Search This Blog

Thursday, June 16, 2011

Adaptasi luar biasa

Konsumsi nutrisi yang bagus maka Anda pun akan punya kemampuan adaptasi yang luar biasa dengan stres.
be well,
Dwika




YOU’RE WHAT YOU EAT!


“Let food be your medicine and medicine be your food” (Hippocrates, 390 BC)
Memasuki bulan puasa ini, ada banyak hal yang bisa menjadi bahan renungan buat kita. Salah satunya adalah soal bagaimana kita menahan diri dari makanan-makanan ang biasanya menggoda kita. Karena itu, sengaja di bulan suci Ramadhan ini, saya menuliskan soal motivasi kita dibalik makanan yang kita konsumsi setiap hari.
Yang jelas, pembaca, tahukah Anda bahwa motivasi Anda pun terkait dengan apa yang Anda konsumsi setiap hari. Motivasi bukan hanya soal mental dan inspirasi, juga soal kesehatan fisik. Saya ingat pernah membangkitkan kembali motivasi seorang pebisnis dengan mood yang buruk, selain dengan konseling juga dengan mengajaknya memperhatikan konsumsi makananya.
Ada suatu kisah pengalaman menarik. Kali ini kita bicara soal bagaimana makanan membentuk dan mempengaruhi karakter serta sikap kita. Kejadiannya di suatu pagi di Minggu hari yang cerah.  Di suatu supermarket besar yang menjual makanan, para pengunjung sudah menunggu dan antri untuk masuk. Maklumlah, beberapa hari lagi adalah hari raya yang penting. Karena itu, tak mengherankan jika beberapa orang mulai melakukan shopping keperluan rumah tangga beberapa hari sebelumnya. Pada saat jam menunjukkan pukul 9.00, manager supermarket muncul di depan dan dengan tersenyum membuat pengumuman. “Saudara-saudara, hari ini adalah tepat 5 tahun supermarket ini hadir di kota ini. Untuk menghargai para pengunjung, maka kami umumkan 2 pembelanja yang berada paling depan di antrian akan mendapatkan kesempatan belanja gratis satu keranjang makanan.” Dengan muka, tak percaya, 2 orang yang berdiri di antrian paling depan: seorang nenek, dengan seorang bapak setengah baya yang gemuk, tersenyum.  Meskipun senang, nampak sekali reaksi ke-2 orang ini begitu berbeda. Si nenek tertawa dengan senang, sementara si bapak tersenyum nyengir tapi tampaknya baginya biasa-biasa saja kesempatan ‘emas’ ini.  Saat pintu dibuka, si nenek pergi mengambil makanan-makanan sehat, keju, susu, yoghurt, ikan segar, buah-buahan mahal dan sayuran segar. Si nenek tetap tampak lincah dan bahagia di usianya yang sudah tua sambil memilih-milih makanan ‘gratis’-nya. Sementara itu, si bapak yang gendut, langsung menuju dimana terdapat banyak makanan kaleng, mengambil beberapa pak rokok, minuman soda dan alkohol. Setelah mengisi satu keranjang penuh makanan, mereka langsung membawa keranjang mereka melewati kasir. Si manager yang mengawasi kedua pembelanja ini, hanya tersenyum dan memperhatikan apa yang dimasukkan dalam keranjang mereka. Si nenek, keranjangnya dipenuhi barang-baranag yang sehat. Sementara, si bapak yang gemuk dipenuhi dengan barang yang tergolong ‘tidak sehat’. Si manager menganguk-angguk dan berkata dalam hatinya, “Mungkin perbedaan konsumsi makanan inilah yang membedakan si nenek dan si bapak ini. Si nenek masih tetap fit di usianya yang senja serta tetap bahagia. Sementara, si bapak gendut ini tampak dari badannya yang tidak terjaga serta sikapnya yang cuek dan kurang bersemangat.” Di akhir hari itu, si manager mengatakan pada dirinya sendiri, “Memang, makanan menentukan bagaimana dan siapa diri kita akhirnya”
Pembaca, memang di saat masih banyak keluarga yang kekurangan makanan, maka apapun yang dimakan belum bisa menjadi pilihan. Orang akan memakan apapun yang tersedia. Tetapi, pada saat ketika kita mulai punya pilihan, celakanya banyak yang tetap memilih makanan dengan level kesehatan yang rendah.
