Search This Blog

Wednesday, October 17, 2012

Meningkatkan Nilai

Jika penjual memasang harga tinggi maka pengiriman cepat adalah salah satu komponen wajibnya.
I  Care About You,
Dwika

10 Cara Meningkatkan Nilai Produk dan Layanan Anda

Konsep value-added (nilai tambah) telah menjadi salah satu strategi yang populer selama beberapa tahun. Bahkan, saya punya banyak teman yang mengklaim bahwa merekalah yang menemukan konsep ini. Menurut saya yang demikian hanya sekadar klaim saja, sebagaimana banyak orang yang mengklaim telah menemukan internet!
Yang menjadi persoalan sebenarnya adalah bahwa di pasar saat ini begitu banyak produk dan jasa yang beredar, sehingga kemampuan untuk menambah nilai produk atau layanan merupakan suatu kebutuhan mutlak. Tidak diragukan lagi, ketiadaan nilai tambah pada produk atau jasa menyebabkan pasar dapat dikendalikan oleh faktor paling mendasar, yaitu harga. Masalahnya, bila Anda hanya bermain harga, Anda tidak akan bisa mendapatkan tingkat margin penjualan yang tinggi. Padahal, hal itu menentukan profitabilitas, pertumbuhan jangka panjang, dan tingkat keberhasilan penjualan.
Mari kita lihat dalam "10 Cara agar Anda Dapat Menambah Nilai pada Produk atau Layanan Anda, Tanpa Peduli Apa yang Anda Jual". Beberapa kali orang mendebat saya dengan mengatakan, “Anda tidak mengerti, produk saya berbeda!” atau “Jasa saya berbeda!” Namun, pada kenyataannya, segala sesuatu itu dapat memiliki nilai tambah. Jadi, mari kita melangkah dan melihat 10 cara yang bisa Anda lakukan.
1. Memberikan saran yang baik kepada pelanggan serta pelayanan dengan tingkat profesionalisme yang tinggi. Banyak konsultan, kantor akuntan dan bahkan profesional medis menetapkan bayaran sesuai dengan tingkatan saran yang mereka tawarkan. Namun, bagi Anda sebagai penjual profesional, yang dapat Anda berikan adalah nilai pada produk. Dengan demikian, yang perlu Anda lakukan adalah memahami bahwa Anda perlu memberikan saran yang jauh lebih bagus, lebih kompleks, dan lebih bernilai daripada pesaing Anda. Hal ini tentunya membutuhkan wibawa, kebijaksanaan, dan pemahamaan yang jauh lebih baik tentang apa yang Anda lakukan.
2. Memperbagus pengepakan dan pengemasan. Di sini, saya tidak hanya berbicara tentang bagaimana penampilan produk Anda, namun lebih dari itu, juga bagaimana agar tingkat pembelian dan value-added yang ditawarkan bisa tampak dari kemasan produk, sehingga semuanya menjadi tampak lebih bernilai.
3. Menerapkan level pelayanan. Selain Anda dapat meningkatkan tingkat level pelayanan, Anda juga dapat membedakan tingkat level pelayanan untuk pembelian produk ukuran tertentu, atau untuk frekuensi pembelian tertentu. Misalnya, Anda bisa membuat tiga paket layanan: paket emas, paket platinum, dan paket silver, kepada para pelanggan Anda.
4. Membuat program khusus untuk pelanggan setia. Strategi ini terkait dengan konsep "semakin sering seorang pelanggan membeli dari Anda, semakin baik pula pelayanan, harga, dan fitur yang mereka dapatkan". Sebagai bukti bahwa strategi ini penting, saya mengenal banyak orang yang selalu menggunakan jasa penerbangan yang sama, sekadar ingin mendapat akumulasi penerbangan yang banyak lalu berkata, “Saya sudah naik pesawat dengan maskapai A sebanyak sekian mil.”
5. Memberikan pelatihan keterampilan atau seminar yang berkaitan dengan produk. Ketika pelanggan telah membeli produk atau layanan Anda, Anda bisa memberikan pelatihan atau semacamnya agar mereka dapat menggunakan produk Anda dengan lebih baik. Semakin banyak Anda memberikan pelatihan terkait produk Anda, semakin baik pula pelanggan menggunakan produk Anda.
