Search This Blog

Monday, June 6, 2011

Meteraikan Visualisasi Anda

Meditasi awal adalah membuka pintu, visualisasi adalah mengisi dengan hal-hal positif, dan kemudian melakukan self-talk positif bagaikan menutup pintu dan memeteraikan visualisasi yang sudah kita lakukan.
be well,
Dwika




KECERDASAN BAWAH SADAR

 by Anthony Dio Martin   



The unconscious mind of man sees correctly even when conscious reason is blind and impotent
- Carl Gustav Jung
Di Amerika pernah terjadi kebakaran hebat di suatu geduang. Seluruh tim pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan apinya. Saat proses pemadaman sedang berlangsung, si kepala pemadam kebakaran tiba-tiba berteriak kepada timnya untuk segera keluar dari gedung. Perintahnya diikuti, meskipun banyak yang tidak mengerti. Dan ternyata, tidak berselang lama, sebuah ledakan hebat terjadi! Untunglah, saat ledakan itu terjadi, para pemadam kebakaran sudah keluar sehingga tidak ada nyawa yang menjadi korban.
Setelah kejadian yang menarik itu, si kepala pemadam kebakaran diwawancarai bagaimana ia bisa tahu soal ledakan itu. Dengan jujur, si kepala pemadam kebakaran mengatakan bahwa ia sebenarnya tidak yakin apakah akan terjadi ledakan. Tetapi perasaannya mengatakan akan terjadi ledakan, dan ternyata benar. Para ahli yang kemudian menganalisa kejadian ini, lantas menyimpulkan bahwa kejadian ini terjadi lantaran bawah sadarnya. Ternyata dari pengalaman sang kepala regu, pikiran bawah sadarnya mulai menganalisa warna api, warna dan karakteristik asap yang membumbung, dan berbagai ciri fisik lainnya, lalu mengkaitkan dengan berbagai peristiwa ledakan yang pernah dilihatnya. Dari analisa inilah timbul perasaan akan terjadinya ledakan tersebut.Dan ternyata, perasaan itu tepat.
Pesan Bawah Sadar
Pernahkah Anda mengalami situasi yang serupa dengan sang kepala regu pemadam ini? Kita sering menyebutnya sebagai “insting” atau “indra keenam”. Namun, sebenarnya yang banyak terjadi, itu adalah pikiran bawah sadar kita yang mencoba “mengirimkan pesan” kepada pikiran sadar kita. Bukankah kadang-kadang ketika kita bertemu rekan bisnis baru, kita bisa merasa sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dari orang itu? Darimana datangnya perasaan ini? Kadangkala ini datang dari pikiran bawah sadar kita yang menganalisa situasi yang terjadi berdasarkan pengalaman-pengalaman di masa lalu.
University of Rochester di New York bahkan melakukan penelitian terhadap pikiran bawah sadar manusia dan menemukan sebuah hasil yang sangat mencengangkan. Unicersity of Rochester menemukan bahwa ternyata keputusan yang diambil oleh pikiran bawah sadar justru lebih bisa diandalkan daripada keputusan yang diambil oleh pikiran sadar kita. Inilah studi ilmiah yang membuktikan pepatah lama yang berkata “percayalah kepada instingmu”. Bahkan dalam ilmu Hypno Writing, ada sebuah konsep yang menyatakan bahwa ketika kita membiarkan pikiran bawah sadar kita yang menulis, hasilnya bisa jauh lebih menakjubkan daripada ketika kita menulis hanya dengan pikiran sadar kita.
Nah, pertanyaannya adalah, bagaimanakah cara kita mendayagunakan pikiran bawah sadar kita?
Menggunakan Potensi Bawah Sadar
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan Self-Hypnosis untuk berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar kita sendiri. Itu sebabnya salah satu kelas favorit yang saya ajarkan adalah kelas Hypnotherapy seperti yang akan saya lakukan baru-baru ini di akhir bulan Juni, yang jumlah pesertanya selalu penuh. Intinya, saat mempelajari mengenai Self-Hypnosis dan kemampuan pikiran bawah sadar kita, kita akan mengerti betapa hebatnya otak manusia yang sudah diciptakan oleh Tuhan. Namun untuk bisa melakukan Self-Hypnosis memang dibutuhkan sebuah pembelajaran dan latihan khusus. Tentunya mustahil untuk bisa saya ajarkan melalui artikel singkat di kolom ini, karena itu pada kesempatan ini saya akan memberikan 3 langkah sederhana untuk memaksimalkan pikiran bawah sadar kita.
Pertama, luangkan waktu untuk melakukan meditasi. Meditasi yang saya bicarakan disini bukanlah sebuah urut-urutan ritual atau sebuah rangkaian kegiatan berbau mistis, melainkan mengambil waktu tenang, sendiri, dan merilekskan diri untuk menjernihkan pikiran kita dan menarik diri dari “keruwetan” dunia. Anda juga bisa melakukannya sekaligus untuk terkoneksi kepada Yang Maha Kuasa. Biasanya meditasi bisa menjadi jembatan untuk menghubungkan antara pikiran bawah sadar dengan pikiran sadar kita. Langkah awal meditasi ini bisa kita ibaratkan seperti membuka pintu ke pikiran bawah sadar.
Kedua, lakukanlah visualisasi positif. Ketika Anda melakukan meditasi, sempatkanlah untuk membuat visualisasi-visualisasi positif. Misalnya yang berhubungan dengan goal dan cita-cita Anda. Dengan cara ini, maka pikiran bawah sadar Anda akan menangkap visualisasi ini dan mulai “membantu” Anda di saat Anda membutuhkan untuk mengambil keputusan-keputusan yang berhubungan dengan terwujudnya visualisasi tersebut. Jika meditasi awal adalah ibarat membuka pintu ke pikiran bawah sadar, maka visualisasi diibaratkan seperti memasukkan hal-hal positif ke dalamnya.
Ketiga, Lakukanlah self-talk positif. Setelah melakukan visualisasi, mulailah mengisi diri Anda dengan afirmasi positif. Gunakanlah kalimat-kalimat bernada optimis. Misalnya, daripada Anda menggunakan kata “akan”, sebaiknya Anda menggantinya dengan kata “bisa” atau “mampu”. Contohnya, gantilah kalimat “Saya akan mencapai target bulan ini” dengan kalimat “Saya mampu/bisa mencapai target bulan ini”. Meditasi awal adalah membuka pintu, visualisasi adalah mengisi dengan hal-hal positif, dan kemudian melakukan self-talk positif bagaikan menutup pintu dan memeteraikan visualisasi yang sudah kita lakukan.
Dengan melakukan 3 langkah sederhana tersebut secara berulang dan konsisten , maka pikiran bawah sadar kita akan lebih optimal untuk “membantu” kita di saat-saat pikiran sadar kita tidak bisa menganalisa dan mendeteksi situasi yang terjadi. Mulai sekarang, berdayakan kekuatan pikiran bawah sadar Anda! Anda tentu akan terkejut dengan hasilnya nanti!
Hal-hal luar biasa yang tidak bisa kita temukan, sebenarnya bisa kita ketahui di dalam pikiran bawah sadar kita
- W. H. Auden

No comments:

Post a Comment