Oleh: Dede Mulyana
Posisi ITIL dan COBIT
Banyaknya framework, pendekatan serta guidance dalam pengelolaan Teknologi Informasi seringkali membuat praktisi terkait baik manajemen maupun staff IT menjadi bingung. Bagaimanakah posisi framework, metodologi atau guidance yang satu dengan yang lain? apakah saling melengkapi ataukah saling menggantikan? kalau saling melengkapi bagaimana cara implementasinya? sebaliknya kalau saling menggantikan dimana kelemahan dan kelebihan satu dari yang lainnya? atau bahkan hanya akal-akalan vendor atau organisasi tertentu dalam mendorong penjualan produk atau servicenya?
Pertanyaan yang sering muncul dalam diskusi, forum maupun seminar adalah perbedaan serta penggunaan ITIL dan COBIT.
Sebagaimana kita ketahui COBIT atau Control OBjective of Information and related Technology merupakan sebuah pedoman bagi pengelolaan IT termasuk input, proses, output, serta process control yang terbagi kedalam 4 obyektif dan 34 area kunci. Masing-masing obyektif tersebut adalah: Planing & Organization (PO), Acquisition & Implementation (AI), Delivery & Support (DS) dan Monitoring.
Sedangkah ITIL merupakan sebuah kerangka pengelolaan layanan IT yang terbagi kedalam proses dan fungsi (lihat penjelasan tentang apa itu ITIL dalam artikel terpisah). Dua area/modul dalam ITIL, yaitu Service Support dan Deliverykemudian menjadi CORE dalam ITIL versi 2, yang kemudian kita kenal dengan IT Service Management.
Apabila dilihat dari posisi kedua pendekatan tersebut, maka dapat kita lihat hubungan secara langsung diantara Delivery & Support (COBIT) dan ITSM. Dimana COBIT mengatur masalah obyektif yang harus dicapai oleh sebuah organisasi dalam memberikan layanan IT, sedangkan ITIL merupakan best practice cara-cara pengelolaan IT untuk mencapai obyektif organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa COBIT dan ITIL merupakan dua pendekatan dalam IT Governance dan tata kelola layanan teknologi informasi yang saling melengkapi. Apabila dibedah lebih jauh, relavansi ITIL tidak hanya berhenti di area Deliveri & Support, tetapi bisa kita petakan ke area COBIT lainnya.
Bagi anda yang sudah menggunakan COBIT sebagai standar kontrol terhadap pengelolaan IT, anda dapat juga mengimplementasikan ITIL dalam upaya meningkatkan tingkat kematangan IT perusahaan anda (Maturity Level). Bagi yang belum mengimplementasikannya dapat mengkombinasikan kedua pendekatan ini karena hubungannya satu dengan yang lain adalah saling melengkapi.
Berikut ini adalah tabel dari framework COBIT dan ITIL yang saling melengkapi satu dengan lainnya
Memang belum seluruh area dalam COBIT ditunjang oleh setiap proses dalam ITIL versi 2, akan tetapi dengan munculnya ITIL versi 3 hal tersebut sudah terlengkapi
Ditulis dalam ITIL versi 2
Be the first to like this post.
at 3:06 am
at 2:20 am
at 2:09 pm
Pak dede
Setelah membaca artikel ini.Jadi sangat erat sekali hubungan Cobit dan ITIL.
apakah bapak punya referensi buku untuk COBIT dan ITIL?
lalu perusahaan yang bagaimana yg bisa digunakan untuk skripsi ttg COBIT,apa perusahaan yang biasa2 saja.atau harus perusahaan besar?
at 4:38 pm
Tidak ada batasan Mengenai skala dan tipe perusahaan yang bisa mengimplementasikan COBIT. Namun memang, biasanya timbulnya kebutuhan untuk memperbaiki IT Governance suatu perusahaan ketika kompleksitas dan skala perusahaan tersebut sudah cukup besar.
Namun menurut hemat saya, untuk tujuan skripsi tidak masalah kalau anda coba mengambil studi kasus diperusahaan menengah ataupun organisasi pemerintahan.
Untuk sumber bacaan COBIT dan ITIL, sebenarnya buku-buku yang resmi yang dikeluarkan oleh pemilik framework tersebut harus beli dari mereka (tidak gratis). Namun anda bisa coba cari di Internet untuk versi “Copy-nya”. Saya akan coba lihat library saya untuk bahan-bahan yang sifatnya free source
at 9:45 am
saya cuma ada buku,Audit Sistem Informasi+Pendekatan COBIT” karangan Sanyoto Gondodiyoto penerbit Mitra Wcana Media, 2007
tetapi tidak membahas secara lengkap.
Soalnya saya masih mau bertanya2 lagi..
Mudah2an bapak berkenan..
at 3:53 pm
Untuk kontak saya bisa ke email saja:dede.mulyana@yahoo.co.id
Saya tidak terlalu sering pakai messenger
at 4:26 pm
at 12:43 pm
at 7:03 am
Saya Irfan Mahasiswa MSI UNDIP,., saya tertarik dengan COBIT karena menurut saya untuk tahun kedepan perusahaan lebih mmbutuhkan Audit karna dah banyak perusahaan yang dah pake Sistem Informasi. Saya ingin mempelajari COBIT untuk bahan tesis dan buat pengalaman tetapi saya kesulitan karna saya dari orang teknik (programmer) sedangkan untuk mengubah konsep programmer ke analys/planning saya kesulitan, yang ingin saya tanyakan ada g trik untuk mengubah pola pikir saya dari teknik ke master planning (cobit) dan tempat untuk training audit sisfo d mana y? smoga mas dede mau membantu dan bertukar ilmu dengan saya thanx.
at 7:39 pm
Hal ini akan membantu anda mulai melihat segala hal dalam keseharian kita, termasuk apa yang kita kerjakan, dari level yang lebih strategis. Yang dulunya kita hanya melihat bagaimana sebuah aplikasi dibuat, coba mulai memahami, untuk apa aplikasi tersebut dibuat dan kontribusinya terhadap bisnis bisnis.
Perencanaan adalah salah satu kata kunci dalam berfikir secara strategis. Seseorang yang sudah biasa merencanakan segala yang akan dilakukannya, akan memahami kenapa dia harus melakukan setiap aktifitas dalam pekerjaannya sehari-hari. Hal ini tentunya berbeda bagi orang yang terbiasa menjadi eksekutor, dimana targetnya hanya mengerjakan pekerjaannya tanpa menghiraukan hubungan, keterkaitan dan dampak dari yang dia kerjakan terhadap aktifitas lain yang dilakukan oleh orang lain atau bagian lain.
Setiap pekerjaan yang kita lakukan, tentunya akan menghasilkan sesuatu yang dapat merepresentasikan bahwa pekerjaan kita berhasil atau tidak. Setiap keberhasilan atau kegagalan dalam pekerjaan kita, tentunya akan membuahkan sebuah “lesson learn” atau pembelajaran bagi kita maupun organisasi. Oleh karena itu, untuk mulai membawa pikiran kita ke level yang lebih strategis, maka melakukan review terhadap setiap tindakan yang kita lakukan merupakan salah satu aspek yang cukup penting.
Dede