-beda. Jika Anda masih bekerja pada orang lain, dan Anda tidak mempunyai impian menjadi Direktur Utama, dan nilai hidup yang Anda anut adalah "tidak baik mempunyai ambisi besar", apakah mungkin Anda bisa meraih posisi itu??? Tanpa memiliki impian dan ambisi, Anda tidak akan pernah membuat rencana tentang bagaimana Anda memperoleh promosi ke jenjang makin tinggi, kapan Anda akan kursus bhs Inggris, bagaimana meningkatkan kemampuan leadership Anda, bagaimana memahami laporan keuangan, dsb. Anda kan tidak bisa menghadap pemilik perusahaan dan mengatakan "Boss, jika saya sudah diangkat jadi Dirut, saya akan mulai kursus tentang bagaimana menjadi seorang Dirut yang sukses."
Salah satu hukum tertua didunia adalah hukum "Sebab-Akibat". Anda menanam benih, Anda akan memanen hasilnya. Anda bertanggung jawab 100% atas kehidupan Anda, sukses ataupun gagal.
"Jika Anda tidak pernah menabung uang di bank, bagaimana Anda mau menarik uang dari ATM?"
Rencanakan Hidup Anda, tertulis!
Tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Semuanya harus direncanakan. Bahkan Allah pun membuat rencana, termasuk rencananya bagi kita, tetapi jika pikiran dan sikap kita tidak siap menerima kehendak dan rencanaNYA yang baik, kita tidak akan memperolehnya. Jika Anda tidak memiliki rencana hidup yang jelas, maka Anda akan menjalani hidup menurut rencana orang lain. Jika Anda tidak mempunyai rencana untuk perjalanan karir Anda, maka karir Anda akan ditentukan oleh atasan Anda, rekan kerja Anda, bahkan bawahan Anda.
Pikirkanlah apa yang Anda ingin capai pada karir atau bisnis Anda? Keuangan Anda? Hubungan Anda dengan istri/suami, anak, orangtua, famili, teman? Kesehatan dan Jasmani Anda? Kehidupan rohani? Kehidupan sosial? Pengembangan pengetahuan dan mental? Kemudian buatlah rencana mengenai apa yang harus dibuat dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan keinginan-keinginan Anda itu?
Mengapa harus tertulis?
Apakah ada perusahaan yang baik tidak mempunyai rencana tertulis mengenai sasaran dan rencana kerja mereka? Banyak profesional yang ahli dalam membuat rencana kerja untuk perusahaannya. Tetapi ketika ditanya apakah dia mempunyai rencana untuk kehidupan pribadinya ..., banyak yang tidak mampu menjawabnya.
Manfaat dari rencana kehidupan Anda yang tertulis antara lain :
  • Bisa merekam setiap impian dan keinginan Anda yang muncul; jika tidak tertulis, akan segera... lupa.
  • Sebagai pedoman untuk menjalani kehidupan Anda.
  • Mengetahui hal-hal yang telah dan yang belum Anda capai
  • Catatan keberhasilan2 yang telah Anda capai akan memotivasi Anda untuk mewujudkan impian2 lainnya.
Kapan dibuat dan siapa yang perlu membuatnya?
Salah satu penyebab utama kegagalan adalah kebiasaan menunda. Mulailah sekarang! Makin cepat Anda mulai membuatnya bukankah akan semakin cepat Anda menikmati hasilnya?!
Semakin dini Anda membuatnya ... semakin mudah Anda meraih kehidupan impian Anda. Jika Anda sudah pensiun atau 'lansia', Anda mungkin berpikir sudah tidak perlu memikirkan hal ini lagi. Justru dalam usia ini Anda perlu memikirkan hal-hal baik apa yang sudah Anda capai, dan hal-hal baik mana yang masih ingin Anda lakukan, baik untuk diri sendiri maupun bagi orang lain sebelum catatan "buku kehidupan" diakhiri.

