Search This Blog

Thursday, June 16, 2011

Anda bisa kontrol

“Fokuskan pada apa yang mampu Anda lakukan”. Anda tidak bisa mengontrol apa yang akan terjadi pada diri Anda tetapi Anda bisa kontrol apa yang terjadi di dalam dirimu sekarang.
be well,
Dwika




Motivasi di Balik Gossip

Belakangan ini, kita melihat kekuatan di balik gossip-gossip yang beredar. Dipicu oleh tayangan rekaman-rekaman video hot dari orang-orang yang tampaknya sangat mirip dengan para artis yang kita kenal. Maka, beredarlah berbagai gossip dan perbincangan di balik tayangan hot tersebut. Mulai dari yang sekedar ingin tahu, hingga analisa yang lebih mendalam, yang melibatkan para pakar psikologi hingga telematika. Semuanya berkomentar dan semua bereaksi.
Kekuatan di balik gossip memang luar biasa. Dalam majalah Scientific American edisi Oktober 2008, diterangkan bahwa gossip sebenarnya memegang peranan yang sangat menentukan dalam evolusi manusia. Bahkan, gossip dikatakan mempunyai kekuatan untuk menyatukan sebuah grup. Dan inilah bentuk kebiasaan yang telah berkembang sejak jaman primitif yakni keinginan untuk tahu tentang orang lain, apalagi mereka-mereka yang telah dikenal. Tak mengherankan, kalau para selebritis dan orang-orang terkenal senantiasa menjadi sumber gossip yang menarik. Karena itu, tak mengherankan pula, tatkala gossip-gossip penting beredar, oplah tabloid, majalah serta tontonan pun jadi meningkat tajam. Gossip, sebenarnya memenuhi sebuah keinginan psikologis manusia, yakni keinginan untuk ‘tahu mengenai apa yang terjadi’.

DUA SISI KOIN YANG PERLU DIPERHATIKAN

Dr Nigel Nicholson seorang pakar psikologi mengatakan bahwa selalu ada dua sisi koin dalam sebuah gossip yang perlu dibahas. Pertama, dari sisi orang yang menyebarkan gossip. Biasanya orang yang menyebarkan gossip, umumnya mereka jadi menikmati popularitas dan merasa dirinya penting karena mengetahui sesuatu dan merasa didengar. Sementara dari sisi lain, adalah sisi mereka yang digossipkan. Mereka yang digossipkan, biasanya merekalah yang akan menerima efek dari gossip-gossip yang beredar tersebut.
Sementara itu, dari hasil statistik Social Issues Research Center juga dikatakan bahwa umumnya, 55% gossip mengisi perbincangan diantara kaum hawa. Sementara, pada wanita, dikatakan bahwa 67%, perbincangan mereka berisi gossip. Hasil ini sebenarnya menunjukkan bahwa, seperti yang diketahui umum, cewek memang lebih senang bergossip ria. Tetapi, yang agak mengejutkan adalah fakta bahwa pria pun banyak melakukan gossip! Jadi, jika dilihat perbedaannya, statistik diantara keduanya menjadi tidak terlalu signifikan.

KEKUATAN SEBUAH GOSSIP

Kalau kita perhatikan, gossip selalu beredar dengan menggabungkan antara fakta dengan opini. Dan oleh karena menyangkut opini, maka suatu gossip bisa menghancurkan tetapi juga bisa menjadi suatu kisah yang konstruktif. Saya jadi teringat sebuah film horror yang meledak di pasaran gara-gara gossip yang bertiup di seputar film tersebut. Jauh hari sebelum filmya diedarkan, dihembuskanlah gossip-gossip bahwa, pemerannya sempat kerasukan dan melihat hal-hal yang ‘aneh’ selama pembuatan film. Bahkan, ditiupkan pula gossip bahwa lokasinya pembuatan filmnya memang nyata dan angker. Akibatnya, ini menjadi perbincangan orang dan bisa ditebak, saat filmya beredar, orang-orang pun berduyun-duyun berdatangan antri untuk menontonnya. Begitu juga, dulu pernah ada seorang artis cantik yang dikatakan berpose telanjang bulat untuk filmnya. Hingga akhirnya, Badan Sensor harus memotong banyak filmnya. Dan gossip tentang film ini pun beredar, Dan bisa ditebak, banyak pemonton pun berdatangan menonton dengan harapan bisa melihat kemolekan tubuh si artis ini, meskipun banyak yang akhirnya merasa kecewa karena ‘tidak lihat apa-apa’. Inilah contoh gossip yang dimanfaatkan.
Nah, bagaimana konteks gossip ini dalam soal motivasi untuk sukses. Yang jelas, Anda melihat gossip memang bisa memainkan peran yang sangat luar biasa untuk keberhasilan seseorang. Bahkan, orang sekelas Anthony Robbins, menggunakan pula gossip untuk kesuksesannya. Seorang rekan saya mengalaminya. Ia pernah membeli buku yang ‘katanya’ (inilah style-nya sebuah gossip) “Pengarang buku ini sampai  mau dituntut di pengadilan oleh Anthony Robbins gara-gara menuliskan buku ini”. Cara menjualnya pun sangat menarik. Akibatnya, banyak sekali yang memesan dan membeli buku tersebut, termasuk rekan saya. Padahal, setelah saya ikut mencermati isinya, justru lebih banyak mempromosikan serta menceritakan hebatnya sang motivator, Anthony Robbins. Inilah pintarnya Anthony Robbins.

