be well,
Dwika
Motivasi Tiada Henti
Brian Tracy, seorang motivator terkemuka mengatakan, “Saya ditanya, mengapa orang perlu terus-menerus butuh dimotivasi? Menurut saya, sama seperti halnya makan, demikian pula kita memerlukannya setiap hari”. Memang, bicara soal motivasi, ada sebuah pertanyaan klise yang seringkali muncul. Pertanyaan ini sering saya terima, baik melalui email maupun dalam berbagai event seminar atau training. Bunyinya, “Bagaimana sih pak caranya supaya saya bisa termotivasi setiap hari dan motivasi itu bisa tahan lama?” Bisa jadi, ini pula yang menjadi pertanyaan Anda yang sedang membaca artikel ini. Yang jelas, banyak orang mengikuti berbagai seminar, training, dan talkshow dari mulai yang gratis hingga yang nilainya puluhan juta rupiah demi mendapatkan suntikan motivasi agar mereka bisa terus bersemangat menjalani kehidupan.
Sayangnya, motivasi yang diperoleh dari berbagai acara itu umumnya hanya bertahan dalam hitungan bulan atau minggu, atau bahkan ada beberapa diantaranya, dalam hitungan hari. Tentu saja mengikuti acara seminar dan berbagai training bukanlah hal yang buruk, justru malah sangat baik untuk pengembangan diri kita. Tetapi jika kita menggantungkan motivasi hidup kita dari hal-hal eksternal, maka mood dan perasaan kita akan dikendalikan oleh situasi dan orang lain. Justru sebenarnya kita membutuhkan motivasi yang munculnya dari dalam diri kita sendiri. Motivasi yang intrinsik ini, umumnya akan lebih tahan lama dan lebih kuat karena tidak dipengaruhi oleh kondisi di luar kita, melainkan muncul benar-benar dari dalam diri kita sendiri.
Pada kesempatan kali ini, ijinkanlah saya memberikan beberapa tips serta pemahaman sederhana untuk menuntun kita agar mampu membangkitkan motivasi intrinsik dari dalam diri kita yang bisa bersifat lebih tahan lama. Anda tentu masih ingat dengan artikel saya di awal tahun (mengenai Visi-Strategi-Aksi)? Dengan konsep yang sama saya akan menuntun Anda.
Milikilah visi. Motivasi sebenarnya berasal dari kata motif yang artinya adalah ‘alasan untuk bertindak’. Jika Anda ingin memiliki motivasi yang bertahan kuat, Anda harus memiliki alasan yang kuat pula. Itu sebabnya di awal tahun banyak orang menggembar-gemborkan pentingnya memiliki resolusi, goal setting, atau memperjelas visi. Karena tanpa tujuan kita akan kehilangan motivasi untuk melangkah. Semakin kuat dan emosional tujuan Anda, maka semakin kuat pula motivasi Anda membara dan bertahan.
Saya masih ingat ketika saya menulis buku pertama saya, Emotional Quality Management. Suatu ketika file naskah saya rusak dan semua hasil tulisan saya lenyap. Pada masa itu saya benar-benar ‘down’ dan kehilangan semangat. Namun, ketika saya mengingat visi saya untuk menginspirasi banyak orang melalui tulisan saya dan saya kembali membayangkan bagaimana perasaan saya ketika saya melihat buku saya berada di deretan rak toko buku, motivasi saya untuk menulis kembali muncul. Bahkan ketika saya membayangkan bagaimana jika seseorang berubah hidupnya menjadi lebih baik karena membaca buku saya, motivasi saya malah semakin membara jauh lebih kuat dari sebelumnya. Dan akhirnya sama mampu menyelesaikan buku saya dengan dorongan semangat yang menyala-nyala.
Jika Anda ingin memiliki motivasi yang bertahan lama, milikilah tujuan yang besar dan emosional. Jika Anda tidak punya tujuan, Anda akan mudah kelelahan. Ada sebuah percobaan yang membuktikan bahwa ketika kita berlari tanpa diberitahu dimana garis finishnya, kita akan lebih mudah lelah dan menyerah ketimbang jika kita berlari dengan diberitahukan dimana garis finishnya. Sekarang, cobalah evaluasi resolusi Anda untuk tahun ini. Sudahkah tujuan Anda tahun ini menjadi bahan bakar yang melimpah untuk memotivasi Anda bergerak? Apakah Anda sudah terlibat cukup emosional dengan visi Anda? Dapatkah Anda membayangkan visi Anda dan menjadikannya sebagai bagian hidup Anda sehari-hari? Sudahkah Anda setiap hari mengingatkan diri akan visi Anda?