6. Memberikan "penghargaan" kepada pelanggan tertentu dan juga hadiah. Anda, sebagai penjual, dapat memberikan semacam "penghargaan" kepada pelanggan yang sangat dengan baik mengenal atau mahir menggunakan produk Anda, bisa memaksimalkan efektivitas produk Anda, atau pembeli besar yang setia. Penghargaan yang dimaksud adalah membuat mereka merasa menjadi pelanggan yang istimewa. Beberapa tahun lalu, kami memasukkan rubrik "Hall of Fame" pada surat kabar yang kami terbitkan. Kami menemukan bahwa banyak klien kami yang sangat tertarik untuk muncul di sana. Ini cara bagus untuk membangun hubungan baik dengan klien dan pelanggan.
7. Peningkatan kualitas. Pada pelanggan tertentu, yang memiliki tingkat pembelian tertentu atau interaksi yang cukup sering, Anda dapat memberikan kualitas berbeda. Kepada pelanggan demikian, berikanlah kualitas produk yang lebih baik, pelayanan yang lebih berwibawa, personil yang lebih berdedikasi, saluran telepon dan faks yang lebih profesional, dan selalu berilah mereka peluang untuk mendapat pelayanan yang lebih baik lagi. Anda pun bisa menerapkan pelayanan yang demikian kepada pelanggan baru sebagai salah satu value-added.
8. Menempatkan personil yang lebih berdedikasi untuk mengangani pelanggan tertentu. Ini akan bekerja tepat sasaran jika Anda memiliki produk atau layanan teknis, atau suatu hal yang membutuhkan dukungan. Mudah saja, semakin seseorang lebih merasa akrab dengan penyedia jasa atau produk, maka akan semakin jauh lebih mudah untuk melakukan bisnis dengan instansi tersebut. Dalam skenario ini, Anda cukup menempatkan personil pilihan yang berdedikasi untuk menangani pelanggan Anda secara lebih akrab.
9. Mempercepat pelayanan. Salah satu cara untuk tampil beda dari pesaing Anda adalah menjamin pelanggan Anda untuk mendapatkan pelayanan yang lebih cepat. Semua orang sudah tahu bahwa jika penjual memasang harga tinggi maka pengiriman cepat adalah salah satu komponen wajibnya.
10. Memberikan informasi secara berkala. Ini adalah fitur menjadi suatu hal yang biasa bagi penjual informasi yang berkaitan dengan saham, obligasi, informasi keuangan, atau apa pun yang berhubungan dengan informasi atau data yang spesifik dengan waktu. Untuk menerapkan hal ini, mungkin, Anda dapat mempertimbangkan sebuah newsletter berkala (elektronik atau dicetak) yang dikirim kepada pelanggan secara teratur yang memuat informasi penting yang patut mereka miliki.
Inilah 10 cara untuk menambahkan nilai jual pada produk atau layanan Anda. Semua dapat diterapkan dalam keseharian aktivitas penjualan Anda. Memang, kadang muncul keraguan untuk menerapkan ini semua karena untuk menerapkannya membutuhkan kreativitas, inovasi, dan kerja lebih keras dari pesaing Anda. Akan tetapi, akan menjadi kenyataan yang menyedihkan jika Anda terus menjual dengan cara tradisional Anda, hingga harga akan terus mengendalikan usaha Anda, dan siapa sangka jika pesaing Anda akan mengambil satu dari 10 ide tadi lalu mengalahkan Anda. Lalu apa tantangan anda? Lakukan itu sebelum mereka melakukannya! Ketua konfederasi terkenal, Nathan Bedford Forrest, pernah berkata setelah "memenangkan" suatu persaingan bisnis, "Saya memenangkannya karena saya melakukannya paling dahulu!" Anda perlu melakukan hal yang sama.
Sumber: http://www.salesjournal.com/?p=685
Penulis: Kathleen Steffey dan diterjemahkan oleh Yulian Purnama, S.Kom.

