Search This Blog

Tuesday, January 29, 2013

Kehidupan kita


Wed Jan 23, 2013 5:20 pm (PST) . Posted by:

"Palansa" saifalah_2005

setuju


Wed Jan 23, 2013 5:14 pm (PST) . Posted by:

"Dany Nugraha Kustiadi" jasnikom

Very Good Topik, bravo 4 dwika.....

Sesuai dg apa yg diajarkan oleh agama islam dan sabda rasul, bahwa kita
Tidak Boleh shu-uzon alias syak wasangka alias
berburuk sangka alias berfikiran negatif. Mengapa? karena yg pertama adalah
berdosa jika kita shu uzon, yg kedua adalah merusak
jiwa. Kita diharuskan ber khusnu-zon alias berbaik sangka alias berfikiran
positif. Mengapa? karena yg pertama, dg berbaik sangka
maka Allah memberi pahala. Yang kedua, berbaik sangka itu menyehatkan jiwa.

Lanjutkan boz Dwika !!!!

2013/1/24 Dwika Sudrajat dwikasudrajat@ yahoo.com>

> Kita akan menjadi seperti apa yang kita pikirkan sepanjang hari, karena
> memang semua perbuatan yang kita lakukan selalu diawali oleh pikiran.
> Kita semua adalah pelukis bagi kehidupan kita masing-masing. "Lukisan"
> hidup seperti apa yang Anda lihat dan rasakan saat ini, itu berasal dari
> pikiran Anda selama ini.
> Anda merasa bahagia dan positif, itu menandakan bahwa Anda selalu berpikir
> positif.
> Perbaikilah terlebih dahulu cara berpikirnya. You Are What You Think!
> I Care About You,
> Dwika
>
>
>
>
>
> You Are What You Think
Oleh Sigit Risat
> [image: Lowongan kerja dan Semangat] 
http://id.jobsdb. com/id>
>
> "Orang yang mengeluarkan pikiran positif akan mengaktifkan dunia
> sekitarnya secara positif dan kembali kepadanya dengan hasil yang
> positif." Itulah kutipan yang disampaikan oleh Norman Vincent Peale dalam
> bukunya yang sangat melegenda, The Power of Positive Thinking. Pesan untuk
> selalu berpikir positif tentu saja tidak hanya disampaikan oleh Norman
> Vincent Peale, melainkan juga bisa ditemukan dalam kitab-kitab suci dan
> ajaran-ajaran spiritual tentang kebaikan. Bahkan dalam mitologi Yunani juga
> kita mengenal kisah Pygmalion yang secara jelas menggambarkan dampak
> berpikir positif. Sekedar mengingatkan Anda, berikut kisah Pygmalion itu.
>
> Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sangat
> piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus. Tetapi
> bukan keahliannya itu Dia dikenal dan disukai oleh teman dan tetangganya.
> Melainkan karena Pygmalion dikenal sebagai orang yang selalu berpikir
> positif. Ia selalu memandang segala sesuatu dari sudut pandang yang baik,
> sudut pandang yang positif.
>
> Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi
> Pygmalion berkata, "Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini".
> Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan
> Pygmalion berbisik, "Kikir betul orang itu." Tetapi Pygmalion berkata,
> "Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih
> perlu". Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat.
> Ia malah merasa iba, "Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikanhttp://id.jobsdb. com/id/id/ industry/ pendidikan/ 1?JSSRC=HPJC> dan
> makanan yang cukup di rumahnya."
>
> Itulah pola pikir Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari sisi
> buruk, melainkan justru dari sisi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk
> tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik
> dibalik perbuatan buruk orang lain.
>
> Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang
> sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah selesai,
> patung itu tampak benar-benar seperti manusia. Wajah patung itu tersenyum
> manis menawan, tubuhnya elok menarik.Kawan- kawan Pygmalion berkata,
> "Ah,sebagus- bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu." Tetapi
> Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia sungguhan. Berkali-kali
> patung itu ditatapnya dan dielusnya.
>
> Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap
> Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion,
> yaitu mengubah patung itu menjadi manusia. Begitulah, Pygmalion hidup
> berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di
> seluruh negeri Yunani. Berdasarkan cerita itulah nama Pygmalion dikenang
> hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir positif. Kalau kita
> berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, maka hasilnya
> betul-betul menjadi positif.
>
> Kazuo Murakami, Ph.D. seorang ahli genetika terkemuka dunia, pemenang Max
> Planck Research Award dan Japan Academy Prize, berdasarkan penelitianhttp://id.jobsdb. com/id/id/ job-list/ ilmu-pengetahuan -lab-researchdev elopment/ riset-pengembang an/1?JSSRC= HPJC> yang
> ditulis dalam bukunya berjudul The Divine Code of Life, dengan rendah hati
> Dia mengungkap temuannya bahwa pemahaman umum bahwa gen manusia adalah
> bersifat tetap dan tidak bisa diubah atau turun temurun ternyata tidak
> sepenuhnya benar. Ternyata, gen seseorang bisa berubah dari negatif menjadi
> positif dengan melakukan tiga kebiasaan, yaitu: Memulai apa pun dengan niat
> mulia, Hidup dengan penuh rasa syukur, dan selalu berpikir positif. Pada
> dasarnya ketiga faktor penyebab gen menjadi positif itu menyangkut pola
> pikir.
>
> Jadi kesimpulan sederhananya adalah, kita akan menjadi seperti apa yang
> kita pikirkan sepanjang hari, karena memang semua perbuatan yang kita
> lakukan selalu diawali oleh pikiran. Anda membaca tulisan ini juga bukankah
> terlebih dahulu Anda memutuskan dalam pikiran ingin membacanya? Seperti
> sebuah lukisan, apakah itu lukisan pemandangan alam yang indah, lukisan
> wajah perempuan cantik, lukisanserdadu sedang berperang, lukisan sebuah
> keluarga yang sedang tertawa riang, lukisan seorang ibu yang sedang
> menangis sedih, atau lukisan hantu berwajah seram, bukankah sebelum lukisan
> itu tertuang di atas kanfas, awalnya gambar itu berada dalam benak atau
> pikiran si pelukisnya ?
>
> Ya, kita semua adalah pelukis bagi kehidupan kita masing-masing. "Lukisan"
> hidup seperti apa yang Anda lihat dan rasakan saat ini, itu berasal dari
> pikiran Anda selama ini. Jika Anda merasa hidup Anda penuh dengan hal-hal
> yang negatif, itu artinya selama ini pikiran Anda didominasi oleh
> pikiran-pikiran negatif. Begitu juga sebaliknya, jika Anda merasa bahagia
> dan positif, itu menandakan bahwa Anda selalu berpikir positif. Merujuk
> pada hukum kekuatan pikiran ini, jika Anda ingin memperbaiki hidup, maka
> perbaikilah terlebih dahulu cara berpikirnya. You Are What You Think!
> *Sigit Risat*

Saturday, January 5, 2013

Hargai sebagai dirinya

Hargai orang lain sebagai dirinya, jangan pekerjaannya. 
Artinya, Anda juga perlu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi orang lain.
I Care About You,
Dwika





Mendengar Lebih Baik dan Efektif
Dari materi oleh:
Kevin J Murphy
Effective Listening Institute

"Tuhan memberi kita dua telinga dan satu mulut, supaya kita mendengar dua kali lebih banyak daripada berbicara."-- N.N. --

"When I am getting ready to reason with a man, I spend one-third of my time thinking about myself and what I am going to say and two-thirds about him and what he is going to say."-- Abraham Lincoln --

Pernahkan Anda mendengar ini: "Pembicara yang baik adalah pendengar yang terbaik."?