Buatlah strategi. Motivasi itu bagaikan api, untuk membuatnya menyala, kita perlu memberinya bahan bakar terus-menerus. Salah satu bahan bakar itu adalah ketika kita membuat perencanaan. Ketika kita memikirkan apa tindakan-tindakan kita dan strategi kita, maka sebenarnya kita sedang membuat visi kita semakin menancap kuat. Bahkan, ketika kita memikirkan strategi, membuat perencanaan, dan mengevaluasinya terus-menerus, tanpa sadar kita akan sering memvisualisasikan visi kita dalam pikiran. Proses inilah yang membuat kita terus termotivasi.
Perencanaan strategi juga membuat perjalanan Anda semakin jelas. Ketika Anda bisa melihat jalur yang Anda lewati dengan jelas, Anda akan lebih termotivasi untuk segera melangkah. Bayangkan jika Anda sudah diberitahu tujuan akhir Anda, tetapi Anda tidak bisa melihat jalur di depan Anda dengan pasti, tentu lama-kelamaan Anda juga akan kehilangan motivasi untuk melangkah bukan? Visi adalah tujuan akhir dan garis finish kita, sedangkan strategi adalah menentukan jalan mana yang akan kita tempuh untuk menuju ke tujuan akhir. Strategi adalah menetapkan rute dan berbagai hal yang diperlukan untuk melewati rute tersebut. Sekarang, cobalah evaluasi diri Anda. Sudahkah Anda membuat strategi pencapaian visi Anda di tahun ini? Ataukah Anda hanya “mengalir” mengikuti keadaan? Sudahkah Anda memiliki deadline waktu? Dan apakah strategi Anda sudah menjadi bagian dari time management Anda?
Bertindaklah! Seberapa hebatnya visi Anda dan seberapa bagusnya perencanaan Anda, akan sia-sia jika Anda tidak bertindak. Tidak ada bahan bakar yang lebih hebat untuk melipatgandakan motivasi selain HASIL! Ketika kita melihat bahwa kita menghasilkan sesuatu, ketika kita melihat perkembangan kita, dan ketika kita melihat bahwa kita sudah berjalan maju, maka kita akan menjadi semakin termotivasi. Untuk memberikan hasil, tentu harus ada tindakan.
Saya teringat sebuah cerita rakyat dari negeri Cina yang mengisahkan mengenai seorang putri kerajaan yang sedang mencari pendamping hidupnya. Salah satu syarat yang diajukan adalah pria calon pendampingnya harus berani menyeberangi sebuah sungai dimana terdapat banyak sekali buaya-buaya yang tinggal di sungai itu. Tentu saja tidak ada seorangpun yang berani berenang menyeberangi sungai itu dan para pria hanya bisa berkerumun di tepi sungai menanti seorang pria pemberani untuk memulai lebih dulu. Tiba-tiba, ada seorang pria terjun dan berenang dengan berani menyeberangi sungai dan berhasil selamat tanpa mengalami apapun. Akhirnya pria itu dijadikan suami putri kerajaan.
Ketika semua orang bertanya mengapa ia begitu berani, pria itu menjawab, “Saat saya melihat sungai itu dari dekat, seseorang mendorong saya sampai saya tercebur! Karena sudah mencebur, saya pikir ya terlanjur basah sekalian diteruskan saja. Ketika saya mencapai tengah sungai sebenarnya saya sudah sangat ketakutan, tapi saya berpikir sudah sampai tengah sayang sekali kalau saya balik lagi, jadi saya lanjutkan saja.”
Nah, kisah ini memberikan kita inspirasi bahwa kadangkala yang kita butuhkan hanyalah tindakan. Ketika kita sudah melangkah, melihat perkembangan kita, dan melihat bahwa kita makin dekat dengan tujuan, pada saat itulah motivasi akan semakin menyala dengan sendirinya.
Selamat termotivasi! Salam antusias!
No comments:
Post a Comment