Agar kehidupan ini menyenangkan, Anda harus selalu menumbuhkan impian,sasaran dan harapan baru. Dengan demikian perencanaan kehidupan merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup. Seandainya kita tahu hidup kita tinggal satu hari lagi, kenapa tidak menentukan hal terbaik yang masih bisa kita lakukan pada hari itu?!
Jika Anda berminat pada topik ini, silakan lihat "Success Life Action Plan" di menu PROGRAM
Bagikan artikel ini kepada kerabat dan teman-teman Anda

by: Jim Mintarja

Saturday, September 3, 2011

Hidup makmur sebagai pengusaha

Banyak pengusaha besar Indonesia pendidikan formalnya "payah", dan banyak orang-orang yang prestasi akademiknya hebat, menjadi karyawan mereka. 
be well,
Dwika




Jangan Pusingkan UN 



Hari-hari pada minggu lalu membuat banyak orang Indonesia menderita stress. Penyebabnya adalah UN (Ujian Nasional) untuk siswa-siswi SMA. Banyak murid dan orangtuanya yang stress. Demikian pun para guru dan kepala sekolah yang takut reputasi sekolahnya jatuh gara-gara UN. Tak sedikit sekolah yang mendatangkan "ahli BimBel" untuk drill siswa-siswi mereka supaya menjadi ahli mengerjakan soal-soal UN. Banyak orang pandai menjadi kehilangan kepercayaan diri hanya karena UN. Yang paling kasihan adalah para siswa-siswi itu sendiri, bersekolah yang seharusnya menyenangkan telah berubah menjadi beban yang memberatkan. Ujian yang seharusnya hanya merupakan tolok ukur seberapa jauh kemampuan menyerap pelajaran, seolah-olah telah berubah menjadi "monster" yang menentukan hidup-mati di masa depan.
Sukses ditentukan prestasi akademik?
Masih banyak yang beranggapan, jika seseorang memiliki prestasi menonjol dalam pelajaran, maka masa depannya terjamin. Orangtua pun menargetkan anak mereka harus masuk ranking tinggi. Bangganya luar biasa ketika anaknya bisa meraih "tiga terbaik". Bagaimana nasib murid yang menempati ranking 3 besar dari belakang?
Sahabat, apakah Anda mempunyai teman yang ketika bersekolah harus sering menyontek dari Anda, tetapi saat ini hidup makmur sebagai pengusaha (sedangkan teman lain yang selalu dipuja-puji oleh guru dan dibangga-banggakan oleh orangtuanya masih berstatus karyawan)?
Presiden terbesar dalam sejarah AS, Abraham Lincoln, hanya belajar di sekolah formal selama 18 bulan. Presiden wanita pertama RI, Megawati Sukarnoputri, tidak sampai lulus S1. Penemu terhebat dalam sejarah, pemilik paten terbanyak, Thomas Alfa Edison, adalah "drop out" Sekolah Dasar karena dinilai bodoh oleh guru-gurunya. Andrie Wongso, seorang pakar motivator Indonesia, hanya berpendidikan SD kelas 4.
Banyak pengusaha besar Indonesia pendidikan formalnya "payah", dan banyak orang-orang yang prestasi akademiknya hebat, menjadi karyawan mereka. Koq bisa begitu?
11 Jenis Kecerdasan Manusia
Howard Gardner dari Harvard Graduate School of Education memelopori penelitian bahwa manusia memiliki sedikitnya 8 jenis kecerdasan. Charles Handy dari Inggris dan Rex Li dari Hongkong menambahkannya.
  1. Kecerdasan Linguistik, kemampuan menggunakan kata-kata, baik lisan maupun    tulisan.
  2. Kecerdasan Logika-Matematika, kemampuan menggunakan angka-angka dan berpikir logis.
  3. Kecerdasan Kinestetik-Fisik,kemampuan koordinasi gerak dan penggunaan anggota tubuh.
  4. Kecerdasan Musikal, kemampuan mencipta dan mengekspresikan musik.
  5. Kecerdasan Visual-Spasial, kemampuan membayangkan dan menciptakan bentuk.
  6.  Kecerdasan Intrapersonal, kemampuan berkomunikasi, negosiasi, mempengaruhi orang-orang.
  7. Kecerdasan Interpersonal, kemampuan menyadari keadaan diri sendiri (kekuatan dan kelemahan)
  8. Kecerdasan Entrepreneurial, kemampuan melihat dan memanfaatkan peluang bisnis.
  9. Kecerdasan Intuitif, kemampuan menilai orang, merasakan benar-salah.
  10. Kecerdasan Konseptual, kemampuan menemukan ide, konsep.
  11. Kecerdasan Naturalis, kemampuan yang berhubungan dengan lingkungan, fauna dan flora.
Setiap profesi memerlukan kecerdasan berbeda.
Sekolah di Indonesia terlalu "mendewakan" bidang eksakta. Bahkan ada sekolah yang mempunyai kelas khusus untuk siswa-siswi yang nilai eksaktanya hebat. J.K.Rowling, mantan sekretaris dan pernah mengajar bahasa Inggris di Porto (Portugal) pastilah bukan jagoan ilmu eksakta. Tetapi dengan buku "Harry Porter"nya yang telah terjual 400 copy, pada tahun 2008 telah berhasil mengumpulkan kekayaan US$ 800 juta. Dengan kemampuan berkomunikasi yang piawai, Oprah Winfrey menjadi salah satu pembawa acara terkemuka di AS, dan telah menjadi miliarder dengan kekayaan US$ 1,3 miliar. Pemain sepakbola Christiano Ronaldo digaji Real Madrid sekitar Rp 3 miliar per minggu. Jika seorang fresh graduate perguruan tinggi di Indonesia dengan IPK 3,5 mendapat gaji Rp 5 juta/bulan, maka ia memerlukan waktu kerja 50 tahun untuk menyamai gaji C.Ronaldo per minggu! Pemain sepakbola Indonesia sudah ada yang memperoleh gaji Rp 1 miliar per tahun. Martini, penduduk Kulon-progo, Yogyakarta, adalah pengusaha barang kerajinan dari bahan enceng gondok, yang meraih penghargaan UKM ke-3 terbaik dari Dji Sam Soe Award. Mempekerjakan 70 perajin dan sub-kontrak 600 perajin. Ia terpaksa berhenti dari pendidikan SPG karena masalah biaya, dan pernah beberapa tahun menjadi PRT di Padang dan Lampung.
Siapa yang memerlukan ijazah?
Orang-orang yang sekolahnya "pinter" cenderung bekerja pada orang lain. Sedangkan yang sekolahnya "bodoh", tahu diri tidak berani melamar kerja di perusahaan besar, tetapi "terpaksa" membangun usaha sendiri. Kalau mau jadi karyawan memang penting memiliki ijazah dengan angka tinggi. Tapi jika mau jadi pekerja mandiri atau pengusaha , tidak diperlukan ijazah, yang diperlukan adalah keinginan dan tekad. Untuk apa pusing dengan UN?!