Mendengar, ternyata bukan hanya "masuk kiri keluar kanan" atau sebaliknya. Mendengar ternyata benar-benar mencoba memahami apa yang dikatakan orang lain. Mendengar adalah sebuah proses serius yang tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kebiasaan, refleks atau insting. Mendengar adalah upaya untuk menghubungkan titik-titik yang kadangkala menyatakan pesan-pesan yang tersembunyi.

Stephen Covey si pengarang "Seven Habits" itu, mengungkapkan "most people do not listen with the intent to understand; they listen with the intent to reply". Mendengar dengan lebih baik secara nyata akan membuka kemungkinan munculnya berbagai peluang baru.

Anda mungkin mengalami penyakit kesulitan mendengar. Berikut ini adalah intisari dari sebuah buku berjudul "Back-To-Basics Listening" karangan Kevin J Murphy yang juga menulis buku "Effective Listening". Ia adalah seorang pentolan dari Effective Listening Institute.
Ada lima kendala dalam proses mendengar. Semua kendala ini akan menjadikan proses mendengar menjadi tidak efektif. Kelima kendala itu adalah:

- Preoccupation
- Preconceived ideas
- Talking too much
- Thinking of responses, dan
- A lack of interest.

Proses mendengar akan menjadi lebih efektif jika kita berhasil mengatasi kendala-kendala di atas. Kendala-kendala itu bisa muncul sendiri-sendiri, gabungan atau bersama-sama.

PREOCCUPATION

Preoccupation atau preokupasi, adalah situasi di mana seseorang sedang "sibuk" dengan sebuah urusan lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan topik pembicaraan. Sebagai contoh, kondisi ini bisa dialami oleh seorang istri yang ditanya suaminya tentang urusan sekolah anak sementara sang istri itu sedang memelototi film India kesukaannya. Atau, kondisi ini juga bisa dialami oleh seorang rekan kerja yang tengah sibuk mengetik proposal penjualan kemudian ditanya tentang di mana letak ordner penjualan bulan lalu.

Kendala ini berakar pada kekhawatiran alamiah kita berkaitan dengan sesuatu yang harus dikerjakan atau harus diselesaikan. Pada dasarnya, ketidakmampuan kita untuk bersikap rileks dan tetap berkonsentrasi pada saat yang sama akan memunculkan hambatan untuk berfokus pada realitas "di sini" dan "saat ini". Apa yang terjadi dalam situasi ini barulah sebuah proses "mendengar" dan sama sekali belum "menyimak".

Preokupasi adalah kendala terbesar dalam proses mendengar. Beberapa studi menunjukkan bahwa 40% dari waktu kita digunakan untuk memikirkan masa lalu, 40% untuk memimpikan berbagai kejadian di masa depan dan hanya 20% untuk berfokus pada situasi sekarang.

Preokupasi adalah juga sebuah fenomena pelarian sementara dari realitas atau kenyataan.

Dalam situasi yang menekan, kita akan cenderung tenggelam dalam mengingat-ingat masa lalu yang lebih indah dan nikmat.

Kendala ini hanya bisa diperbaiki apabila kita memahami fakta tentang kecenderungan setiap orang untuk terpeleset ke dalam keadaan yang setengah melantur.

Jika anda mengalaminya, kendala ini bisa diatasi dengan beberapa teknik berikut:

1. Lupakan. Bila sesuatu itu tidak terjadi sekarang dan di sini, dan kita tidak bisa menyentuh, merasakan atau memperbaikinya - lupakan saja. Itu sudah terjadi dan tidak bisa kembali lagi. Jika itu memang buruk, petik saja hikmahnya dan perbaiki di masa depan. Jangan buang waktu berjam-jam hanya untuk menebak-nebak. Jika Anda tetap memaksa, maka hal itu hanya akan meningkatkan gejala preokupasi dan menambah frustrasi.

2. Bangun rutinitas. Ketidakpastian di masa depan akan menciptakan kekhawatiran. Ciptakan rutinitas untuk mengurangi beban selalu mengingat-ingat apa yang harus dikerjakan dan kapan mengerjakannya. Cobalah implementasikan hal ini secara harian.

3. Don't sweat the small stuff (Anda mungkin pernah membaca sebuah buku dengan judul ini). Jika mobil Anda sudah tidak pernah dicuci sejak dua bulan yang lalu, ya sudah biarkan saja. Berfokuslah pada hal-hal lain yang jauh lebih penting.

4. Delegasikan. Usahakan orang lain ikut ambil bagian dalam menyelesaikan tugas Anda. Ini akan meringankan beban mental Anda.

5. Buat catatan. Mengingat segala sesuatu sampai ke hal-hal yang kecil adalah beban berat. Sediakan selalu buku kecil atau post-it di dekat Anda untuk keperluan mencatat.

6. Ambil nafas panjang, rileks dan tersenyumlah. Berbagai hal jarang sekali lebih serius daripada apa yang terlihat. Berbagai masalah biasanya lebih berat di kepala daripada di pundak. Dengan hal seremeh ini, kemampuan Anda dalam mendengar akan seratus kali lebih efektif.

PRECONCEIVED IDEAS

Gejala inilah yang melahirkan istilah "pikiran sempit atau cetek", "keras kepala" atau "masuk kiri keluar kanan" atau malah "otak udang" dan "otak di dengkul". Preconceived ideas adalah berbagai ide dan gagasan atau pemahaman yang sudah terlanjur mendominasi pemikiran seseorang. Kendala ini mengakibatkan munculnya penolakan terhadap berbagai input baru ke dalam pemikiran. Kendala ini juga berhubungan dengan ego, rasa tidak nyaman dan kemalasan.

Gejala yang bisa dilihat dari keberadaan kendala ini adalah kecenderungan untuk menggeneralisir dan bereaksi tanpa fakta-fakta yang lengkap. Jelas, hal ini menghambat efektifitas proses mendengar.