Value

Marketer menjual lebih memukau, hanya karena kepiawaian marketernya menjelaskan detail pembuatannya sampai detail benefit yang ada.
I Care about You,
Dwika




Bagaimana Meningkatkan Perceived Value
http://vibizmanagement.com/column/index/category/strategic_management/2338
 
(Vibizmanagement-Strategic Management) Sebagai seorang marketing maka kita perlu piawai dalam kita menawarkan produk atau jasa yang kita miliki. Sebagai contoh ada kawan yang jago menjual resort di lokasi yang pemandangan yang kurang lebih sama, namun dijual jauh lebih mahal dari resort lain disekitarnya dan sangat laku, bagaimana itu bisa terjadi?

Perceive Value dan pengaruhnya

Ketika kita menerima sebuah penawaran produk dan jasa apakah yang akan kita pikirkan sebagai seorang customer? Apakah yang membuat kita memutuskan untuk membayar atau membelinya? Reaksi kita pada sebuah penawaran pertama mungkin kita akan bertanya apa sebenarnya yang ditawarkan? berapa harganya?

Lalu kita mulai membandingkan dengan bertanya apakah keuntungannya buat saya? ketika kita bertanya seperti ini ada beberapa kemungkin yang kita pikirkan, kita berpikir apakah keuntungan yang saya terima lebih besar dari pengorbanan yang saya lakukan? Apakah nilai yang saya dapatkan lebih besar dari pada nilai yang harus dibayarkan? Apakah Return On Investment (ROI) lebih besar daripada uang yang harus dikeluarkan? Nah analisa yang lain adalah apakah Perceived Value yang ditawarkan lebih besar dari risiko yang harus dijalani?

Definisi Perceived Value menurut Kotler adalah Customer Perceived value is difference between the perspective customer’s evaluation of all benefits and all the costs of an offering and the perceived alternatives (Kotler 2003)

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa sebelum membeli barang atau jasa tertentu orang selalu menimbang antara positif dan negative, bila benefit atau positifnya lebih besar dari negatifnya maka kemungkinan membeli akan lebih besar. Dengan bekal pemahaman yang sederhana ini kita tahu bahwa perlu dibuat sebuah penawaran yang menarik dan bisa dipercaya yang bisa meningkatkan perceived value dari sebuah produk atau jasa.

Meningkatkan Perceived Value

Jadi sebagai seorang marketer saya berpikir salah satu yang sangat penting adalah  menghasilkan penawaran yang dengan berbagai cara  bisa meningkatkan perceived value, bagaimanakah caranya?

Pertama bayangkan penawaran yang dilakukan oleh Bank BCA misalnya, Gebyar BCA, dengan menabung hanya Rp.500 ribu bisa dapat Mercy,  menarik tidak? Jadi memberi hadiah yang mahal untuk sebuah harga yang murah dari produk atau jasa sangat luar biasa menarik. Padahal kalau ditelusuri hadiahnya adalah barang atau produk yang dibeli dengan harga murah atau bahkan gratis karena didapat dari sponsor atau dibeli langsung dari pabrik. Untuk metode ini contohnya banyak, misalnya: “ikuti training ini yang berhadiah batik katun senilai 3 juta rupiah”, atau “ cukup dengan Rp.200 ribu anda bisa bawa pulang sepeda motor Honda”.

