be well,
Dwika
Pencari Alasan Vs Pencari Kemajuan
dari KompasianerBy: Anthony Dio Martin
Ada dua ekor katak di seberang jalan, menunggu mobil-mobil yang lalu lalang berhenti. Satu katak yang penakut, terus-menerus berkata pada temannya. “Jangan lewat dulu. Tunggu sampai betul-betul senggang. Lihat masih ada mobil-mobil yang lewat”. Awalnya, si temannya mengikuti kata-kata temannya yang penakut ini. Tapi, semakin siang, kendaraan justru makin banyak. Oleh karena tahu bahwa mereka terlalu berisiko menyeberang dalam kondisi lalu lintas seperti itu, akhirnya si katak yang berani mulai mengusulkan. “Kita akan naik ke kendaraan yang jalan lambat sebagai cara kita untuk menyeberang”, katanya. Akhirnya, tidak lama ada sebuah pedati lambat yang ditarik seekor kerbau. Di belakang pedati tersebut ada banyak tumpukan jerami. Akhirnya, si katak yang berani berkata, “Ayo.Ini kesempatan kita, ayo lompat”. Namun, si katak penakut berkomentar, “Nanti kamu dibawa ke tempat yang tidak jelas. Tunggu saja dulu disini”. Akhirnya, si katak yang berani melompat ke tumpukan jerami, sementara si katak penakut tetap menunggu. Di akhir kisahnya, si ketak pemberani ternyata justru dibawa ke tempat sekitar pertanian si pemilik kerbau yang merupakan sawah yang luas dan subur. Sementara, si katak penakut akhirnya mati kepanasan di pinggir jalan karena tubuhnya kekeringan.
Pembaca, kisah di atas saya jadikan sebagai pembuka saya untuk bercerita tentang dua jenis manusia yang sering saya jumpai yakni mereka-mereka yang sering mencari alasan (excuses) serta yang mencari jalan keluar atas permasalahan dalam hidup mereka.
Saat kita berhadapan dengan situasi yang sulit, biasanya kita akan dihadapkan pada dua pilihan. Mencari alasan ataukah mencari solusi. Jika kita lebih suka mencari-cari alasan, maka produktivitas kita akan rendah dan kita pun jadi mudah stres. Namun, tatkala kita mulai berusaha mencari solusi, maka kita lulus dari ujian terbesar dalam hidup ini yakni kemampuan seseorang untuk membuat suatu keadaan menjadi lebih baik.
Tak mengherankan, jika dalam kata-katanya kepada para karyawannya, Enzo Ferrari, yang memelopori mobil Ferrari yang terkenal berkata, “I don’t pay for excuses” (Saya tidak membayar untuk mendapatkan alasan-alasan”. Masalahnya, salah satu manusia paling berbahaya yang bisa kita temui adalah mereka-mereka yang terus-menerus mencari alasan mengapa sesuatu itu tidak berjalan semestinya dan siapa yang bersalah”. Bersyukurnya kita adalah adanya manusia-manusia yang masih berpikir dengan waras, yang berusaha fokus pada solusi dan membuat sesuatu menjadi lebih baik, daripada mempertanyakan apa yang salah serta terus-menerus fokus pada alasan.
Berbagai alasan yang seringkali kita temui, misalkan : “Wah, ini masih awal tahun, biasanya penjualannya masih belum kencang”, “Hari hujan dan badan saya kurang enak, jadi saya mendingan nggak masuk kerja aja”, “Pencapaian kita turun, sebab kita pakai distributor yang baru”, “Saya nggak bisa…”, “Saya nggak yakin”, dan masih banyak lagi lainnya.
Kalimat yang Lulus Ujian Kehidupan
Perhatikan kalimat-kalimat yang terakhir kita tuliskan. Bagaimanakah kalimat-kalimat tersebut diucapkan oleh mereka yang fokus pada solusi serta lulus ujian kehidupan? Beginilah kalimat-kalimat mereka, “Meskipun ini masih awal tahun, saya akan berusaha menjual sebaik-baiknya dan mencoba cara-cara baru yang bisa meningkatkan penjualan saya”. “Hari ini memanghujan dan saya kurang enak badan, tetapi ada pekerjaan penting yang harus saya selesaikan dan saya akan minum obat tetapi tetap berusaha menyelesaikan tanggung jawab saya, entah ke kantor setengah hari atau kerjain di rumah”, “Pencapaian merosot, saya kan bicara dengan distributor baru kita dan akan mengajari mereka”, “Saya akan coba…”, “Saya belum paham..”.
Perhatikan kalimat-kalimat di atas. Itulah kalimat-kalimat yang saya katakan dimiliki oleh mereka-mereka yang berfokus pada solusi. Yang berusaha membuat sesuatu yang melenceng, kembali pada relnya lagi. Itulah orang-orang yang kita sebut “make it go right” (membuat segala sesuatu kembali pada jalurnya lagi). Dengan demikian, mereka tidak menyalahkan, mengkambingitamkan ataupun mengeluh. Merekalah yang pantas untuk dicontoh!
Filosofi ‘Make it Go Right’
“Make it go right” adalah sebuah filosofi penting dalam hidup. Jika Anda ingin punya kehidupan ataupun bisnis yang bagus, Anda harus berfokus pada “go right”. Prinsip ini berlaku hampir di setiap aspek kehidupan manusia. Jika Anda ingin punya kehidupan keluarga yang bahagia, sesulit apapun tantangan Anda ataupun pekerjaan yang bagus, sesulit apapun masalahnya, lakukan filosofi ini. Pikirkanlah bagaimana segala sesuatu, sesulit apapun, bisa mengalami kemajuan dan kembali pada jalurnya (go right)
Coba, sekarang pikirkanlah sebuah masalah terbesar yang Anda hadapi saat ini? Sekarang pikirkanlah jika Anda dihadapkan pada masalah, menyelesaikan persoalan ini atau Anda akan dijebloskan ke dalam penjara. Apakah yang Anda akan lakukan? Pastilah Anda akan mulai berusaha keras, mencari solusinya bukan?
Tips Penting!
Akhirnya, inilah tips sederhana dan penting bagi Anda untuk lulus dari ujian kehidupan ini. Pertama, fokuskan perhatian Anda pada situasi yang Anda hadapi. Lalu pikirkan apa masalah utamanya. Lantas, jangan mau terima alasan-alsan lagi, baik yang dibuat oleh anda sendiri maupun orang lain. Kalau Anda merasa masih kekurangan informasi, belajarlah lebih banyak. Lantas, mulailah lakukan sesuatu, ambil kendali dan teruslah bertahan, hingga Anda menang.
Kita akan tutup tulisan ini dengan kalimat menarik dari Ani Difranco, “Mungkin Anda tidak suka kerjaan Anda, mungkin Anda kurang tidur. Well, tidak ada orang yang sungguh-sungguh suka dengan kerjaannya, tidak ada orang yang sungguh-sungguh cukup tidurnya. Mungkin juga Anda baru saja mengalami hal buruk dalam hidupmu, tetapi tidak ada alasan untuk semua itu. Telanlah semuanya dan jadilah orang yang tetap tersenyum!”
Megky_Puri
No comments:
Post a Comment