Tulisan dan kisah di atas hanya untuk memotivasi kita pada kesempatan kali ini bahwa makanan merupakan salah satu sumber kehidupan yang harus dijaga. Saya menyukai pepatah yang mengatakan, “Jagalah tubuh kita dengan segala yang kita makan selama separuh baya, maka selanjutnya tubuh kita yang akan merawat kita. Saya menyaksikan banyak orang yang tua dan tetap sehat dan segar karena selama masih muda mereka merawat dan menjaga tubuh dan apa yang mereka makan dengan baik sekali.
Pembaca ketahuilah, level ekpektasi hidup di negara-negara Asia terkecuali Jeoang, termasuk agak rendah. Yang jelas, Jepang adalah negara dengan pengecualian  dengan level harapan hidup yang tinggi karena tingginya konsumsi ikan mereka. Nah, bagaimana dengan kita sebagai orang Indonesia? Tanyakan saja, berapa lama kira-kira Anda bisa berharap untuk hidup? Dan pertanyaan yang lebih dalam lagi, berapa lama Anda bisa hidup dengan sehat dan gembira tanpa sakit-sakitan?
Yang jelas, konsumsi makanan sehat berpengaruh terdap tiga aspek dalam hidup kita, yakni: Kinerja (K), Sakit (S) dan Usia (U). Untuk ketiga alasan utama inilah kita perlu mengkonsumsi makanan dan mendapatkan nutrisi yang sehat dan seimbang.
Selain berpengaruh terhadap kondisi fisik kita setiap hari, makananpun jelas akan sangat berpengaruh terhadap situasi emosi dan mood kita. Dalam kaitannya dengan topik motivasi yang kita bahas kali ini, cobalah untuk renungkan soal faktor fisiologis dalam tubuh, khususnya otak yang berpengaruh pada pekerjaan kita. Perhatikan otak kita yang membuat kita mampu bekerja secara optimal. Neurotransmitrer di otak kita seperti serotonin yang mempengaruhi mood kita setiap hari, serta adrenalin yang memberikan motivasi pada diri kita, ataupun acetylcholine yang sangat vital untuk daya ingat kita yang luar biasa, membutuhkan asam amino yang berasal dari makanan yang kita masukkan dalam tubuh kita setiap hari, khususnya protein yang kita makan. Gwillim Roberts dan Prof.David Benton dari Swansea University menunjukkan bahwa 60 siswa yang diberikan multivitamin dan protein yang pokok untuk otak mereka, bisa meningkatkan kemampuan IQ mereka sekitar 10 point! Sebuah angka yang menarik tentunya untuk dikaji lebih jauh. Dr Chandra dari Memorial University of Newfoundland di Canada memberikan supplemen vitamin pada 95 orang kakek-nenek usia 65 tahun selama setahun. Mereka yang mengikuti program ini hingga selesai mendapatkan peningkatan yang tajam dalam kemampuan kognitif mereka seperti konsentrasi, berhitung, kemampuan pemecahan masalah dan daya ingat mereka! Dua penelitian ini sudah cukup memberikan ‘clue’ bagi kita bagaimana supplemen nutrisi sebenarnya punya pengaruh baik bagi performance mental kita.
Pada saat tubuh kita menjadi gampang untuk merasa letih, emosi kita menjadi kurang stabil dan mood mudah berubah, ataupun memori kita seringkali bertambah buruk, maka boleh jadi kita mulai harus memperhatikan makanan yang dimasukkan dalam tubuh kita.
Patrick Holford, penulis buku bestseller “Optimum Nutrition Bible” dan pembicara terkemuka di Inggris dalam hal nutrisi memberikan beberapa tips penting untuk menjaga mood, motivasi serta otak kita agar tetap berfungsi optimal, yakni: kurangi mengkonumsi berbagai stimulant dengan kafein yang tinggi, mengurangi eksposure terhadap polusi maupun rokok, banyak-banyaklah mengkonsumsi ikan, biji-bijian serta bahan yang kaya dengan omega 3 (sekarang bahkan sudah dijual telur dengan kandungan omega 3 yang tinggi), serta rajin mengkonsumsi bahan mineral dan vitamin yang penting bagi otak misalnya: choline, lecithin, vitamin B3.
Akhirnya, sangat menarik yang dikatakan oleh Patrick Holford, “Jika Anda mengkonsumsi nutrisi yang bagus maka Anda pun akan punya kemampuan adaptasi yang luar biasa dengan stres. Itulah kesehatan. tetapi jika beban stres dari lingkungan Anda melebihi kapasitas kesehatan tubuh untuk beradaptasi, maka akhirnya Anda mulai akan berpenyakit!”. Jagalah apa yang Anda makan!

No comments:

Post a Comment