Cara yang lain adalah memberikan hadiah aksesoris yang masih terkait dengan produk dan jasa yang dijual contoh: beli rumah berhadiah satu kitchen set, atau berhadiah tapi tidak ada hubungannya dengan produk yan dijual, sebagai contoh: beli motor berhadiah tas. Atau memberikan hadiah sejenis dengan produk yang dipasarkan seperti:  ikut training customer services ini dan mendapatkan discount mengikuti training sales sebesar 50%.

Pernahkah anda mendengar penawaran buy two get one free  untuk sebuah kemeja? Dapat juga dilakukan cara seperti itu, atau juga lagi-lagi untuk training, bayar dua gratis satu. Membuat paket lebih besar dengan harga lebih sama atau murah juga menarik, Sosro pernah melakukannya untuk teh kotaknya, dia menjual harga yang sama dengan bertambah 30% lebih besar volume isinya.

Perceived Value juga ditingkatkan dengan menjelaskan keunggulan produk dan jasa dibandingkan competitor, dalam hal ini jangan menjelek-jelekan namun menyebutkan semua keunggulan kita.

Cara lain juga menjelaskan detail proses pembuatan yang unggul, menjelaskan detail features nya atau menjelaskan detail benefit dari sebuah produk dan jasa. Saya pernah terpukau oleh seorang marketer property karena dia menjelaskan tiga cara ini sekaligus, property ini terletak di Jakarta Barat bisa dijual lebih memukau dibandingkan property keren di kawasan Kuningan, hanya karena kepiawaian marketernya menjelaskan detail pembuatannya sampai detail benefit yang ada.

Kita dapat juga membuat produk dan jasa dengan endorsement. Kalau kita menjadi konsultan pemerintah maka endorsement ini penting, gelar pembicara seperti professor dan juga banyak mantan pejabat didalamnya, sering lebih dipilih ketimbang yang tanpa endorsement.

Terakhir adalah membuat paket produk atau jasa dengan harga lebih murah dibandingkan dengan membeli eceran. Sebagai contoh: ikut sepuluh training ada diskon 40%, dibandingkan dengan ikut satu saja bagi peserta dari perusahaan terasa lebih menguntungkan.

Masih banyak kiat-kiat yang lain yang bisa membuat penjualan kita meningkat sampai 5000%, saya percaya kreativitas dibidang ini tak boleh berhenti bagi seorang entrepreneur, kalau anda berhenti berkreativitas meningkatkan perceived value maka sulit memenangkan persaingan yang ketat dan customer yang sangat demanding saat ini.



Fadjar AD /et/vbm)

Greatness

Nilai yang termahal adalah status, greatness.
Kalau bisnis kita memberikan status yang tinggi maka orang mau membayar mahal.

Pengalaman (Experience) yang asik bisa dijual lebih lebih mahal.
Jasa dan layanan menjadi lebih mahal.
Nilai meningkat saat kita membuat produk kemasan.
I Care about You,
Dwika


Cara menaikkan value

Saya sering bingung, mengapa ada bangsa yang kaya dan ada yang miskin. Mengapa ada produk yang laku ada yang tidak. Saya amati salah satu kunci utama keberhasilan bisnis adalah menaikkan nilai (value). Kalau kita bisa membuat produk atau layanan kita bernilai tinggi, maka peluang bisnis kita akan membaik. Bagaimana value bisa meningkat?

Saya ambil contoh secangkir kopi yang kita minum. Lihat gambar di bawah ini (sumber: The Business Week). Harga bubuk kopi itu sendiri dari petani kopi sebenarnya sekitar seratus rupiah. Begitu sudah dikemas menjadi sachet kopi instan, harganya sudah menjadi seribu rupiah. Saat kita ngopi di Dunkin Donut, harganya sudah naik menjadi sepuluh ribu rupiah. Dan saat kita menikmatinya di Starbucks, siap-siap merogoh kocek limapuluh ribu rupiah. Harga kopi secangkir naik terus, ya.