Apa yang terjadi, adalah mendengar akan tetapi tidak menyerap informasi yang dibutuhkan dan bereaksi dengan tepat. Jika Anda dihinggapi kendala ini, Anda cenderung tidak suka ditantang dan tidak suka mengubah sikap. Rasa tidak nyaman yang ada pada diri Anda akan menghambat setiap input yang akan mempengaruhi atau merubah rasa nyaman Anda. Anda akan cenderung tidak bisa diakses dan tidak sabaran. Teknik mengatasinya adalah sebagai berikut:

1. Berhentilah mengkhawatirkan apa yang dipikirkan orang tentang Anda dan mulailah mengkhawatirkan apa yang dipikirkan orang.

2. Sediakan waktu dan bertanyalah. Lihatlah proses menerima input sebagai suatu proses belajar yang menyenangkan. Berhentilah memuja status quo. Berhenti mendengar berarti berhenti belajar.

3. Perlakukan tantangan dan komentar orang lain sebagai penghargaan. Tidak perlu takut salah. Jika orang tidak menganggap Anda penting, mereka tidak akan menantang atau berkomentar.

4. Ingatlah bahwa aturan bisa berubah. Sekalipun Anda sudah pernah menghadapinya, tidak berarti Anda masih bermain di arena yang sama. Apa yang tidak Anda ketahui bisa melukai Anda. Segala sesuatu pasti berubah.

5. Berjalanlah agak jauh dengan sepatu orang lain (Anda mungkin perlu membaca buku Edward De Bono tentang hal ini). Belajarlah untuk sensitif.

TALKING TOO MUCH
The more you talks, the less you listen. The more you talks, the less others will listen. Seseorang yang terlalu banyak berbicara cenderung dilatarbelakangi oleh rasa bersalah, takut, khawatir, tidak nyaman atau sifat egois. Orang yang talkoholic merasa bahwa mereka harus bicara, wajib bicara, hanya untuk mendengar dirinya sendiri berbicara.

Efek samping dari berbicara terlalu banyak adalah hilangnya dialog yang penuh arti karena pihak lain yang log out. Orang lain justru akan mengabaikannya. Jika Anda merasa terlalu banyak berbicara, teknik mengatasinya adalah sebagai berikut:

1. Pikirkan dahulu sebelum berbicara. Jika tidak, bicara Anda bisa jadi malah membingungkan. Siapkan kerangka dari poin-poin yang hendak Anda sampaikan. Hindari percampuran isu.

2. Evaluasi signifikansi dari pernyataan Anda. Jika waktu Anda sempit, jangan ungkapkan sesuatu dengan berputar-putar.

3. Biarkan orang lain menguasai forum terlebih dahulu. Anda mendengar, Anda belajar. Dengan mendengarkan orang lain terlebih dahulu, Anda mungkin akan menemukan bahwa pemikiran Anda tidak relevan, tidak cocok atau bahkan memalukan. Seorang pegawai yang akan Anda pecat, jika diberi kesempatan untuk berbicara, mungkin justru akan mengajukan pengunduran diri. Ongkosnya, bisa jadi jauh lebih murah.

4. Kendalikan mulut Anda. Mulut Anda harimau Anda. Segelas minuman di dekat Anda bukan hanya untuk menghilangkan rasa haus. Gelas itu bisa menunda bicara Anda.

5. Bertanyalah. Pertanyaan yang benar dan relevan akan mengatakan pada orang lain bahwa Anda menyimak.

6. Biarkan orang lain jadi bintang panggung. Buatlah orang lain menikmati lampu sorot. Biasakan sharing dengan orang banyak. Lebih mudah mendengarkan dari banyak orang dari pada hanya satu mulut yang harus didengarkan.

7. Makin banyak bicara akan makin banyak mengabaikan. Makin banyak bicara, makin besar kemungkinan salah omong. Jika ragu, lebih baik diam.

8. Batasi waktu. Jika Anda muncul kemudian orang lain bersembunyi atau menghindar, itu mungkin tanda bahwa Anda terlalu banyak berbicara dan kurang mendengarkan. Tunjukkan bahwa Anda punya prioritas lain. Ciri komunikasi yang sehat adalah seimbangnya proses memberi dan menerima informasi. Pembicara harus membuat orang lain mendengar dan pendengar harus membuat orang lain berbicara.

THINKING OF RESPONSES
Kendala ini sering disebut dengan "bigger fish syndrome", yaitu kesulitan untuk menjaga kesinambungan pernyataan. Untuk melanjutkan pernyataan, seseorang biasanya masih dipengaruhi atau diokupasi oleh pernyataan lawan bicara sebelumnya. Bahaya dari kendala ini adalah dampaknya terhadap ego dan hubungan baik.

Anda harus mengetahui apakah pernyataan Anda memperkuat atau malah melemahkan pernyataan Anda yang lain.

Kendala ini berhubungannya dengan kendala "terlalu banyak berbicara". Maka, Anda harus mengukur tingkat kepentingan dan relevansi dari setiap pernyataan Anda. Dalam banyak hal, sindrom "the bigger fish story" akan menciptakan perlombaan bicara yang menyimpang dari maksud awalnya. Lebih jauh lagi, situasi itu akan berkembang menjadi percakapan yang "tulalit".

A LACK OF INTEREST
Kendala ini adalah kendala yang paling susah dijinakkan. Manusia cenderung mengaitkan sesuatu hanya dengan hal-hal yang dimengerti, dengan orang atau dengan sesuatu yang bisa memberi manfaat secara pribadi. Jika sesuatu tidak menarik, Anda cenderung akan mengabaikannya. Padahal, bisa jadi yang tidak menarik itu dapat merubah nasib Anda.

Adalah lebih mudah untuk mendengarkan tentang kenaikan gaji atau kenaikan penjualan. Mengapa? Sebab hal-hal itu memang lebih mudah dimengerti dan mempunyai akibat langsung yang bisa diukur.

Kendala ini hanya muncul apabila Anda beranggapan bahwa pesan yang disampaikan, bahkan pengantar pesan itu sendiri, adalah tidak penting atau tidak relevan.

Jika Anda tidak memiliki ketertarikan, maka Anda tidak akan mendengarkan. Dan satu hal lagi, itu pasti kelihatan. Sinyal itu akan menunjukkan bahwa Anda kurang respek terhadap pernyataan orang lain.

Jika Anda belum bisa berbicara sistematis, atau jika Anda sering mengalami kekakuan dalam pembicaraan, atau jika Anda sering mengalami keheningan dalam pembicaraan karena Anda tidak tahu apa lagi yang harus dibicarakan, atau jika Anda sering berbicara hal-hal yang sebenarnya di luar konteks, teknik mengatasinya adalah sebagai berikut:

1. Carilah kesamaan dan persamaan. Setiap orang pasti memilikinya. Hampir semua orang pasti punya anak, pernah bersekolah, punya hobi, punya keluarga atau mungkin suka berolahraga. Bicaralah tentang semua itu. Hasilnya, Anda akan semakin akrab.