"Instead of a national curriculum for education,
what is really needed is an individual curriculum for every child"
Charles Handy
Pakar manajemen, penulis buku, pengajar, rekan pendiri London Business School

Salam Brilian!
Jim Mintarja

Chapter dimulai

Kegagalan adalah akhir dari suatu chapter yang baru. Chapter yang akan dimulai adalah dimana seseorang bisa belajar dari kegagalan dan menjadikannya sebagai anak tangga menuju kesuksesan.
be well,
Dwika





Kunci Sukses Sandiaga Uno

Sandiaga Uno yang mendapat penghargaan dari panitia The Indonesian Corporate Counsel Association (ICCA) menceritakan bahwa dirinya menjadi pengusaha setelah krisis 1997-1998. Tabungannya yang merupakan investasi saham ikut ludes karena ambruknya bursa saham.Pria lulusan Wichita State University, Amerika Serikat, ini kemudian kembali ke Indonesia.
Pergulatan batin dalam keterpurukan membuat Sandi berkeyakinan, menjadi karyawan membuat ia sulit memiliki kemandirian secara finansial. Pemikiran itu melandasi langkahnya untuk ”banting setir” dan menapaki dunia bisnis. ”Sebagai karyawan perusahaan, banyak hal dapat terjadi di luar kontrol kita. Apabila keadaan ekonomi memburuk, ada kemungkinan kita di-PHK (pemutusan hubungan kerja) meskipun kita memiliki prestasi di perusahaan itu,” tutur bungsu dari dua bersaudara itu.
Berikut wawancara Sandiaga Uno dengan Yahoo.com

