Rebut peluang emas itu. Dan rajutlah impian itu bersama dengan tumbuhnya ekonomi raksasa Indonesia. Peta masa depan ekonomi semacam itu sungguh merupakan “ladang emas” yang begitu menggugah, patrikan impian besar untuk menjadi the future great business owners. Jangan buang waktu untuk melulu berpikir negatif dan pesimis.
bew ell,
Dwika
Kemakmuran sebuah negeri, termasuk kemakmuran penduduknya seperti Anda semua, selalu ditentukan oleh tingkat ekonomi negara itu. Ketika sebuah negeri memiliki tingkat ekonomi yang mencorong, maka negara itu kemudian layak masuk dalam kategori economic superpower.
Dan salah satu indikator ekonomi paling penting untuk mengukur kemakmuran sebuah negeri adalah produk domestik bruto atau PDB (dalam bahasa Inggris disebut juga sebagai Gross Domestic Bruto atau GDP). Ibarat warung makan, PDB ini adalah output total yang diproduksi oleh warung tersebut; dan kemudian dinilai dalam uang. Semakin besar output makanan yang dihasilkan oleh warung itu, maka tentu semakin besar perputaran uang yang dihasilkan oleh pemiliknya.
PDB dengan kata lain menunjukkan size ekonomi sebuah negara. Semakin besar nilainya, berarti makin makmurlah negera itu. Lalu siapakah top ten economic superpower saat ini? Tulisan kali ini ingin mengajak kita semua untuk mencoba berpikir sebagai a global strategist.
Berikut peringkat top ten ekonomi dunia berdasar nilai PDB yang dihasilkan (berdasar juta US dollar) :
1. United States —- 14,600,000
2. China ————- 5,800,000
3. Japan ————- 5,400,000
4. Germany ———- 3,300,000
5. France ———— 2,500,000
6. United Kingdom —- 2,250,000
7. Brazil ————–2,090,000
8. Italy ————– 2,055,000
9. Canada ———– 1,570,000
10. India ———— 1,537,000
…………………
18. Indonesia ————- 706,000
Ada beberapa catatan yang mau dibedah disini. Yang pertama, Amerika hingga saat ini tetap menjadi yang berbesar ekonominya. Namun China terus mengejar dengan penuh semangat bak pendekar shaolin. Tahun 2010 lalu, China mendepak posisi Jepang dari nomer dua ekonomi dunia. Dan diramalkan pada tahun 2025, China akan menjadi nomer satu. Number One. (Peradaban China memang jauh lebih agung dibanding Amerika dan Eropa; dan mereka sangat layak menjadi nomer satu dunia. Ingatlah film-film mandarin kuno dengan kuil-kuil zaman Ming yang gagah – dan kita tahu betapa kerennya peradaban Tiongkok).
Catatan kedua : Jepang mungkin akan makin terseok-seok. Dalam sepuluh tahun terakhir ekonomi mereka stagnan. Maju ndak mundur ndak. Komposisi demografi mereka yang kian tua juga menjadi bom waktu. Jepang adalah an aging nation – negara yang menua. Dan produktivitas apa yang bisa diharapkan dari para kakek yang rambutnya mulai memutih dan berwajah sendu? Semangat Musashi mungkin harus digali kembali oleh warga Jepang.
Catatan ketiga : ukuran ekonomi dan PDB sebuah negeri memang amat bergantung juga dengan jumlah penduduk. Semakin besar jumlahnya, ukuran ekonomi akan semakin besar. Itulah kenapa ekonomi China, India, Brazil dan Rusia (penduduknya rata-rata diatas 100 juta, seperti Indonesia) akan makin berkibar di masa mendatang. Tentu saja jika ini diimbangi dengan produktivitas setiap penduduk yang cukup tinggi. Gabungan antara jumlah penduduk yang tinggi dengan tingkat produktivitas per penduduk yang mak nyus, sungguh akan menghasilkan level ekonomi yang juga top markotop.
Catatan terakhir : saat ini, ukuran ekonomi Indonesia masih berada pada urutan 18 (seperti dilihat diatas). Sebuah prestasi yang layak di-syukuri juga. Ini pertanda pelan-pelan ekonomi Indonesia bergerak ke arah “middle economy club” bersama Meksiko, Turki dan Korea Selatan.
Dan tentu kita akan selalu ingat dengan prediksi Goldman Sach, sebuah lembaga keuangan terkemuka dunia, bahwa di tahun 2050 – atau 39 tahun dari sekarang – nilai PDB dan size ekonomi Indonesia akan berada pada peringkat 7 dunia (mengalahkan size ekonomi Jerman, Inggris dan Jepang !!).
Pada tahun 2050 itu, dengan jumlah penduduk sekitar 400 juta, ekonomi Indonesia akan menjadi salah satu rakasasa dunia. Secara ekonomi, bangsa Indonesia akan menjadi salah satu key player yang disegani dalam kancah global.
Bagi para pelaku bisnis dan praktisi manajemen, peta masa depan ekonomi semacam itu sungguh merupakan “ladang emas” yang begitu menggugah. Jika Anda masih muda (berusia 20-an tahun) dan memiliki spirit optimisme, patrikan impian besar untuk menjadi the future great business owners.