2. Bertanyalah dalam rangka belajar. Anda bisa mendalami pemahaman orang lain dengan bertanya. Sekaligus, ini adalah salah satu cara untuk menemukan kesamaan dan persamaan.

3. Hargai orang lain sebagai dirinya, jangan pekerjaannya. Artinya, Anda juga perlu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi orang lain. Mungkin, Anda adalah seorang eksekutif puncak. Akan tetapi jika ada kondangan, mungkin Anda harus tetap memakai batik atau baju koko.

Mendengar ternyata tidak mudah. Tidak mendengar, Anda tidak belajar. Tidak mendengar dengan lebih baik, Anda tidak makin pintar.
QA-Communication

Komunikasi yang hebat

Komunikasi verbal Anda yang hebat diisi dengan citra visual yang penuh kekuatan yang memprovokasi emosi audience, disampaikan Anda dengan bersemangat.
I care About You,
Dwika




Elemen Berbicara dan Mendengar
QA-Communication


Terjemahan bebas dari materi dalam:
Journal of Augustus 1997
The Institute of Management Excellence

METODE KOMUNIKASI
Para ahli mengatakan bahwa komunikasi disusun dengan beberapa metode: kata-kata, suara, tekanan suara, dan berbagai sinyal non verbal. Dari semua itu, beberapa memiliki efektifitas yang lebih tinggi dari pada yang lain dalam proses penyampaian pesan. Berdasarkan riset yang dilakukan, dalam suatu percakapan:

Kata-kata memiliki efektifitas 7%
Tekanan suara memiliki efektifitas 38%
Sinyal non verbal memiliki efektifitas 55% (lihat catatan kaki).

Yang dimaksud dengan Sinyal non verbal adalah termasuk:

* Bahasa tubuh (misalnya: persilangan tangan, cara berdiri, cara duduk, sikap rileks, dan sikap tegang)
* Emosi dari pengirim pesan dan penerima pesan (misalnya: berteriak, berbicara provokatif, antusias)
* Faktor penghubung antar manusia yang lain (misalnya teman, musuh, kesamaan profesi, persamaan atau perbedaan umur, persamaan filosofi, sikap, pengharapan)

Dengan kata lain, APA yang Anda katakan tidaklah sepenting BAGAIMANA mengatakannya!

Sebuah pesan yang buruk, disampaikan oleh seorang pembicara yang kharismatik, diisi dengan energi dan antusiasme, akan diterima sebagai sebuah pesan yang brilian.

Sebuah pesan yang luar biasa, disampaikan oleh seorang pembicara yang tidak tertarik dengan topik dalam pesan itu, tidak akan diterima oleh audience dengan antusias.

Salah satu contoh klasik dari komunikasi verbal yang hebat adalah pidato "I Have A Dream" yang disampaikan oleh Martin Luther King.

Mengapa pidato itu menjadi legenda besar? Sebab pidato itu diisi dengan citra visual yang penuh kekuatan yang memprovokasi emosi audience, disampaikan dengan bersemangat oleh seseorang yang menangkap impian dari setiap ras manusia. Sejalan dengan waktu, pidato itu bergeser menjadi lambang harapan bagi semua orang, tanpa melihat rasnya.

ELEMEN BERBICARA
* Bahasa tubuh
* Kualitas suara
* Niat di belakang pembicaraan
* Cara: langsung atau tidak, keramahan
* Pakaian (gaya, warna, kepantasan pada situasi)
* Alat bantu visual, animasi
* Kontak mata
* Emosi dan kekuatan
* Konsep dan tata nilai pribadi
* Konsep dan tata nilai orang lain
* Kemampuan mendengar, menangkap isi utama pesan
* Berbicara dari hati
* Energi
* Setting, waktu, tempat dan timing
* Bagaimana pembicara menguasai pesan yang akan disampaikan
* Sensitifitas
* Ritme dan kecepatan
* Sikap dan kepercayaan diri
* Raport dan reputasi
* Agenda
* Tujuan berbicara dan berkomunikasi
* Kejelasan
* Pemahaman kapan harus diam, menengahi, dan mengawasi

ELEMEN MENDENGAR
* Ketertarikan pada pembicara
* Kontak mata
* Niat untuk secara penuh awake dan aware
* Keterbukaan: kepada diri sendiri dan orang lain
* Perhatian
* Mendengar diri sendiri
* Feedback
* Bahasa tubuh
* Perubahan pola-pola dalam mendengar
* Harapan terhadap pembicara, terhadap pesan yang disampaikan, dan terhadap agenda mereka

Catatan kaki:Diupdate Maret 2003: Berdasarkan survey pengunjung. Dipercayai bahwa persentase ini dikembangkan oleh Professor Albert Mehrabian, dan dipublikasi dalam bukunya "Silent Messages" tahun 1971. Sumber lain menyebutkan hal yang kurang lebih sama, yaitu "What is Non Verbal communication" - Chapman University, dan "Non Verbal Communication' oleh Professor Albert Mehrabian (Chicago: Aldine-Atherton, 1972). Persentase terakhir dari berbagai sumber mengatakan Kata-kata 7%, Tekanan suara 43% dan Sinyal non verbal 50%.


Anda menguji

Anda harus belajar mendengar dengan lebih baik dan berbicara dengan lebih jelas. 
Anda juga harus menguji apakah pesan yang disampaikan telah diterima dengan benar, dan apakah kita sendiri mendengar pesan dengan jelas.
Proses komunikasi sangat jarang mencapai tingkat sempurna (tanpa distorsi).
I Care About You,
Dwika



Distorsi Dalam Proses Berbicara
QA-Communication


Terjemahan bebas dari materi dalam:

Journal of Agustus 1997
The Institute of Management Excellence

Berbicara berarti berkomunikasi. Berkomunikasi melibatkan dua pihak, yaitu pengirim pesan dan penerima pesan. Dalam konteks berbicara, ini berarti tentang pembicara dan pendengar. Seperti juga bentuk komunikasi lainnya, berbicara secara timbal balik berpeluang memunculkan distorsi komunikasi. Sampai tahap tertentu, distorsi akan membuat pembicaraan menjadi "tulalit".

Perhatikan bahwa antara pembicara dan pendengar, jalur komunikasi yang tercipta seolah-olah membentuk sebuah garis lurus. Namun, kondisi ini justru sangat jarang dicapai. Distorsi dapat terjadi baik dalam proses berbicara atau dalam proses mendengar. Ada banyak sebab yang dapat mendistorsi atau memfiltrasi proses komunikasi.