Ditemui Yahoo! Indonesia di kantornya di Jakarta Selatan, Sandiaga mengaku sempat mendapatkan cobaan yang membuatnya berpikir untuk menyerah.
T: Apa kesibukan Anda sekarang?
J: Aku fokus di Kadin, tapi tahun ini lebih banyak ke pengembangan bisnis. Banyak waktuku habis di Saratoga tapi di Recapital juga masih menduduki jabatan. Juga sebagai komisaris di beberapa anak usaha, ikut membantu tapi nggak day to day, hanya big picture dan strategy, dan memantau sebagai pemegang saham.
T: Anda kan terpilih sebagai salah satu orang terkaya dan termuda di Indonesia versi majalah Forbes, bagaimana sih kisah suksesnya?
J: Memulai usaha itu, hampir semua orang termasuk saya tak pernah terpikir bahwa 10 atau 14 tahun ke depan akan mencapai pencapaian seperti ini. Bagi saya bisnis itu adalah survival mode. Betul-betul terpaksa karena di-PHK. Ada krisis tahun 1997-1998 yang memaksa banyak perusahaan melakukan PHK dan saya salah satunya. Tapi itu ternyata membuka satu peluang di tengah-tengah krisis tersebut. Kalau dilihat potretnya sekarang memang sukses tapi ketika dilihat sejarahnya, banyak jatuh bangun. Ini yang saya alami, kesulitan membangun usaha sangat terasa dalam tahun-tahun pertama sampai tiga tahun pertama.
T: Apa perubahan yang terbesar dari karyawan menjadi pengusaha?
J: Sebagai pengusaha, kita harus mengubah paradigma dari seorang karyawan yang biasanya– walaupun memberi yang terbaik– pada akhir bulan sudah dijamin dengan segala tunjangan dan gaji yang bakal ada di rekening koran. Itu membentuk sifat karyawan yang tidak suka mengambil risiko. Seorang pengusaha jatuh bangun karena bisnis penuh risiko. Kami melihat bagaimana tanggung jawab membesarkan perusahaan dan menciptakan lapangan kerja itu tidak mudah.
Pada tahun-tahun pertama itu –Recapital maupun Saratoga– saya mengalami susahnya menjalin usaha. Sulitnya mendapatkan kepercayaan dari klien dan investor. Ada suatu periode yang cukup lama, enam bulan kami sama sekali tidak mendapat order. Sampai terpikir apakah benar langkah kami menjadi pengusaha? Apakah memang mental kami lebih cocok jadi karyawan?
Tapi dengan kerja keras dan pantang menyerah, alhamdulillah. Itu nasihat orang tua selalu, ketika kita kerja keras tanpa pamrih dan ikhlas, rejeki yang akan menghampiri. Itu yang kami percaya terus.
Walaupun awalnya kami susah, jatuh bangun, hampir beberapa kali tak bisa bayar gaji pegawai. Kami jalani terus dan alhamdulillah sekarang sudah bisa membiayai 2 grup, Recapital dan Saratoga. Kami sekarang punya pondasi yang kuat dan bisa memberikan pekerjaan kepada 20 ribu karyawan.
T: Apa titik balik dari saat jatuh bangun tersebut menjadi usaha yang pondasinya kuat?
J: Titik baliknya saya rasa sekitar 4-5 tahun setelah mulai menapak jadi pengusaha. Saya melihat bahwa ternyata kalau kita berikan 100 persen dan full comitment terhadap usaha hasilnya akan baik. Para pelanggan, klien, nasabah maupun investor yang mempercayai kami untuk mengelola dana maupun perusahaan yang kami beri advice untuk melakukan restrukturisasi bisa memberikan kepercayaan.
Melihat sosok pengusaha muda, rupanya mereka tidak serta merta menilai pengusaha muda minim pengalaman. Ternyata mereka akan memberikan kepercayaan kalau pengusaha mudanya bisa menyerap begitu banyak pengalaman, bisa menghasilkan solusi dari permasalahan keuangan dan bisnis yang mereka hadapi.
T: Apakah Anda sempat berpikir untuk menyerah?
