be well,
Dwika
Tanya Jawab
Ingin Melunasi Hutang Kartu Kredit
dikutip dari Republika, 2009
Assalamualaikum wr wb,
Mas Gozali apa kabar? Mohon advis, teman saya mempunyai utang kartu kredit sebesar Rp 8 juta, beliau membayar minimum payment sekitar Rp 800 ribu dan hanya terbayar Rp 300 ribu yang Rp 600 ribunya sebagai biaya administrasi dan lain-lain. Kalau dia jual motornya seharga Rp 8 juta untuk melunasi utangnya lalu dia mengambil kredit motor per bulan Rp 650 ribu selama 3 tahu bagaimana menurut Mas Gozali? Apa bayar cicilan minimum payment saja sesuai kemampuannya atau jual motor lalu ambil lagi dengan cara kredit. Terima kasih atas advisnya.
Wassalamualaikum wr wb.
Eddy, Jakarta
Jawaban:
Waalaikumsalam wr wb,
Pak Eddy, sebetulnya masih ada beberapa data yang diperlukan untuk menghitung dengan lebih baik mana alternatif yang lebih menguntungkan, yaitu bunga kartu kredit tersebut dan berapa harga sepeda motornya.
Saya asumsikan saja bunga kartu kredit yang paling tinggi adalah 3,5 persen dan harga sepeda motor baru berada di kisaran Rp 13 juta. Saya juga asumsikan bahwa pembayaran minimal Rp 800 ribu itu sudah termasuk bunga dan denda keterlambatan. Sebab, dalam kondisi wajar seharusnya mengurangi saldo sekitar Rp 600 ribu dan biayanya Rp 300 ribu, bukan sebaliknya seperti yang Bapak sampaikan.
Sebetulnya suku bunga kartu kredit jelas lebih tinggi daripada bunga kredit sepeda motor. Tapi, kartu kredit bisa sangat fleksibel pembayarannya sehingga kita bisa menghindari pembayaran bunga yang lebih besar dengan cara membayar sebesar mungkin sehingga semakin sedikit saldonya untuk dikalikan dengan suku bunga yang tinggi itu. Jadi, membayar cicilan ke kartu kredit bisa lebih murah daripada kredit motor, asalkan membayar dengan rutin, tidak terlambat, dan tidak menggunakan kembali kartu kredit tersebut.
Misalnya, kalau mau konsisten membayar Rp 800 ribu per bulan. Ingat ya, bukan cicilan minimal 10 persen dari saldo, tapi tetap Rp 800 ribu per bulan sampai lunas. Maka utang kartu kredit ini akan lunas dalam waktu satu tahun. Dengan total bunga yang dibayarkan sebesar Rp 1,6 juta (hanya bunga saja, tidak termasuk denda). Atau kalau mau kita bandingkan dengan jumlah yang sama. Misalnya saja membayar minimal Rp 800 ribu selama 2 bulan, setelah itu membayar Rp 650 ribu per bulan (sama dengan cicilan motor) sampai dengan lunas. Maka kartu kredit ini akan lunas dalam waktu sekitar 1,5 tahun dengan total bunga yang dibayar sebesar Rp 2 juta.
Bandingkan kalau membeli sepeda motor baru dengan cicilan Rp 650 ribu selama 3 tahun, maka total bunga yang dibayar selama 3 tahun itu adalah sebesar Rp 10 juta. Secara kasar, ini berarti bunga yang dibayar untuk kredit motor adalah sekitar Rp 3,3 juta per tahun. Jelas total bunganya lebih mahal daripada total bunga kartu kredit kalau dibayar rutin, dengan jumlah yang tetap sampai lunas, tidak pernah terlambat bayar, dan kartunya tidak digunakan lagi.
Satu hal lagi yang mungkin terlewat diinformasikan, berapa down payment (DP) untuk pembelian motor baru tersebut? Hitungan di atas saya asumsikan tanpa DP.
Saran saya, kalau memang punya uang untuk bayar DP motor tersebut, dan bisa konsisten bayar secara rutin tanpa terlambat setidaknya Rp 650 ribu per bulan (lebih bagus lagi Rp 800 ribu per bulan), bayar terus sampai lunas, dan tidak dipakai lagi sebelum lunas, akan lebih menguntungkan kalau teruskan mencicil kartu kredit tersebut tanpa menjual motor.