Memperbaiki kualitas komunikasi verbal menuntut pemahaman bahwa proses komunikasi sangat jarang mencapai tingkat sempurna (tanpa distorsi). Kita harus belajar mendengar dengan lebih baik dan berbicara dengan lebih jelas. Kita juga harus menguji apakah pesan yang disampaikan telah diterima dengan benar, dan apakah kita sendiri mendengar pesan dengan jelas.

Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan distorsi dalam proses komunikasi.

DI SISI PEMBICARA:
Keinginan dan Niat;
Seberapa besar niat dan keinginan Saya untuk berbicara padanya?

Waktu dan Timing;
Apakah ini saat yang tepat untuk berbicara kepadanya?

Lokasi;
Apakah ini tempat yang pas untuk berbicara kepadanya?

Konsekuensi dan Biaya;
Apa yang terjadi jika Saya mengatakan hal ini padanya? Apa konsekuensinya buat Saya?

Kompetisi;
Apakah ini akan berkembang menjadi suatu perdebatan? Akankah dia membalas pembicaraan Saya dalam cara yang Saya tidak menyukainya?

Minat;
Apakah Dia akan berminat jika Saya ajak berbicara?

DI SISI PENDENGAR:
Faktor Pemotivasi
Apakah Dia akan termotivasi oleh pembicaraan Saya?

Kepercayaan
Apakah Dia mempercayai Saya? Akan Dia mempercayai Saya?

Timing dan Ketepatan
Apakah ini waktu yang tepat baginya untuk mendengarkan Saya?

Sensitifitas
Apakah Dia cukup sensitif terhadap isi pembicaraan Saya?

Konsistensi Perilaku
Apakah Dia akan stabil dalam mendengarkan Saya? Apakah Dia akan berperilaku tertentu saat dan setelah Saya berbicara?

Ekspektasi Peran
Apakah Dia mengerti harus bagaimana dalam mendengarkan pembicaraan Saya?

Konsekuensi dan biaya
Apakah konsekuensi baginya dari mendengarkan pembicaraan Saya?


Anda meyakinkan


Anda adalah public speaker saat Anda mencoba meyakinkan tentang sesuatu kepada seorang teman, kawan sekelas, instruktur, teman kerja, atasan, bawahan, murid, anak, keponakan, istri, bahkan mertua. 
Anda adalah seorang public speaker saat Anda berbagi cerita dengan orang lain. 
Anda sedang mengimplementasikan keahlian public speaking saat Anda menawarkan ide ke tim kerja Anda atau saat Anda melaporkan situasi terakhir tentang suatu proyek.
I Care About You,
Dwika




Apa Sih Public Speaking Itu?
QA-Communication

Untuk beberapa alasan, ketika orang berpikir tentang public speaking, mereka membayangkan sebuah situasi di mana seseorang yang sangat terlatih sedang berbicara, menguasai forum, berbicara dengan dinamis dan menyampaikan berbagai hal yang berpotensi merubah hidup seseorang atau bahkan ribuan orang.

Dapatkah Anda membayangkan diri Anda sendiri dalam situasi seperti itu? Beberapa dari Anda mungkin berpikir, "Tentu! Saya sudah tidak sabar untuk itu. Itu sebabnya kini saya berdiri di sini, di depan semua orang." Beberapa yang lain dari Anda mungkin berpikir, "Nggak deh. Sampe kiamat juga nggak. Pokoknya Enggaaaaaak."

Apapun reaksi Anda, Anda harus tahu bahwa memang hanya sedikit orang yang mau berhadapan dengan situasi di atas. Mengapa? Karena, selain untuk acara-acara yang khusus sifatnya, Anda memang merasa tidak membutuhkan model komunikasi yang demikian. Lantas, apa ini berarti bahwa Anda memang hanya punya sedikit kesempatan untuk berbicara di depan publik? Tidak.

Justru, faktanya Anda hampir selalu berbicara di depan publik. Mungkin Anda guru, mungkin Anda pejabat ketua RT, mungkin Anda di bagian marketing, mungkin Anda orang partai, atau mungkin Anda seorang demonstran. Hanya saja, Anda tidak menganggap semua itu sebagai public speaking.

Setiap kali Anda memberikan pengarahan, menjelaskan bagaimana harus mengerjakan sesuatu, menawarkan bantuan kepada orang lain, atau mendiskusikan pendapat dan pandangan Anda, Anda sebenarnya menggunakan elemen-elemen public speaking.

Anda adalah public speaker saat Anda mencoba meyakinkan tentang sesuatu kepada seorang teman, kawan sekelas, instruktur, teman kerja, atasan, bawahan, murid, anak, keponakan, istri, bahkan mertua. Anda adalah seorang public speaker saat Anda berbagi cerita dengan orang lain. Anda sedang mengimplementasikan keahlian public speaking saat Anda menawarkan ide ke tim kerja Anda atau saat Anda melaporkan situasi terakhir tentang suatu proyek.

Semua situasi di atas menuntut Anda menggunakan keahlian public speaking, yaitu mempraktekkan semua ini:

- Mengorganisasikan ide-ide;
- Menentukan konteks dan memperhitungkan audience;
- Mengadaptasi pesan yang ingin disampaikan kepada dua hal di atas;
- Memilih cara yang paling efektif untuk membagi jalan pikiran Anda kepada mereka;
- Menyampaikan pesan Anda;
- Dan kemudian menyimak reaksi mereka untuk mengetahui apakah mereka telah memahami Anda.

Anda harus terus berupaya untuk makin memahami betapa pentingnya keahlian public speaking untuk mengisi kehidupan pribadi, sosial, pendidikan, profesi, karir dan bisnis Anda.



Anda bersikap dan berpikiran terbuka

Anda sesungguhnyalah sedang belajar. Hidup adalah pelajaran. Berbicara adalah proses belajar. Anda haruslah bersikap terbuka dan berpikiran terbuka. Terbuka untuk menerima berbagai kemungkinan dan pelajaran.
I Care About You,
Dwika




Pembicara Publik EDANby: Ikhwan Sopa

Apa yang terlintas di pikiran Anda saat membaca kata "edan" di topik workshop dan di judul di atas?

edan = gila, gila-gilaan
edan = sinting
edan = nggak waras
edan = miring
edan = tidak sehat
edan = hilang akal
edan = kurang kerjaan
dan sebagainya.

Biasanya memang ya, seperti itulah biasanya.

Tapi tidak seperti biasanya, kali ini kita membicarakan "edan" yang lain, yaitu Metode E.D.A.N. yang dikembangkan oleh QA Communication, sebagai salah satu metode yang powerful untuk membentuk Anda menjadi pembicara publik yang baik, penuh percaya diri, hebat dan handal. Metode yang membentuk Anda menjadi manusia yang positif, percaya diri, hebat dan handal.