J: Tahun ketiga itu memang sempat terpikir untuk meneruskan atau mundur. Waktu itu sedang susah-susahnya melihat ada klien yang tak bayar tagihan, susah memotivasi karyawan. Ada seribu pertanyaan di kepala kami, teruskan atau mundur.
Di situlah keteguhan dan loyalitas entrepreneur diuji. Apakah dia loyal terhadap tujuan menjadi entrepreneur. Tujuan saya waktu itu adalah sukses dan memberi manfaat yang lebih untuk sekitar dengan menciptakan lapangan kerja. Kalau kita fokus dan loyal di tujuan kita, insya allah kita akan mendapatkan titik balik di tujuan tersebut.
T: Saat Anda dipecat tahun 1997, apa ketakutan terbesar saat itu?
J: Waktu itu saya baru punya keluarga. Saya berpikir bagaimana kasih makan anak saya. Anak saya waktu itu baru berumur beberapa bulan. Saya sudah dibiasakan selama 8 tahun bekerja dan menerima income rutin dan nggak pusing terhadap uang belanjaan. Tiba-tiba saya mendapati kenyataan ini. Dunia betul betul gelap, pekat. Seperti nggak ada solusi.Akhirnya saya putuskan, survival insting saja, kembali ke Indonesia. Saya kembali ke rumah orang tua, karena rumah saya ludes. Harta saya habis dijaminkan ke bank untuk investasi di pasar saham. Waktu itu semua saham kan jebol.
Saya putus asa, tak percaya diri, teman-teman saya memandang saya lain. Di kultur kita kegagalan dianggap sebagai akhir dari segalanya. Padahal di dunia entrepreneur, kegagalan adalah akhir dari suatu chapter yang baru. Chapter yang akan dimulai adalah dimana seseorang bisa belajar dari kegagalan dan menjadikannya sebagai anak tangga menuju kesuksesan.
T: Siapa yang paling berjasa dalam momen kebangkitan Anda?
J: Keluarga pastinya. Momen kebangkitan ini kalau saya nggak punya istri dan orang tua yang memberi kesempatan dan memberi dukungan, doa. Saya beruntung ketemu teman SMA saya Rosan (Rosan Perkasa Roeslani, Direktur Utama PT Recapital Advisors) dan kami memulai Recapital. Saya juga beruntung dipertemukan lagi dengan pak Edwin Suryajaya yang sudah saya kenal 5 tahun sebelumnya. Kami mulai menata bisnis apa yang menurut saya akan bisa berkembang. Bisnis yang bukan hanya survival tapi juga usaha yang akan memberi penghidupan pada orang banyak. Saya selain berhutang budi kepada ibu saya juga pada pak William Suryajaya yang memberikan mentorship selama 2 tahun intensif, tentang bagaimana pengusaha tidak hanya mencari keuntungan tapi juga menjadi aset bangsa, saya belajar banyak soal itu.
T: Apakah peluang industri ekstraktif di Indonesia masih terbuka?
J: Masih terbuka luas, lihat saja kita nomor satu pengekspor batubara thermal di dunia, emas mungkin nomor dua. Kakao kita nomor dua, kelapa sawit nomor satu, tembaga juga sangat potensial. Semua sumber mineral penting yang akan dipakai oleh produk industri dapat ditemui di Indonesia, semua itu belum digarap. Jadi peluangnya masih terbuka lebar. Tapi saya ingin mengajak pengusaha yang bergerak di bidang sumber daya alam untuk melihat bagaimana meng-capture nilai tambahnya di Indonesia. Selain memberikan pajak lebih besar, tapi juga memberi yang lebih besar kepada rakyat.
T: Kemiskinan di Indonesia masih tinggi, bagaimana cara mengatasinya?
