Search This Blog

Thursday, September 1, 2011

Tantangan baru

Anda  senang dan bersemangat dalam mengambil resiko. Inilah yang menyebabkan mengapa pengusaha banyak yang kaya, sementara orang pintar masih bekerja dan menjadikan atasannya kaya raya. Orang pintar akan mencari yang namanya kepastian,  rasa aman, dengan gaji yang tetap dsb, sedangkan orang idiot, justru sebaliknya. mereka membenci yang namanya rutinitas dan sangat menyukai yang namanya tantangan baru. 
be well,
Dwika



Menjadi Idiot ?!



Sebuah mutiara kalimat terpampang dihalaman 20 dari sebuah buku berjudul “Unlimited Wealth” yang ditulis oleh Bong Chandra, motivator termuda No.1 di Asia.
“Orang pintar membuat sesuatu yang sederhana menjadi rumit, orang idiot membuat sesuatu yang rumit menjadi sederhana”
Sebuah kalimat yang cukup menyentak, betapa tidak, “Kita pasti ingin menjadi orang yang membuat sesuatu yang rumit menjadi sederhana”, namun “bukankah tak ada yang ingin menjadi orang idiot?!”. dimanapun kita berada, seorang bayi yang lahir, pasti akan selalu didoakan untuk menjadi anak yang pintar, bukankah seperti itu ? atau mungkin ada pengecualian !
istilah “idiot” ini yang ternyata cukup digandrungi dalam makna.
Mungkin seperti film “3 IDIOT”, tokoh spongebobs dan juga termasuk di dalam buku “Unlimited Wealth” ini, seakan-akan istilah idiot bukanlah suatu sisi negatif, tetapi justru menjadi sesuatu yang ingin dicari karena unik dan menarik perhatian, atau bisa dikatakan
“Kini orang-orang akan berusaha menjadi IDIOT?!”
mungkin anda tidak akan percaya dengan kalimat diatas, namun kalimat itu lahir setelah saya mencoba berinteraksi dengan istilah “idiot” dalam “Unlimited Wealth”, dalam buku itu dijelaskan 5 perbedaan orang pintar dan orang idiot
1. Orang pintar menyukai kepastian, orang idiot menyukai ketidakpastian
dalam buku ini dikatakan bahwa
“Segala sesuatu yang pasti, hasilnya pasti kecil, tetapi segala sesuatu yang tidak pasti, hasilnya tidak pasti besar”
Orang pintar akan mencari yang namanya kepastian,  rasa aman, dengan gaji yang tetap dsb, sedangkan orang idiot, justru sebaliknya. mereka membenci yang namanya rutinitas dan sangat menyukai yang namanya tantangan baru. Mereka senang dan bersemangat dalam mengambil resiko. Inilah yang menyebabkan mengapa orang idiot banyak yang kaya, sementara orang pintar masih bekerja dan menjadikan atasannya kaya raya.

2. Orang pintar terlalu serius, orang idiot suka bersenang-senang
Oang idiot percaya bahwa kreativitas lahir dari bersantai dan bersenang-senang.

3. Orang pintar tahu, orang idiot tidak tahu
Orang pintar tahu yang namanya menghitung, tahu cara mengukur dan memprediksi segala sesuatu. Oleh karena itu mereka mampu mengenal “Resiko”
namun berbeda dengan orang idiot, karena mereka tidak tahu apa dan bagaimana cara menghitung, cara mengukur dan memprediksi segala sesuatu. Akibatnya mereka tidak tahu apa yang akan mereka kerjakan itu sangat beresiko, merekasegera mengambil tindakan dan berhasil.

4. Orang pintar senang mengamati sejarah, orang idiot senang menjadi pelaku sejarah
Menurut orang idiot, menjadi pelaku sejarah jauh lebih menyenangkan dibanding pengamat sejarah. Dalam buku ini, dianalogikan seperti pemain bola dan penonton. Bukankah menjadi pemain jauh lebih menguntungkan daripada penonton ?!

5. Orang pintar cepat tersinggung dan tidak mengakui kesalahan, orang idiot pemaaf dan mengakui kesalahan

Dalam penjelasan-penjelasan itu, walaupun hanya sebutir padi dalam sebuah karung beras, jelas kita dapati, bahwa istilah “idiot” yang digunakan dalam buku tersebut bukanlah bermaksud ke arah keterbelakangan mental, namun lebih tepatnya adalah  orang-orang yang berfikir “tidak biasa”
sehingga, memang tidak ada yang salah “jika orang-orang terinspirasi menjadi “idot” dalam arti kiasan!” dan tidak salah juga jika kita tidak selalu setuju dengan apa yang kita baca (n n”). Proses berfikir dan menyaring informasi yang diserap memang merupakan sebuah keistimewaan.
——————————————————————————————–
Note : berharap semoga secepatnya dapat meresensi buku ini. Walaupun belum membuat resensi, namun buku ini memang sangat layak untuk dibaca, dengan format penulisannya yang sangat menarik, terutama disetiap bab, ada perintah melakukan beberapa tugas sebelum melanjutkan membaca bab berikutnya. “Pengetahuan tidak berarti sebelum dipraktikkan” lebih tepatnya.

“Kita dinilai bukan dari apa yang kita mulai, melainkan dari apa yang kita selesaikan”
- Bong Chandra -

No comments:

Post a Comment