ANDA PASTI PEMBICARA PUBLIK
Anda pasti bicara dan setiap kali berbicara, Anda pasti menujukannya kepada manusia lain. Jika manusia lain yang mendengarkan Anda jumlahnya lebih dari satu, maka aktivitas bicara Anda itu disebut public speaking. Dan Anda yang berbicara, disebut public speaker alias pembicara publik. Anda pasti pernah dan cukup sering melakukannya.

Jadi, Anda pasti pembicara publik alias public speaker.

- Jika Anda berbicara di depan istri, suami dan anak-anak, maka Anda pembicara publik.
- Jika Anda berbicara di rapat RT untuk tujuhbelasan, maka Anda pembicara publik.
- Jika Anda berbicara di suatu majelis taklim, maka Anda berbicara di depan publik.
- Jika Anda menjadi MC di kondangan adik ipar, maka Anda adalah pembicara publik.
- Jika Anda berbicara di dalam rapat di kantor, Anda adalah pembicara publik.
- Jika Anda membriefing bawahan Anda, maka Anda adalah pembicara publik.
- Jika Anda mempresentasikan produk, Anda berbicara di depan publik.
- Jika Anda melaporkan hasil kerja di hadapan forum, Anda adalah pembicara publik.
- Jika Anda sekretaris boss, Anda akan berbicara kepada publik.
- Jika Anda guru, dosen, penceramah atau dai, Anda pasti pembicara publik.
- Jika Anda programer komputer sekalipun, Anda akan berbicara kepada publik.
- Jika Anda pejabat publik, apalagi.
- Jika Anda adalah jurkam suatu partai, Anda adalah pembicara publik.
- Jika Anda adalah demonstran, Anda pasti berbicara di depan publik.
- Jika Anda kenek metromini, Anda pembicara publik.
- Jika Anda tukang obat di trotoar, Anda jelas pembicara publik.

Jika Anda punya profesi, apapun itu, Anda pasti pembicara publik.

PEMBICARA PUBLIK YANG BAIK, PD, HEBAT DAN HANDAL
Jika Anda berbicara untuk didengar oleh lebih dari dua telinga (empat, enam, delapan dan seterusnya - yang penting angka genap), maka Anda membutuhkan keahlian khusus agar pesan Anda bisa sampai, dengan persepsi yang seragam di setiap pasang telinga. Lebih dari itu, Anda juga mengharapkan efek yang seragam dalam sikap dan perbuatan sebagai hasil dari bicara Anda.

Jika Anda berbicara di depan publik, maka apapun yang Anda katakan bisa berpengaruh besar pada publik Anda.

Kata-kata Anda bisa berkembang menjadi opini publik. Opini publik bisa bergeser menjadi sikap publik. Jika sikap publik bergeser, maka perilaku publik akan bergeser. Jika perilaku publik berubah, maka publik itu berubah. Jika publik itu berubah, maka masyarakat yang bersangkutan telah berubah.

Artinya, kata-kata Anda punya kekuatan yang amat besar. Kata-kata Anda punya kekuatan untuk merubah dunia. Merubahnya menjadi positif atau menjadi negatif.

Melihat kekuatan itu, maka seorang pembicara publik yang baik semestinya memenuhi kualifikasi sebagai berikut:

- Pembelajar;
- Penyampai nilai;
- Pemberi dan partisipan;
- Deklarator yang baik;
- Bisa menerima umpan balik;
- Percaya kepada audience.

PEMBELAJAR
Setiap pembicara publik, sekalipun ia sedang mengajar, sesungguhnyalah ia sedang belajar. Hidup adalah pelajaran.

Berbicara adalah proses belajar. Public speaker adalah pembelajar. Itu artinya, setiap pembicara publik haruslah bersikap terbuka dan berpikiran terbuka. Terbuka untuk menerima berbagai kemungkinan dan pelajaran.

Pembicara publik adalah corong penyampaian berbagai pelajaran kepada khalayak. Sebelum khalayak publik belajar, pembicara publik harus lebih dahulu belajar. Saat publik belajar dengan mendengarkan pembicara publik, pembicara itu sendiri juga harus belajar dan menyelami dampak serta efek dari aktivitas public speakingnya.

Pembicara publik adalah orang pertama, yang harus siap menerima informasi baru dan informasi perubahan. Jika pembicara publik tertinggal, maka khalayak publik akan tertinggal.

Pembicara publik yang baik, adalah pembicara yang lebih dahulu belajar sebelum publiknya belajar.

NILAI
Apapun yang disampaikan oleh pembicara publik, mestinya punya nilai. Lebih dari itu, nilainya harus positif. Pembicara publik yang baik, adalah pembicara yang menyampaikan dan meneruskan nilai-nilai positif kepada publik.

Siapa yang mau mendengar sesuatu yang tak bernilai? Siapa mau mendengar sesuatu yang bernilai negatif?

PARTISIPASI
Sebagai pemberi dan penyampai nilai, seorang pembicara publik haruslah bersikap dan berperilaku total. Seorang pembicara publik, harus mengerahkan segala kemampuan dan segala sumber daya yang ada padanya. Ini perlu dilakukan agar fungsinya sebagai terminal dari berbagai pesan, sebagai pabrik segala ide dan gagasan, bisa berjalan dengan optimal.

Setiap gangguan dan distorsi yang terjadi, akan berpotensi mengurangi partisipasinya dalam proses penyampaian nilai dan proses pembelajaran publik. Berkurangnya partisipasi pembicara publik, akan menurunkan nilai dan kualitas pembelajaran yang diusungnya. Pembicara publik yang baik adalah partisipan yang terlibat aktif.

Pembicara publik yang baik lebih memilih menjadi pemberi daripada penerima.

DEKLARASI
Apapun yang disampaikan oleh pembicara publik adalah deklarasi. Dan setiap deklarasi, akan menuai sambutan dan respon. Sambutan dan respon itu, mewakili sikap dan perilaku publik. Sambutan dan respon itu, bisa berupa penolakan atau persetujuan. Dalam bentuk yang manapun, sambutan dan respon adalah kekuatan yang dibangkitkan oleh pembicara publik. Kekuatan itu dibangun oleh deklarasi si pembicara publik.

Pembicara publik yang baik, tahu apa yang harus dideklarasikan, bagaimana melakukannya, dan tahu apa efeknya bagi publik.

UMPAN BALIK
Setiap sambutan dan respon yang dituai oleh pembicara publik, adalah umpan balik. Semua umpan balik muncul sebagai akibat deklarasi dari pembicara publik. Umpan balik, adalah reaksi atas aktivitas pembicara publik yang menyampaikan nilai, berpartisipasi dan terlibat dengan audience, yang mendeklarasikan sesuatu dalam proses pembelajaran bersama.

Pembicara publik yang baik, tahu bagaimana harus menyikapi setiap respon dan sambutan.