MENDAYAGUNAKAN GOSSIP

Ingatlah. Mendayagunakan gossip, dimulai dengan mengelola ‘opini’ yang muncul tentang Anda. Salah satu strateginya dimulai dengan melakukan sinergi dengan rekan-rekan ataupun orang yang Anda kenal untuk melakukan ‘kampanye positif’ tentang diri Anda. Begitupun sebaliknya, Anda pun turut membicarakan mengenai hal-hal yang positif tentang diri rekan Anda tersebut. Tetapi, tentunya akan lebih etis, jika hal-hal yang digossipkan adalah sesuatu yang memang faktual, bukan sesuatu yang fiktif ataupun dibuat-buat.
Di sisi lain, tidak semua orang akan menjadi sumber gossip. Umumnya, menurut data statistik, orang-orang yang menjadi sumber yang digossipkan selain orang biasa yang sama-sama telah dikenal, ataupun orang-orang yang memang terkenal. Karena itulah, untuk menjadi sumber gossip,  seseorang perlu dikenal. Coba perhatikan. Tentunya, gossip mengenai seorang artis yang tiba-tiba ketahuan membuat film porno akan jauh lebih heboh ketimbang seorang ‘tak dikenal’ yang membuat film porno. Karena itulah, maka kita pantas pula memikirkan sesuatu hal penting serta unik pada diri Anda, yang layak menjadi sumber gossip. Dalam hal ini, janganlah Anda katakan bahwa Anda tidak senang menjadi gossip. Masalahnya, tidak pernah digossipkan biasanya identik dengan tidak dikenal. Misalkan saja, kadang-kadang di dalam dunia corporate, boss-pun menggosipkan anak buahnya. Biasanya, yang digossipkan ini punya peluang naik karir ataupun terhambat. Tetapi, yang tidak pernah dibicarakan, jelas-jelas karirnya tidak akan pernah kemana-mana.
Untuk menjadi sumber gossip, memang banyak yang melakukan hal-hal yang spektakuler dan aneh-aneh. Inilah hukum yang diikuti oleh para entertainer, artis dan public figur. Mereka mengikuti prinsip, bahwa ‘tidak dibicarakan berarti dilupakan’. Akibatnya, kita melihat mereka melakukan berbagai aktivitas yang sensasional, aneh bahkan tidak lazim. Anda memang tidak harus melakukan hal-hal yang aneh bin ajaib, apalagi jika itu tidak cocok dengan kepribadian Anda. Tetapi, fokuskanlah pada sesuatu pada keunikan dan kemampuan Anda yang membuat Anda akhirnya, layak untuk digossipkan.
Akhirnya, yang ingin saya katakan mengenai Anda yang khawatir mengenai gossip orang lain tentang diri Anda adalah, “Fokuskan pada apa yang mampu Anda lakukan”. Pepatah mengatakan “You can’t control what happen to you but you can control what happen in you” (kamu tidak bisa mengontrol apa yang akan terjadi pada dirimu tetapi kamu bisa kontrol apa yang terjadi di dalam dirimu). Risiko terbesar menjadi orang yang terkenal adalah menajdi bahan gossip orang lain. Inilah sebuah konsekuensi yang tidak bisa dihindari dari sebuah kesuksesan. Hanya saja, pada saat digossipkan, pastikan yang beredar adalah lebih banyak hal-hal yang positif. Masalahnya, tanpa dikelola dengan baik, gossip bisa menjadi sumber malapetaka bagi suatu karir yang telah dibangun bertahun-tahun.

No comments:

Post a Comment