Nah tidak heran, petani kopi kita tetap miskin sedangkan pengusaha Starbucks jadi jutawan.
Ini sebenarnya cerminan dari bergesernya ekonomi, dari ekonomi pertanian, industri, menuju ke ekonomi budaya. Kita membayar mahal pada pengalaman kultural di Starbucks, bukan kopinya itu sendiri.
Jadi sebenarnya bangsa kita, yang kaya kultur ini, bisa kaya raya secara ekonomi. Asalkan kita bisa mempelajari ilmu pengetahuan tentang value creation ini.  Tidak mudah lho memproduksi butir kopi yang bermutu tinggi.  Dibutuhkan benih yang unggul dan tanah yang subur.  Jadi hanya segelintir orang Indonesia yang bisa.  Itupun hasilnya tidak terlalu bernilai.  Tapi, memberikan perasaan nyaman dan terhormat bagi pelanggan itu bisa dilakukan oleh kebanyakan kita!  Asal kita mau, kita bisa membuat orang merasa senang!  Ini kunci keberhasilan bisnis jasa dan experience seperti Starbucks itu.
Ini kunci membuat mayoritas bangsa kita yang miskin ini bisa menjadi kaya.  Bukan hanya segelintir konglomerat.
Saya sendiri mencoba melihat progresi nilai menurut gambar berikut. Yang paling murah dan gratis adalah ide. Kemudian teknologi, terutama teknologi opensource menjadi komditas (seperti butir kopi dari petani). Nilai meningkat saat kita membuat produk (seperti sachet kopi instan). Jasa dan layanan menjadi lebih mahal (seperti di Dunkin Donuts). Pegalaman yang asik di Starbucks bisa dijual lebih mahal.

Nah, yang termahal adalah status, greatness. Kalau bisnis kita memberikan status yang tinggi maka orang mau membayar mahal. Contoh: berlian, yang tidak punya fungsi banyak kecuali status. Ini mahal sekali. Contoh lain, mobil Mercedes Benz atau Jaguar. Saya percaya dalam soal kenayaman banyak mobil yang setara. Tapi MB dan Jaguar itu memberikan status, sehingga orang yang memerlukan donkrak-an citra diri bersedia bayar mahal untuk mobil ini.
Jadi bagaimana bangsa kita menjadi kaya? Dengan memperlakukan tamu pelanggan sebaik dan sehormat mungkin. Dengan memberikan penghargaan budaya yang besar pada wisatawan. Memperlakukan tamu toko kita seperti raja.
Itu nasehat yang sudah banyak kita dengar. Tapi kita abaikan. Makanya bangsa kita miskin terus, ya.
Mari kita gali kekayaan budaya kita untuk menjadi dasar membangun kemakmuran bangsa.

Monday, October 15, 2012

Hidup yang penuh keberkahan





Anda bukanlah pemilik tunggal kekayaan dan harta yang dibawa mati sesungguhnya benar-benar hanya amal ibadah. Sementara harta duniawi akan Anda tinggalkan sama sekali dan menjadi milik para ahli waris.
I Care about You,
Dwika .

  =============================
Pengelolaan keuangan Islami
Oleh: Mike R. Sutikno

"Macet luar biasa dan saya baru berbuka di rumah pukul 8 malam. Hanya sempat meminum teh manis dan salat Isya, langsung ketiduran dan baru terbangun jam 5 pagi. Walaupun semaput, saya tetap berpuasa."
Nyaris tak percaya pada cerita teman saya, karena kami sama-sama penggemar berat sahur. Sulit membayangkan bagaimana runyamnya untuk tetap bertahan di kantor dalam keadaan dehidrasi dan kelaparan.
"Iman" ini mungkin yang mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu bukan atas dasar dia ingin atau tidak ingin, atau semata-mata demi kepentingannya, tetapi karena berharap keridhoan Tuhannya.
Begitulah juga spirit yang melandasi Islamic Financial Planning, yang meyakini bahwa hanya pengelolaan kekayaan yang sesuai dengan tuntunan Allah SWT sajalah yang akan membawa seseorang kepada hidup yang penuh keberkah-an (Hayatan Thoyibah).