PERCAYA
Pembicara publik adalah believer. Pembicara publik adalah orang yang mempercayai berbagai hal yang disampaikannya kepada publik. Sebelum ia menghendaki publik percaya pada nilai yang dibawanya, ia lebih dahulu percaya. Sebelum ia meminta publik percaya kepadanya, ia lebih dahulu percaya kepada mereka. Jika pembicara publik tidak mempercayai audiencenya, maka nilai yang disampaikan, partisipasi dan keterlibatannya dengan publik, akan terdiskon dan terdistorsi secara nyata.

Pembicara publik yang baik, adalah orang pertama yang mempercayai publiknya.

MENGENAL METODE E.D.A.N
Semua kualifikasi terbaik dari seorang pembicara publik seperti di atas, tidak bisa diperoleh sambil lalu. Ia juga tak akan muncul begitu saja berdasarkan pengalaman atau jam terbang bicara. Kualifikasi itu harus ditemukan, diidentifikasi dan dilatih dengan cara-cara yang sistematis.

Metode E.D.A.N. adalah sebuah metode yang dikembangkan oleh QA Communication. Metode E.D.A.N adalah sebuah metode yang powerful dan dapat membantu Anda mencapai semua kualifikasi di atas, dan membentuk Anda menjadi orang yang positif, PD, hebat dan dapat diandalkan. Metode E.D.A.N. menghasilkan pembicara publik yang baik, PD, hebat, dan dapat diandalkan. Metode E.D.A.N mencetak sumber daya manusia yang positif, PD, hebat dan bisa diandalkan.

Metode E.D.A.N adalah:

E = Energy
D = Dignity
A = Anticipation
N = Nothing to lose

ENERGI
Energi adalah segala bentuk kekuatan, fenomena, elemen atau aspek yang bisa berkonotasi dengan energi, misalnya:

- Niat;
- Motivasi;
- Hasrat;
- Keinginan;
- Cita-cita;
- Semangat;
- Tujuan;
- Target;
- Ingin membantu;
- Deadline;
- Kebebasan;
- Pilihan;
- Sikap sosial;
- Tantangan;
- dan sebagainya.

Pembicara publik yang baik adalah pembicara yang memiliki energi. Jika Anda diperintah untuk memimpin sebuah meeting besok pagi, Anda punya dua pilihan:

1. Melakukannnya dengan terpaksa, karena didorong orang lain dan Anda tidak bisa menolaknya. Itu berarti, energi yang tercipta adalah energi orang lain. Bukan energi Anda.

2. Melakukannya dengan melihat perintah itu sebagai kesempatan. Apapun alasan Anda, sekecil apapun motivasi Anda, jika itu berasal dari diri Anda sendiri, maka itu sudah berarti energi. Untuk bisa mendapatkan energi, ungkapan sederhana seperti "Ya sudahlah, toh ini cuma sebulan sekali" sudah cukup untuk menciptakan energi.

Apalagi, jika Anda mengatakan "Yes! Aku dapat giliran memimpin meeting. Lumayan buat latihan public speaking". Dengan ungkapan terakhir itu, energi Anda setara dengan energi roket yang dapat melontarkan semangat Anda sampai ke bulan.

DIGNITY
Dignity adalah segala bentuk penghargaan, penghormatan dan respek pada diri sendiri, misalnya:

- Rasa bersyukur;
- Bangga pada keunikan diri;
- Bangga pada keahlian;
- Senang bisa memberi manfaat untuk orang lain;
- I'm the best;
- Menerima diri tanpa merendahkan;
- Memberi peluang pada diri untuk belajar;
- Memahami kesempurnaan diri dalam keterbatasan;
- Mengerti fungsi manusia sebagai raja di muka bumi;
- Tidak minder;
- Tidak sombong;
- Rendah hati;
- dan sebagainya.

Pembicara publik yang baik adalah pembicara yang bisa menghargai diri sendiri. Anda tidak akan menjadi pembicara yang baik jika terus-menerus mengkritik diri sendiri.

"Gimana kalo audience lebih tahu dari saya?"
"Gimana kalo saya ditanya dan tidak bisa menjawab?"
"Sepertinya saya bukan yang terbaik untuk topik ini..."

ANTISIPASI
Antisipasi adalah segala proses, aktivitas dan kegiatan yang dilakukan untuk menghadapi, mempersepsi dan memahami berbagai hal dan kemungkinan, misalnya:

- Persiapan bahan dan materi;
- Persiapan dan latihan presentasi;
- Pemahaman konsep dan teori;
- Penyediaan bukti dan argumentasi;
- Memelihara kesehatan fisik dan mental;
- Pemupukan kredibilitas;
- Audience analysis;
- Persiapan ruangan;
- SWOT analisis untuk diri sendiri;
- Penyediaan kebutuhan alat bantu visual;
- Melatih tanya jawab;
- Perbaikan persepsi dan cara pandang;
- Penggalian hal-hal baru;
- Proyeksi berbagai hal;
- dan sebagainya.

Pembicara publik yang baik adalah pembicara yang selalu melakukan persiapan secukupnya. Tidak terlalu minim dan tidak berlebihan. Persiapan yang minim, menunjukkan energi yang minim. Persiapan yang berlebihan, berarti Anda telah melecehkan diri Anda sendiri.

Antisipasi dilakukan terhadap berbagai aspek yang melibatkan situasi public speaking. Mulai dari diri sendiri, audience, lokasi, topik, delivery, penguasaan materi, sampai dengan pembentukan persepsi yang terkait dengan semua aspek itu.

NOTHING TO LOSE
Jika Anda sudah punya energi, sudah punya dignity dan telah mengantisipasi, maka tak ada lagi yang bisa menghentikan Anda, sebab mestinya Anda sudah 'nothing to lose'. Nothing to lose adalah tidak merasa kehilangan karena menyampaikan nilai, berpartisipasi, belajar, menerima umpan balik dan mempercayai orang lain.

Nothing to lose adalah kata lain dari "ikhlas". Anda terus maju siap 'nrimo' keadaan, tidak peduli dengan situasi, masa bodoh dengan perasaan. Anda sudah yakin bahwa apa yang perlu dilakukan sebagai manusia, telah Anda lakukan. Anda hanya perlu terus maju berjalan. Selebihnya, Anda serahkan kepada Tuhan. Anda ikhlas. Anda nothing to lose.

Jika Anda sudah melengkapi diri dengan upaya memupuk energi, meningkatkan dignity, dan melakukan antisipasi, maka apakah lagi yang menghalangi Anda dari menjadi pembicara yang baik, PD, hebat dan handal? Apakah lagi yang menghambat Anda sebagai calon manusia sukses, dari mengambil keputusan dan bertindak tanpa ragu?

