be well,
Dwika
Menaikkan Layang-layang
Jun 17, 2011 Author: Anna Di sebuah lapangan yang luas, segerombolan anak kecil sedang asyik bermain layangan. Firman dan Ilham salah satunya. Mereka baru saja hendak memulai bermain layangan. Firman membawa layangan berwarna biru, sedangkan layangan Ilham berwarna merah. Ini adalah pertama kalinya mereka bermain layanan di lapangan yang luas. Firman dan Ilham pun bersiap-siap menerbangkan layangan mereka.
“Wah… susah sekali nih layanganku belum juga naik. Anginnya sepertinya kurang bersahabat ya…,” kata Firman.
“Iyaaa… aku juga kesulitan menaikkan layanganku. Beberapa kali sempat naik eeeh terus jatuh lagi. Yuk kita ke sebelah sana… mungkin disana anginnya lebih bagus,” ajak Ilham.
”Nggak mau aah. Aku disini saja. Disini banyak teman-teman kita yang sudah berhasil menaikkan layangannya. Tuh lihat, tinggi sekali ya layangan mereka berlomba-lomba mencapai langit.”
”Ayoo…kita pindah saja, Ilham. Mungkin tadi disini anginnya memang bagus untuk menaikkan layangan. Tapi ternyata sekarang sudah tidak bagus lagi. Daripada layangan kita jatuh-jatuh terus, mending kita pindah yukk…,” sekali lagi Ilhammengajak Firman.
”Kamu aja deh yang kesana. Aku mau mencoba lagi disini. Kan kita gak boleh nyerah begitu aja.”
Firman menolak ajakan Ilham untuk berpindah tempat. Akhirnya Ilham meninggalkan Firman yang terus berusaha menaikkan layangannya.
Tidak sampai sepuluh menit. Terdengar teriakkan Ilham dari jarak sepuluh meter di tempat Firman.
”Firmaaaaaaan…. lihat ini. Sekarang layanganku sudah berhasil naik. Tuh lihaaaat….. sebentar lagi pasti akan setinggi layangan teman-teman kita yang lain!!!,” Ilham berteriak dengan gembiranya.
”Waaah iya. Benar kamu ya. Aku masih saja belum bisa menaikkan layanganku. Daritadi masih jatuh-jatuh melulu dan hampir saja merusakkan kerangka layanganku,” Firman menjawab dengan nada kecewa.
”Makanya… ayo segera kesiniiiiii… disini anginnya bagus sekali untuk menaikan layanganmu…”
Akhirnya, Firman pun mengikuti saran Ilham. Tidak lama kemudian, Ilham berhasil menaikkan layangannya.
”Ahhaaaaa…. bener juga kau Ilham. Untung aku mengikuti saranmu ya. Coba kalau aku masih disana… bukannya layanganku terbang, tapi malah rusak karena jatuh berulang kali.”
”Iya…. makanya itu. Dari tadi kan kita sudah mencoba tapi anginnya memang tidak bagus. Di tempat seluas lapangan ini, kita pasti menemukan tempat yang anginnya bersahabat buat kita. Kalau disana anginnya tidak bagus, kenapa kita tetap harus berdiri disana. Lebih baik kita pindah dan kita cari tempat yang anginnya lebih bagus,” jawab Ilham sambil tersenyum puas.
Terkadang, kita seperti Ilham dalam cerita diatas. Kita sudah mengetahui bahwa keadaan tidak akan merubah nasib kita, namun kita tetap saja diam dan tidak bergerak melakukan tindakan. Akhirnya kita hanya mengeluh dan mengeluh. Situasi tidak berubah jika kita sendiri kita mau berubah dan bergerak. Mari bergerak dan kita akan mengubah nasib kita.
Artikel ini adalah salah satu dari 34 artikel yang bisa Anda baca di buku perdana saya yang sudah selesai cetak, berjudul “Mencari Matahari” : 34 Metafora dan Foto Inspiratif yang Mengajak Anda Memandang Kehidupan dengan Sudut Pandang yang Lebih Bermakna.
Selamat membaca…
“Wah… susah sekali nih layanganku belum juga naik. Anginnya sepertinya kurang bersahabat ya…,” kata Firman.
“Iyaaa… aku juga kesulitan menaikkan layanganku. Beberapa kali sempat naik eeeh terus jatuh lagi. Yuk kita ke sebelah sana… mungkin disana anginnya lebih bagus,” ajak Ilham.
”Nggak mau aah. Aku disini saja. Disini banyak teman-teman kita yang sudah berhasil menaikkan layangannya. Tuh lihat, tinggi sekali ya layangan mereka berlomba-lomba mencapai langit.”
”Ayoo…kita pindah saja, Ilham. Mungkin tadi disini anginnya memang bagus untuk menaikkan layangan. Tapi ternyata sekarang sudah tidak bagus lagi. Daripada layangan kita jatuh-jatuh terus, mending kita pindah yukk…,” sekali lagi Ilhammengajak Firman.
”Kamu aja deh yang kesana. Aku mau mencoba lagi disini. Kan kita gak boleh nyerah begitu aja.”
Firman menolak ajakan Ilham untuk berpindah tempat. Akhirnya Ilham meninggalkan Firman yang terus berusaha menaikkan layangannya.
Tidak sampai sepuluh menit. Terdengar teriakkan Ilham dari jarak sepuluh meter di tempat Firman.
”Firmaaaaaaan…. lihat ini. Sekarang layanganku sudah berhasil naik. Tuh lihaaaat….. sebentar lagi pasti akan setinggi layangan teman-teman kita yang lain!!!,” Ilham berteriak dengan gembiranya.
”Waaah iya. Benar kamu ya. Aku masih saja belum bisa menaikkan layanganku. Daritadi masih jatuh-jatuh melulu dan hampir saja merusakkan kerangka layanganku,” Firman menjawab dengan nada kecewa.
”Makanya… ayo segera kesiniiiiii… disini anginnya bagus sekali untuk menaikan layanganmu…”
Akhirnya, Firman pun mengikuti saran Ilham. Tidak lama kemudian, Ilham berhasil menaikkan layangannya.
”Ahhaaaaa…. bener juga kau Ilham. Untung aku mengikuti saranmu ya. Coba kalau aku masih disana… bukannya layanganku terbang, tapi malah rusak karena jatuh berulang kali.”
”Iya…. makanya itu. Dari tadi kan kita sudah mencoba tapi anginnya memang tidak bagus. Di tempat seluas lapangan ini, kita pasti menemukan tempat yang anginnya bersahabat buat kita. Kalau disana anginnya tidak bagus, kenapa kita tetap harus berdiri disana. Lebih baik kita pindah dan kita cari tempat yang anginnya lebih bagus,” jawab Ilham sambil tersenyum puas.
Terkadang, kita seperti Ilham dalam cerita diatas. Kita sudah mengetahui bahwa keadaan tidak akan merubah nasib kita, namun kita tetap saja diam dan tidak bergerak melakukan tindakan. Akhirnya kita hanya mengeluh dan mengeluh. Situasi tidak berubah jika kita sendiri kita mau berubah dan bergerak. Mari bergerak dan kita akan mengubah nasib kita.
Artikel ini adalah salah satu dari 34 artikel yang bisa Anda baca di buku perdana saya yang sudah selesai cetak, berjudul “Mencari Matahari” : 34 Metafora dan Foto Inspiratif yang Mengajak Anda Memandang Kehidupan dengan Sudut Pandang yang Lebih Bermakna.
Selamat membaca…
No comments:
Post a Comment