Hubungan horizontal dan vertikal
Bisakah kita hidup sehat di tengah-tengah kondisi lingkungan yang buruk. Pasti sulit, cepat atau lambat Anda merasakan dampak buruknya. Seperti virus, kerusakan di satu tempat akan menyebar ke tempat lain.
Namun, mari kita coba andaikan sebaliknya, seseorang tak dikenal tersenyum dengan sopan pada Anda ketika berpapasan di jalan. Berapa besar kemungkinan Anda akan memukul orang tersebut karena senyumannya? Paling-paling Anda akan balas tersenyum, walaupun terheran-heran dengan tingkahnya. Nah, kebaikan juga bisa menular, tetapi tidak seperti virus yang merusak.
Perencanaan keuangan Islami melandaskan prinsipnya pada fungsi manusia sebagai pemimpin di muka dunia (khalifah) dan sebagai hamba Allah SWT. Amanat sebagai pemimpin adalah membawa kemakmuran bagi seluruh umat manusia dengan tunduk patuh mengikuti tuntunan Allah SWT.
Untuk memenuhi ke dua fungsi ini maka seseorang harus memiliki hubungan baik dengan sesama manusia serta alam sekitar, juga hubungan baik dengan Tuhannya. Hubungan horizontal - vertikal ini, dikenal dengan istilah hablum minannas (sesama manusia) dan hablum minallah (individu dengan Tuhan).
Dengan begitu perencanaan keuangan Islami dalam praktiknya mengedepankan cara-cara yang manusiawi dan berke-Tuhanan. Karena itulah praktik riba, spekulasi, judi, monopoli, korupsi, dan berbagai tindakan kriminal dalam mendapatkan uang diharamkan. Semata-mata karena kerusakan yang ditimbulkannya bukan hanya menimpa segolongan orang tertentu, tetapi bencana untuk seluruh umat manusia.
Untuk itu ada tujuh hal yang membangun kerangka dasar perencanaan keuangan Islami, sebagai berikut:

·  Penghasilan yang didapat dengan cara halal.
Perencanaan keuangan Islami dimulai dari proses penciptaan kekayaan yang pertama, yaitu didapatnya sumber penghasilan melalui aktivitas bekerja atau usaha yang halal. Berarti dari proses awal sampai akhir baik dari aktivitasnya, materi yang digunakan, konsep usaha, promosi, dan lain-lain harus sesuai dengan syariah. Tidak diperkenankan menzalimi orang lain dan hanya menggunakan materi yang halal.

·  Pembelanjaan yang dikeluarkan dengan cara yang baik.
Dalam menggunakan uang pun Islam mendorong orang untuk bersikap bersahaja dan tidak berlebihan. Memprioritaskan kebutuhan daripada pemuasan keinginan berdasarkan rencana pembelanjaan (budgeting), mengutamakan fungsi daripada gengsi. Objek yag dibelanjakan pun harus memenuhi kriteria halal dan tujuan pembelanjaan pun demi kebaikan .

·  Tolong-menolong dalam kebaikan (kesulitan).
Pada dasarnya segala bentuk musibah dan bencana terjadi karena ulah manusia sendiri. Sayangnya kerusakan yang disebabkan segolongan tertentu hampir selalu mengorbankan orang lain yang tidak bersalah. Jika musibah dan bencana ini terjadi, tidak saja kerugian harta benda, tetapi juga kesehatan bahkan kehilangan nyawa.
Saat peristiwa-peristiwa ini terjadi, Islam meng-inginkan umatnya untuk membangkitkan solidaritas dan tolong-menolong antara sesama pada saat kesulitan dengan menggalang Dana San-unan untuk mengantisipasi kerugian finansial.
Konsep tolong-menolong ini istilahnya Takaful, atau di sini lebih dikenal dengan asuransi syariah. Motivasi tolong-menolong ini sangat berbeda dengan motivasi transfer risiko pada asuransi konvensional, yang mana hanya meng-untungkan satu pihak dan cenderung spekulatif.