Tapi... risiko dari alternatif ini cukup tinggi. Yaitu kalau ternyata telat membayar dan kena denda atau membayar kurang dari Rp 650 ribu, atau kartunya dipakai lagi, siap-siap untuk terjerumus kepada lilitan utang kartu kredit yang lebih besar lagi. Dan, kalau ini terjadi, bisa jadi utang kartu kreditnya malah bertambah terus, sedangkan harga motornya lama-lama turun terus, dan tidak bisa lagi memadai untuk menutup utangnya jika dijual.
Lalu, bagaimana tidak yakin bisa konsisten membayar setidaknya Rp 650 ribu per bulan selama 1,5 tahun, atau Rp 800 ribu per bulan selama 1 tahun, tanpa terlambat bayar? Rasanya lebih baik gunakan alternatif kedua yang lebih mahal, tapi lebih aman.
Lebih mahal karena total bunga yang dibayar menjadi lebih besar selama 3 tahun. Tapi, lebih aman karena utang kredit motor masih di-back-up dengan sepeda motor baru yang bisa dijual sewaktu-waktu jika dibandingkan dengan utang kartu kredit yang tanpa jaminan sama sekali sehingga begitu telat bayar atau bayar minimum saja, utangnya akan langsung bertambah dengan signifikan.
Di luar itu semua, sata hal yang harus dievaluasi adalah penggunaan kartu kredit tersebut selama ini. Biasanya, dalam pengamatan saya selama ini terhadap para klien, mereka yang pernah terjerumus dalam lilitan utang kartu kredit akan mengalami tiga kemungkinan di masa depan.
Kemungkinan pertama, setelah masalah utangnya selesai, ia akan belajar dari kesalahannya dan menjadi lebih bijak dalam menggunakannya, tapi sayangnya sedikit yang seperti ini. Kemungkinan kedua, akan sangat menyesal dan tidak mau lagi menggunakan kartu kredit tersebut, bahkan langsung ditutup.
Sedangkan yang ketiga, karena sudah pernah lolos dari masalah kartu kredit, justru merasa aman dan keranjingan untuk terus menggunakannya dan masalah ini akan terus terjadi. Biasanya, dalam waktu 1-2 tahun kejadiannya akan terulang kembali.
Salam,
Assalamualaikum wr wb,
Mas Gozali apa kabar? Mohon advis, teman saya mempunyai utang kartu kredit sebesar Rp 8 juta, beliau membayar minimum payment sekitar Rp 800 ribu dan hanya terbayar Rp 300 ribu yang Rp 600 ribunya sebagai biaya administrasi dan lain-lain. Kalau dia jual motornya seharga Rp 8 juta untuk melunasi utangnya lalu dia mengambil kredit motor per bulan Rp 650 ribu selama 3 tahu bagaimana menurut Mas Gozali? Apa bayar cicilan minimum payment saja sesuai kemampuannya atau jual motor lalu ambil lagi dengan cara kredit. Terima kasih atas advisnya.
Wassalamualaikum wr wb.
Eddy, Jakarta
Jawaban:
Waalaikumsalam wr wb,
Pak Eddy, sebetulnya masih ada beberapa data yang diperlukan untuk menghitung dengan lebih baik mana alternatif yang lebih menguntungkan, yaitu bunga kartu kredit tersebut dan berapa harga sepeda motornya.
Saya asumsikan saja bunga kartu kredit yang paling tinggi adalah 3,5 persen dan harga sepeda motor baru berada di kisaran Rp 13 juta. Saya juga asumsikan bahwa pembayaran minimal Rp 800 ribu itu sudah termasuk bunga dan denda keterlambatan. Sebab, dalam kondisi wajar seharusnya mengurangi saldo sekitar Rp 600 ribu dan biayanya Rp 300 ribu, bukan sebaliknya seperti yang Bapak sampaikan.
Sebetulnya suku bunga kartu kredit jelas lebih tinggi daripada bunga kredit sepeda motor. Tapi, kartu kredit bisa sangat fleksibel pembayarannya sehingga kita bisa menghindari pembayaran bunga yang lebih besar dengan cara membayar sebesar mungkin sehingga semakin sedikit saldonya untuk dikalikan dengan suku bunga yang tinggi itu. Jadi, membayar cicilan ke kartu kredit bisa lebih murah daripada kredit motor, asalkan membayar dengan rutin, tidak terlambat, dan tidak menggunakan kembali kartu kredit tersebut.