Kapankah terakhir kali Anda melakukan sesuatu, dan pada saat itu Anda berkata pada diri sendiri "Ah sudahlah, nothing to lose...!" Sudah lama sekali bukan? Anda bahkan mungkin sudah tidak ingat lagi kapan! Beruntunglah Anda jika hari ini telah mengatakannya.

Mengapakah tidak SETIAP KALI Anda melakukan sesuatu, apapun itu, Anda berkata "Ah sudahlah, nothing to lose...!"

Luar biasa bukan godaan dari pertanyaan ini? Menarik sekali toh, membayangkan diri Anda bisa ber-nothing-to-lose untuk apapun, kapanpun, di manapun dan dengan siapapun?

Anda bisa nothing to lose dalam melakukan apapun di dalam hidup Anda, termasuk dalam berbicara, sepanjang Anda melengkapi diri dengan E, D, dan A. Anda bisa melakukan apapun di dalam hidup Anda, termasuk dalam berbicara, jika Anda sudah EDAN.

Jadilah pembicara EDAN.
Jadilah orang EDAN.

Pengaruh kuat pada orang lain

Anda memang tidak perlu menjadi orang yang cemerlang atau jenius. 
Orang yang diperlukan adalah orang yang punya pengaruh kuat pada orang lain. 
Dan pada saat yang sama, pebisnis yang bisa berbicara dengan baik, cenderung dipersepsi lebih kuat, lebih pandai, dan lebih dihargai.
I Care About You,
Dwika




LIMA KEAHLIAN KOMUNIKASI BAGI PROFESIONAL DAN PEMILIK USAHA
Terjemahan bebas dari materi oleh:
Dianna Booher
Konsultan Komunikasi

Keahlian berkomunikasi itu mutlak bagi setiap pemilik usaha. Dan perhatikanlah bahwa "berbicara" adalah keahlian yang diletakkan di nomor satu. Anda berbicara setiap hari dengan orang di sekeliling Anda. Dalam briefing atau meeting pagi, presentasi bisnis, bahkan di saat makan siang.

Berikut adalah lima keahlian komunikasi yang merupakan kelengkapan standar bagi setiap orang yang memiliki usaha.

KEAHLIAN #1: BERBICARA
Saat ini, berbicara tidak lagi hanya sekedar "plus" dalam dunia usaha. Makin tinggi peringkat atau posisi seseorang dalam bisnis apapun, keahlian berbicara menjadi semakin krusial. Public speaking telah menjadi "norma" bagi eksekutif senior.

Dalam mengurus bisnis sehari-hari, Anda pasti akan menjelaskan krisis bisnis di hadapan sejumlah orang. Bahkan, jika Anda pengusaha kecil, berbicara adalah bagian dari bisnis itu. Anda harus banyak berbicara untuk menggalang network, untuk mempresentasikan bisnis, untuk menjaring kolega, atau untuk memasarkan produk. Kesuksesan bicara Anda berkorelasi langsung dengan bottom line di laporan rugi laba Anda.

Anda memang tidak perlu menjadi orang yang cemerlang atau jenius. Orang yang diperlukan adalah orang yang punya pengaruh kuat pada orang lain. Dan pada saat yang sama, pebisnis yang bisa berbicara dengan baik, cenderung dipersepsi lebih kuat, lebih pandai, dan lebih dihargai.

Di luar dunia bisnis, Anda akan meneruskan upaya mencari dan menemukan berbagai kesempatan. Di rapat RT, di arisan keluarga, di jamuan makan, di pesta atau kondangan, di organisasi sosial dan sebagainya. Dalam banyak kasus itu, kemampuan public speaking akan sangat berguna.

Berbicara baik dengan cara yang baik, adalah keharusan bagi pengusaha.

KEAHLIAN #2: MENDENGAR
Mendengar pada intinya mencerminkan perbedaan antara closing atau losing penjualan, mendapatkan atau kehilangan klien, memotivasi atau mereduksi semangat tim, membangun atau menghancurkan hubungan antar karyawan.

Mendengar adalah prasyarat bagi kesuksesan bisnis.

"Know how to listen, and you will profit even from those who talk badly.”

Mendengar sangat penting. Tidak mendengar pasar, Anda akan keluar. Tidak mendengar karyawan, Anda akan sendirian. Tidak mendengar kompetitor, Anda akan 'ngglosor'. Tidak mendengar diri sendiri, Anda mati.

Pelajari sekali lagi tentang kendala mendengar, dan terjemahkan artikel ini dalam konteks berbisnis:

http://www.indodigest.com/indonesia-special-article-48.html


KEAHLIAN #3: MENULIS
Segala yang resmi, cepat atau lambat harus dituliskan. Sayangnya, menulis sering pula menjadi kendala yang tak kalah berat bagi sebagian pengusaha. Mereview sebuah laporan misalnya, seringkali menjadi pekerjaan yang memusingkan.

Lihatlah kembali berbagai draft yang sampai ke meja Anda: Proposal dari pelanggan besar. Strategic partnership. Policy statements. Press release. Surat untuk investor. Semuanya menuntut keahlian menulis.

Dalam konteks ini, apa yang Anda tulis adalah apa yang Anda dapat. Tulisan Anda harus jelas, sederhana dan akurat.

Jika Anda adalah profesional atau pebisnis yang bukan penulis, artikel ini mungkin bisa memicu motivasi Anda untuk mulai berlatih menulis:

http://www.indodigest.com/indonesia-special-article-47.html

KEAHLIAN #4: MEMIMPIN RAPAT
Bayangkan ini: Rapat dapat membuat dunia menjadi damai, dan sekaligus dapat membuat dunia menjadi lapangan perang.

Rapat dapat membuat 15 jam Anda dalam seminggu menjadi 15 jam yang damai, atau 15 jam yang membuat frustrasi. Ini, juga berlaku bagi manajer yang hebat "time management"-nya sekalipun.

Kemampuan memimpin rapat, akan menentukan siapa yang akan ikut dan apa yang akan mereka capai. Kesia-siaan, atau sesuatu yang bernilai.

KEAHLIAN #5: RESOLUSI KONFLIK
Pebisnis, sayangnya, punya banyak konflik. Jika tidak dengan klien, ya dengan orang dalam. Jika tidak dengan orang dalam, ya dengan otoritas. Jika tidak dengan mereka, ya dengan pemegang saham.

Anda adalah wasit di dalam bisnis.

Jika Anda menemukan bahwa Anda masih belum optimal memiliki semua keahlian di atas, maka efektifitas Anda dalam mencapai hasil dan sasaran bisnis akan terganggu dan bias. Untuk itu, Anda perlu menajamkan semua toolkit di atas, dan pada saat yang sama menularkan semua itu ke dalam tim Anda.

Bapak dan Ibu sekalian, bisakah Anda memberi alasan; mengapakah keahlian berbicara di nomor 1 letaknya?
QA-Communication