Search This Blog

Wednesday, June 15, 2011

Tetap bertahan

Berbisnis, ternyata ada seninya. Seni untuk tetap bertahan bahkan terus tumbuh di saat persaingan bisnis serupa sedang banyak-banyaknya.
be welll,
Dwika





Mengindari Siklus S Dalam Bisnis - Simak, Jangan Terjebak

E-mailCetakPDF
Adi Kharisma, Pebisnis Sweet Purple, Ubi Ungu 
Berbisnis, berdasarkan pengalaman orang-orang yang sukses ternyata ada seninya. Seni untuk tetap bertahan bahkan terus tumbuh di saat persaingan bisnis serupa sedang banyak-banyaknya. Adi Kharisma (50) alumnus  San Francisco  State University, Amerika Serikat,  seorang pebisnis yang telah malang melintang dalam dunia usaha memberikan tips penting  bagi anda.           
Tips penting ini didasarkan pada kenyataan bahwa setiap pebisnis apapun, siapapun, akan melewati siklus ini, yaitu, sebuah pergerakan bisnis yang oleh para pewirausaha digambarkan sebagai siklus S (red, istilah ini tidak akan anda temui di texbook).  
Siklus ini menggambarkan : mula-mula seseorang pewirausaha mulai menjalankan bisnisnya, kemudian tumbuh, membesar, tetapi pada masa tertentu akan menghadapi persaingan yang semakin keras, perubahan keinginan pelanggan dan pasar yang bergerak dan terus berubah, hingga akhirnya jika pewirausaha tidak memiliki inovasi dan kreatifitas yang membumi dan menjadi kekuatannya, maka usahanya pelan-pelan akan menurun, semakin meluncur ke bawah, hingga akhirnya tidak terdengar lagi.  
Tetapi ada yang dapat mengantisipasinya, sehingga bentuk siklus S nya menjadi dinamis, dan ketika usahanya mulai meluncur jatuh ia menemukan kreatifitas baru sehingga usahanya naik kembali dan berjaya kembali. Tapi ingat : itu bukan terakhir pergerakan siklus S. 
Bentuk siklus S pada masing-masing pewirausaha akan berbeda setiap orang dan bentuknya tergantung bagaimana cara mereka menyikapinya. Coba simak beberapa pebisnis yang dulunya ramai kemudian sepi pembeli, atau usaha yang dulunya sepi kemudian terlihat sangat ramai, seperti pemilik gerai playstation, warnet, rumah makan, distro, gerai isi pulsa, gerai kudapan, hingga kios sembako. Ada yang berhasil dengan inovasinya, ada yang tersungkur karena tidak dapat mengantisipasi perubahan. 
Berdasarkan pengetahuan inilah saya mencoba mengubah siklus S bisnis saya, meskipun usia saya tidak muda lagi. Agak terlambat, tetapi masih lebih baik jika tidak melakukan sama sekali. Kesadaran inilah yang harus anda lakukan, dan juga saya lakukan agar kita tidak terjebak dalam keputusasaan dalam berbisnis. Penting di sini saya utarakan, berbisnis sejak muda akan melatih talenta dan sigab mengahadapi siklus S dalam berbisnis. Karena berbisnis adalah kreatifitas, dan harus terus tumbuh sepanjang kita masih menjadi pewirausaha.
Pengalaman ini saya alami, di mana saya pernah menjadi dan memiliki usaha waralaba makanan yang sangat terkenal di Indonesia. Para pelanggan yang datang juga sangat ramai, tetapi karena pemilik waralaba (franchisor) tidak menjaga wilayah pasar, dan cenderung mencari sebanyak-banyaknya franchisee maka pertarungan bisnis ini menjadi sedemikian ketat. Dan seperti yang anda duga usaha ini berhenti sampai di sini. Kami tidak mengatakan sebagai korban, tetapi visifranchisor yang berubahtidak konsisten, dan cenderung hanya mencari uang sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan promosi yang kuat, produk yang baik, dapat menghancurkan segala-galanya. 
Saya juga pernah berbisnis menjadi distributor kebutuhan bahan pokok. Sangat ramai, tetapi kemudian kegiatan bisnis ini saya tinggalkan karena pertarungan bisnis ini sudah sangat tidak sehat. Strategi banting harga, dumping, banyaknya gerai-gerai modern market yang muncul dan didukung kekuatan raksasa ekonomi membuat kami harus meninggalkan bisnis ini. Kami tidak memiliki strategi baru yang tepat untuk mengantisipasinya, karena itu jika tidak kami tinggalkan, kami akan mati pelan-pelan, dan usaha kami akan meluncur ke bawah, dan mati.  
Kami kini memulai bisnis baru, dimana kami yang mengendalikan perjalanan bisnis secara unik. Kami membangun ketersediaan bahan baku secara unik, kami mengedukasi produk kepada pelanggan dengan detail, serta mengontrol pertumbuhan bisnis melalui gerai-gerai yang memiliki hubungan emosional dan fungsional dengan pelanggan. 
Aneka produk ubi ungu kami ciptakan menjadi juice, ice burger, ayubi burger, dan aneka makanan yang berfungsi sebagai antiokasidan dan pencegah kanker. Kami mengedepankan gagasan orisinilitas berbisnis, dan karena itu kami akan mampu mengontrol siklus S bisnis saya.   Dan saya tidak ingin terjebak lagi karenanya. n

No comments:

Post a Comment