Jangan buang waktu untuk melulu berpikir negatif dan pesimis. Rebut peluang emas itu. Dan rajutlah impian itu bersama dengan tumbuhnya ekonomi raksasa Indonesia.
Grow together to become the next economic superpower.
Dan salah satu indikator ekonomi paling penting untuk mengukur kemakmuran sebuah negeri adalah produk domestik bruto atau PDB (dalam bahasa Inggris disebut juga sebagai Gross Domestic Bruto atau GDP). Ibarat warung makan, PDB ini adalah output total yang diproduksi oleh warung tersebut; dan kemudian dinilai dalam uang. Semakin besar output makanan yang dihasilkan oleh warung itu, maka tentu semakin besar perputaran uang yang dihasilkan oleh pemiliknya.
PDB dengan kata lain menunjukkan size ekonomi sebuah negara. Semakin besar nilainya, berarti makin makmurlah negera itu. Lalu siapakah top ten economic superpower saat ini? Tulisan kali ini ingin mengajak kita semua untuk mencoba berpikir sebagai a global strategist.
Berikut peringkat top ten ekonomi dunia berdasar nilai PDB yang dihasilkan (berdasar juta US dollar) :
1. United States —- 14,600,000
2. China ————- 5,800,000
3. Japan ————- 5,400,000
4. Germany ———- 3,300,000
5. France ———— 2,500,000
6. United Kingdom —- 2,250,000
7. Brazil ————–2,090,000
8. Italy ————– 2,055,000
9. Canada ———– 1,570,000
10. India ———— 1,537,000
…………………
18. Indonesia ————- 706,000
Ada beberapa catatan yang mau dibedah disini. Yang pertama, Amerika hingga saat ini tetap menjadi yang berbesar ekonominya. Namun China terus mengejar dengan penuh semangat bak pendekar shaolin. Tahun 2010 lalu, China mendepak posisi Jepang dari nomer dua ekonomi dunia. Dan diramalkan pada tahun 2025, China akan menjadi nomer satu. Number One. (Peradaban China memang jauh lebih agung dibanding Amerika dan Eropa; dan mereka sangat layak menjadi nomer satu dunia. Ingatlah film-film mandarin kuno dengan kuil-kuil zaman Ming yang gagah – dan kita tahu betapa kerennya peradaban Tiongkok).
Catatan kedua : Jepang mungkin akan makin terseok-seok. Dalam sepuluh tahun terakhir ekonomi mereka stagnan. Maju ndak mundur ndak. Komposisi demografi mereka yang kian tua juga menjadi bom waktu. Jepang adalah an aging nation – negara yang menua. Dan produktivitas apa yang bisa diharapkan dari para kakek yang rambutnya mulai memutih dan berwajah sendu? Semangat Musashi mungkin harus digali kembali oleh warga Jepang.
Catatan ketiga : ukuran ekonomi dan PDB sebuah negeri memang amat bergantung juga dengan jumlah penduduk. Semakin besar jumlahnya, ukuran ekonomi akan semakin besar. Itulah kenapa ekonomi China, India, Brazil dan Rusia (penduduknya rata-rata diatas 100 juta, seperti Indonesia) akan makin berkibar di masa mendatang. Tentu saja jika ini diimbangi dengan produktivitas setiap penduduk yang cukup tinggi. Gabungan antara jumlah penduduk yang tinggi dengan tingkat produktivitas per penduduk yang mak nyus, sungguh akan menghasilkan level ekonomi yang juga top markotop.
Catatan terakhir : saat ini, ukuran ekonomi Indonesia masih berada pada urutan 18 (seperti dilihat diatas). Sebuah prestasi yang layak di-syukuri juga. Ini pertanda pelan-pelan ekonomi Indonesia bergerak ke arah “middle economy club” bersama Meksiko, Turki dan Korea Selatan.
Dan tentu kita akan selalu ingat dengan prediksi Goldman Sach, sebuah lembaga keuangan terkemuka dunia, bahwa di tahun 2050 – atau 39 tahun dari sekarang – nilai PDB dan size ekonomi Indonesia akan berada pada peringkat 7 dunia (mengalahkan size ekonomi Jerman, Inggris dan Jepang !!).
Pada tahun 2050 itu, dengan jumlah penduduk sekitar 400 juta, ekonomi Indonesia akan menjadi salah satu rakasasa dunia. Secara ekonomi, bangsa Indonesia akan menjadi salah satu key player yang disegani dalam kancah global.
Bagi para pelaku bisnis dan praktisi manajemen, peta masa depan ekonomi semacam itu sungguh merupakan “ladang emas” yang begitu menggugah. Jika Anda masih muda (berusia 20-an tahun) dan memiliki spirit optimisme, patrikan impian besar untuk menjadi the future great business owners.
Jangan buang waktu untuk melulu berpikir negatif dan pesimis. Rebut peluang emas itu. Dan rajutlah impian itu bersama dengan tumbuhnya ekonomi raksasa Indonesia.
Grow together to become the next economic superpower.
No comments:
Post a Comment