·  Pembiayaan yang produktif.
Utang atau pinjaman dalam Islam hanya diperuntukkan bagi kaum yang tidak mam-p/dhuafa, atau bagi mereka yang kepepet. Ka-rena sifatnya darurat maka dianggap tidak manusiawi jika pemberi pinjaman mengambil keuntungan dari kesulitan orang lain melalui riba.
Utang dengan demikian dikembalikan sesuai jumlah yang dipinjam pada waktu yang ditetapkan. Berbeda dengan pinjaman yang bertujuan menambah aset. Misalnya pembelian rumah, kendaraan, mesin produksi, atau operasional usaha.
Peminjaman uang seperti ini lebih tepat disebut pembiayaan yang dilakukan untuk suatu tujuan ekonomi. Karena itu selayaknya ada mekanisme perhitungan tingkat keuntungan yang dikenakan.
Mekanisme riba yang memberikan tambahan keuntungan semata-mata dari peminjaman uang, di sini tidak lagi manusiawi. Adapun skema bagi hasil, jual beli dan sewa-menyewa dalam pembiayaan syariah mendasarkan perhitungan keuntungan berdasarkan objek tujuan pembiayaan, yang mana menjadi lebih adil baik bagi pihak yang dibiayai maupun yang membiayai.

·  Investasi yang berkah dan menguntungkan. Konsep masa depan dalam perencanaan keuangan menimbulkan konsekuensi alokasi penghasilan dan harta untuk menabung dan berinvestasi.
Dalam konteks duniawi tujuannya adalah untuk mengakumulasi kekayaan. Namun, masa depan dalam Islam juga berlaku dalam konteks adanya kehidupan setelah mati atau akhirat.
Karena itu alokasi penghasilan dan harta untuk kepentingan ibadah (contoh: wakaf, qurban dan haji) adalah salah satu cara yang dianjurkan dalam rangka mengakumulasi pahala. Inilah tabungan dan investasi akhirat Anda.
Agar tabungan dan investasi dunia akhirat ini memberikan keberkahan lagi menguntungkan maka harus diiringi dengan perencanaan investasi yang efektif serta terbebas dari unsur riba, spekulasi, judi, dan sifat riya.

·  Penyucian harta.
Seseorang itu tidak memiliki hak mutlak untuk kekayaan yang dimilikinya, karena dalam Islam, kekayaan yang dipercayakan kepada manusia adalah sebagai amanah.
Dalam proses mengakumulasi kekayaan kita tidak mungkin melakukannya sendiri tanpa peranan pihak lain baik tenaga maupun harta mereka. Bahkan kemungkinan tanpa disadari ada hak orang lain dalam proses tersebut yang terabaikan karena kepentingan kita.
Konsep penyucian harta adalah untuk mengembalikan hak orang lain dalam harta kita. Caranya adalah melalui mekanisme zakat, infak dan memberikan amal (sedekah). Membayar zakat adalah wajib untuk muslim, sementara memberikan sedekah dan infak adalah perbuatan yang sangat dianjurkan.

·  Perwarisan.
Kita bukanlah pemilik tunggal kekayaan dan harta yang dibawa mati sesungguhnya benar-benar hanya amal ibadah. Sementara harta duniawi akan kita tinggalkan sama sekali dan menjadi milik para ahli waris.
Islam memiliki mekanisme perwarisan, tetapi dianjurkan bagi orang yang berharta untuk merencanakan (berwasiat) bagaimana hartanya akan dibagikan (diwariskan) setelah dirinya meninggal.
Tujuannya adalah kesinambungan pelaksanaan keuangan Islami ke generasi berikutnya (ahli waris) melalui harta waris. Selain itu juga untuk mencegah terjadinya perselisihan pada saat harta waris dibagikan