J: Kemiskinan hanya bisa disolusikan dengan memberdayakan rakyat yang masih on the bottom of the pyramids, mereka dengan pendapatan di bawah 2 dolar sehari. Bagaimana memberdayakan mereka? Dengan memberikan peluang. Bagaimana berikan peluang? Menurut saya masalah kelompok bottom of the pyramids adalah peluang. Kita harus bisa menghadirkan peluang dalam bentuk akses pada microfinance. Tiba-tiba teman-teman di bottom of the pyramids ini punya alat untuk menangkap peluang tersebut.
Makanya kita sebut sekarang lebih dari 42 juta unit usaha mikro kecil menegah yang telah lahir di Indonesia. 60 persen pendapatan domestik bruto disumbang UMKM, yang disebut bottom itu. Nah dengan memberi microfinance maka tiba-tiba hadir semua peluang pada mereka. Di situ adalah cikal bakal mereka melahirkan suatu usaha yang bisa mengangkat harkat martabat mereka dan menaikkan derajat mereka dari bottom of the pyramids ke kelas menengah.
T: Kuncinya wiraswasta?
J: Kuncinya entrepreneurship. dan ini saya sudah bicara di kampus, SMA-SMA. Think like an entrepreneur. memang nggak semua orang harus jadi entrepreneur, tapi berpikirlah sebagai seorang wirausaha untuk mengatasi berbagai masalah dalam keseharian kita. Bagaimana kita melihat peluang yang terus ada di balik setiap krisis. Bagaimana kita menghadapi hidup dengan penuh komitmen dan tak mudah putus asa. itu kan sifat-sifat dari seorang pengusaha.
Kalau punya kemampuan hadirkan pola pikir itu kepada akademisi, birokrat, pegawai pemerintah, pegawai swasta, maka akan terbentuk culture kewirausahaan, maka inovasi bangsa akan meningkat dan perekonomian pada ujungnya akan menghasilkan nilai growth rate yang lebih tinggi untuk bangsa tersebut. Indonesia hanya punya 0,18 persen populasi yang menjadi enterpreneur, kalau tak salah kurang dari 500 ribu. Tugas kita untuk pada 2020 mencetak setidaknya 5 juta entrepreneur yang sanggup mengisi pembangunan dan menciptakan lapangan kerja.
T: Jika masyarakat sudah menjadi entrepreneur dan sejahtera, lalu di mana peran pemerintah?
J: Pemerintah posisinya tak seperti zaman sebelum krisis, di mana ada keterbatasan sumber daya, keterbatasan dana. Tugas pemerintah adalah menghadirkan iklim dunia usaha yang paling kondusif di mana perizinan dipermudah, anak-anak muda yang punya ide dalam hitungan 3 hari dapat meregistrasi ide tersebut dan memulai usahanya atau mendirikan perusahaannya. Kalau mendirikan perusahaan sudah dibuat begitu mudah, juga bagaimana memberikan akses permodalan yang paling baik terhadap perusahaan-perusahaan ini.
Terakhir kemampuan pengusaha untuk berinovasi, bagaimana human capacity pengusaha ini. Kalau tiga aspek ini bisa diberikan, pemerintah tak perlu terlalu repot memberi budget besar pada setiap sektor usaha. Cukup diberi insentif, cukup diberi iklim yang sangat ramah terhadap kegiatan dunia usaha, akan tumbuh dengan sendirinya.
T: Apa masalah terbesar pemerintah dalam memberi iklim yang kondusif buat dunia usaha?
J: Pemerintah juga harus menyelesaikan masalah infrastruktur yang dihadapi karena indonesia adalah negara yang infrastrukturnya sangat lemah. Mengirim barang dari Surabaya ke Jakarta lebih mahal daripada dari Surabaya ke Hongkong, padahal jaraknya sangat berbeda. Tapi karena infrastruktur lemah ini menggerus daya saing dunia usaha. Saya yakin kalau pengusaha bahu membahu dan pemerintah maka ekonomi kita bisa tumbuh 8-10 persen dan indonesia bisa menjadi bukan hanya Macan Asia tapi juara dunia dan ada beberapa pandangan bahwa Indonesia akan jadi ekonomi terbesar di Asia tahun 2050.
Sumber : id.berita.yahoo.com
adimasramdhani.wordpress.com/