Misalnya, kalau mau konsisten membayar Rp 800 ribu per bulan. Ingat ya, bukan cicilan minimal 10 persen dari saldo, tapi tetap Rp 800 ribu per bulan sampai lunas. Maka utang kartu kredit ini akan lunas dalam waktu satu tahun. Dengan total bunga yang dibayarkan sebesar Rp 1,6 juta (hanya bunga saja, tidak termasuk denda). Atau kalau mau kita bandingkan dengan jumlah yang sama. Misalnya saja membayar minimal Rp 800 ribu selama 2 bulan, setelah itu membayar Rp 650 ribu per bulan (sama dengan cicilan motor) sampai dengan lunas. Maka kartu kredit ini akan lunas dalam waktu sekitar 1,5 tahun dengan total bunga yang dibayar sebesar Rp 2 juta.
Bandingkan kalau membeli sepeda motor baru dengan cicilan Rp 650 ribu selama 3 tahun, maka total bunga yang dibayar selama 3 tahun itu adalah sebesar Rp 10 juta. Secara kasar, ini berarti bunga yang dibayar untuk kredit motor adalah sekitar Rp 3,3 juta per tahun. Jelas total bunganya lebih mahal daripada total bunga kartu kredit kalau dibayar rutin, dengan jumlah yang tetap sampai lunas, tidak pernah terlambat bayar, dan kartunya tidak digunakan lagi.
Satu hal lagi yang mungkin terlewat diinformasikan, berapa down payment (DP) untuk pembelian motor baru tersebut? Hitungan di atas saya asumsikan tanpa DP.
Saran saya, kalau memang punya uang untuk bayar DP motor tersebut, dan bisa konsisten bayar secara rutin tanpa terlambat setidaknya Rp 650 ribu per bulan (lebih bagus lagi Rp 800 ribu per bulan), bayar terus sampai lunas, dan tidak dipakai lagi sebelum lunas, akan lebih menguntungkan kalau teruskan mencicil kartu kredit tersebut tanpa menjual motor.
Tapi... risiko dari alternatif ini cukup tinggi. Yaitu kalau ternyata telat membayar dan kena denda atau membayar kurang dari Rp 650 ribu, atau kartunya dipakai lagi, siap-siap untuk terjerumus kepada lilitan utang kartu kredit yang lebih besar lagi. Dan, kalau ini terjadi, bisa jadi utang kartu kreditnya malah bertambah terus, sedangkan harga motornya lama-lama turun terus, dan tidak bisa lagi memadai untuk menutup utangnya jika dijual.
Lalu, bagaimana tidak yakin bisa konsisten membayar setidaknya Rp 650 ribu per bulan selama 1,5 tahun, atau Rp 800 ribu per bulan selama 1 tahun, tanpa terlambat bayar? Rasanya lebih baik gunakan alternatif kedua yang lebih mahal, tapi lebih aman.
Lebih mahal karena total bunga yang dibayar menjadi lebih besar selama 3 tahun. Tapi, lebih aman karena utang kredit motor masih di-back-up dengan sepeda motor baru yang bisa dijual sewaktu-waktu jika dibandingkan dengan utang kartu kredit yang tanpa jaminan sama sekali sehingga begitu telat bayar atau bayar minimum saja, utangnya akan langsung bertambah dengan signifikan.
Di luar itu semua, sata hal yang harus dievaluasi adalah penggunaan kartu kredit tersebut selama ini. Biasanya, dalam pengamatan saya selama ini terhadap para klien, mereka yang pernah terjerumus dalam lilitan utang kartu kredit akan mengalami tiga kemungkinan di masa depan.
Kemungkinan pertama, setelah masalah utangnya selesai, ia akan belajar dari kesalahannya dan menjadi lebih bijak dalam menggunakannya, tapi sayangnya sedikit yang seperti ini. Kemungkinan kedua, akan sangat menyesal dan tidak mau lagi menggunakan kartu kredit tersebut, bahkan langsung ditutup.
Sedangkan yang ketiga, karena sudah pernah lolos dari masalah kartu kredit, justru merasa aman dan keranjingan untuk terus menggunakannya dan masalah ini akan terus terjadi. Biasanya, dalam waktu 1-2 tahun kejadiannya akan terulang kembali.
Salam,
Ahmad Gozali
No comments:
Post a Comment