be well,
Dwika
Tips Menghadapi Bos yang Perfeksionis
by DSY Chandra MingSetiap karyawan pasti berharap memiliki pemimpin yang ideal atau setidaknya mempunyai karakter yang mendekati pemimpin idaman. Secara psikologis, karyawan akan lebih senang bekerja untuk pemimpin yang memenuhi nilai-nilai subjektif tertentu yang sesuai dengan keinginan mereka. Namun, pada kenyataannya karyawan seringkali tidak bisa memilih bos mereka. Beruntunglah karyawan yang mendapatkan bos berkriteria 'baik'. Namun memiliki bos yang dikategorikan 'buruk' juga bukan berarti akhir dari segalanya.
Apakah Anda merasa tertekan dengan sikap bos yang selalu mengkritik hasil kerja Anda? Mungkin maksud boss Anda baik, memperhatikan setiap detail dan ingin hasil kerja Anda sempurna. Tapi terkadang ada situasi yang membuat hal tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan, contohnya saat deadline mendesak dan atasan Anda masih melakukan revisi, bahkan ingin merombak total pekerjaan yang sudah dikerjakan begitu lama. Memusingkan bukan? Belum lagi tambahan kritik pedas yang cukup membuat panas telinga. Selain itu, Anda tidak leluasa bekerja karena selalu dipantau oleh sang bos yang menyimpan keraguan akan kemampuan Anda dalam mengerjakan proyek tersebut.
Lelah dengan segala kritikan kemudian menyerah bukanlah solusi yang pintar untuk karir Anda. Memutuskan untuk pindah kerja karena satu masalah ini justru bisa membuat CV Anda 'cacat'. Periode kerja yang terlalu singkat sering kali membuat calon employermeragukan kompetensi Anda. Jika Anda tahu triknya, bekerja untuk bos yang perfeksionis malah bisa memberikan pengalaman dan keterampilan tersendiri. Beberapa guidelines yang bisa membantu Anda menghadapi atasan perfeksionis adalah sebagai berikut :
Ketahui kemauannya. Orang yang perfeksionis biasanya memiliki standar sendiri bagaimana pekerjaan itu harus dilakukan. Usahakan Anda mengerti kebiasaan dan parameter kerja sempurna si bos terhadap setiap jenis pekerjaan. Perhatikan dengan seksama arahan dan petunjuknya, buat catatan sebagai panduan. Jangan ragu bertanya agar Anda mendapat gambaran sejelas-jelasnya sehingga dapat memenuhi ekspektasinya.
Antisipasi kesalahan. Bos Anda tidak akan melewatkan a single mistake. Cobalah berpikir seperti seorang perfeksionis dan cari kelemahan atau poin yang rawan kritikan dalam pekerjaan Anda. Self-criticism sangat dibutuhkan untuk meminimalisir kesalahan.
Detil dan teliti. Memiliki bos yang perfeksionis membuat Anda benar-benar harus perhatian terhadap detil. Hindari kesalahan remeh seperti salah ketik, ketidakrapian, informasi yang tidak akurat, dan lain sebagainya yang akan memicu masalah lebih besar nantinya. Jangan lupa lakukan check and recheck untuk setiap pekerjaan sebelum Anda menyerahkannya untuk direview.
Stay positive. Jika mengikuti emosi, bertahan dengan bos yang selalu menuntut memang terasa melelahkan dan menjengkelkan. Namun, sebaiknya Anda tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang personal. Malah anggap saja kritikan tersebut sebagai cambukan untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih baik. Lihatlah setiap kritikan sebagai cara belajar untuk jadi karyawan yang lebih baik.
Proaktif dan inisiatif. Jangan tunggu si bos mencari-cari kesalahan Anda. Sebisa mungkin berikan informasi sebanyak-banyaknya sebelum diminta atau ditanyakan. Hal ini sekaligus dapat memberi kesan Anda capable dan antusias mengerjakan pekerjaan tersebut sehingga bos Anda akhirnya percaya pada Anda.
Kembangkan komunikasi asertif. Kompromi dan menyesuaikan diri dengan sikap bos yang perfeksionis bukan berarti Anda harus menuruti keputusannya secara buta. Jika sikap inconsistent berulangkali ditunjukkan, mulai menjurus kepada ambisi pribadi dan sudah mulai mengganggu flow kerja lainnya, maka inilah saatnya Anda mengatakan bahwa revisi dan rombak sudah harus dihentikan. Kemukakan alasan yang logis dan masuk akal dan sampaikanlah dengan sopan.
Remember! :
Bukan yang terkuat yang akan bertahan, namun yang paling mampu menyesuaikanlah yang akan sukses.
Bukan yang terkuat yang akan bertahan, namun yang paling mampu menyesuaikanlah yang akan sukses.
No comments:
Post a Comment