Search This Blog

Wednesday, June 15, 2011

Hemat jika dibandingkan dengan income

Semua pengusaha sukses yang saya kenal adalah orang yang hemat.
Bahkan walaupun mereka kelihatan kaya / boros; namun ternyata sebetulnya masih
termasuk hemat jika dibandingkan dengan income / pemasukan mereka.
be well,
Dwika




Bagaimana caranya kita memulai usaha kita sendiri

Bagaimana caranya kita memulai usaha kita sendiri



1. Temukan peluang, yang cocok, bagi Anda.

Pertama sekali, Anda harus menentukan dulu, bisnis apa yang ingin dan bisa Anda lakukan.
“Ingin” - usaha tersebut harus sesuai dengan bakat dan minat Anda. Jika usaha tersebut
berpotensi bagus, namun tidak menarik bagi Anda, maka akan bermasalah di tengah jalannya
kelak. Ini kadang terjadi, dan akibatnya biasanya cukup fatal.
“Bisa” - usaha tersebut memang adalah usaha yang mampu Anda lakukan; Anda punya cukup
modalnya, ada waktunya, dan seterusnya.
Ada berbagai jenis usaha, yaitu produksi, jual-beli, jasa, atau kombinasinya. Contoh usaha
produksi misalnya usaha konfeksi busana muslim, kerajinan tangan, bakery, dan lain-lain.
Contoh usaha jual-beli misalnya warung, MLM, toko, dan seterusnya. Sedangkan contoh usaha
jasa seperti konsultan komputer / arsitektur / pembukuan / landscape / dan lain-lainnya.
Yang kombinasi misalnya usaha konfeksi busana muslim, yang juga ada outletnya; sehingga,
usaha tersebut mencakup produksi dan jual-beli.
Sebagai muslimah, memang kita ada memiliki beberapa keterbatasan. Biasanya dari segi
waktu, karena memang tanggung jawab pertama adalah mengurus keluarga kita. Jadi kita perlu
memilih jenis usaha yang bisa kita jalankan, walaupun dengan keterbatasan-keterbatasan
tersebut.
Tapi jangan menganggap bahwa ini akan membuat kita tidak bisa menjadi maju - justru
beberapa usaha muslimah bisa lebih maju daripada usaha suaminya. Biasanya ini terjadi ketika
muslimah tersebut menganggap keterbatasan tersebut sebagai bagian dari tantangan, bukan
halangan. Sehingga tidak menjatuhkan semangat, tetapi justru memicu kreatifitasnya.
Untuk pemula seperti kita, sebaiknya kita melakukan usaha yang belum banyak saingannya.
Atau kalaupun sudah ada saingannya, kita bisa menawarkan kelebihan, sehingga ada alasan
bagi customer untuk memilih kita.
Jangan cuma menjadi peniru tanpa ada kelebihan apa pun — ini yang sangat sering
terjadi. Katanya, inilah orang Indonesia, satu orang buka usaha kios ponsel, maka semuanya
ikut-ikutan membuat itu juga. Hasilnya? Biasanya cuma terbuangnya waktu, tenaga, dan uang
Anda.
“Find your niche”, kata seorang pakar - temukan celah yang cocok bagi Anda. Ada yang
membuat kerajinan tangan, sampai bisa diekspor. Ada yang memulai usahanya dari sekolah
anaknya, sambil menunggui anaknya sekolah dia berdagang dengan ibu-ibu lainnya. Ada yang
malah bekerja dari rumah - dengan modal bahasa Inggris dan bakat desain, kemudian menjadi
freelance desainer situs Internet. Dan lain-lainnya.
Seperti yang Anda telah lihat, ini adalah hal yang penting. Karena itu, yakinkan dulu bahwa
usaha tersebut memang adalah sesuatu yang cocok untuk Anda. Jika Anda telah merasa cocok,
maka berikutnya kita perlu meneliti, apakah usaha tersebut memang bisa menguntungkan.
2. Proposal bisnis
Percaya atau tidak, cukup banyak orang melakukan usaha tanpa terlebih dahulu meneliti,
apakah memang usaha tersebut bisa menguntungkan. Banyak orang yang memulai bisnisnya
hanya dengan berdasarkan angan-angan, tanpa perhitungan.
Walaupun Anda sudah sangat ingin dan sangat perlu untuk memulai bisnis, tahan dulu sebentar.
Waktu yang Anda luangkan untuk membuat proposal bisnis ini bisa menyelamatkan Anda dari
kesulitan di masa depan.
“Saya mau buka usaha dengan uang saya sendiri, enggak pakai investor kok. Ngapain musti
buat proposal juga ?”. Sebetulnya tetap ada investor disini - yaitu Anda sendiri. Tentunya Anda
perlu tahu, apakah usaha yang akan dimodali ini memang akan bisa menguntungkan, atau
justru cuma akan melenyapkan uang Anda tanpa bekas.
Minimal, berikut ini adalah hal-hal yang perlu tercantum di suatu proposal bisnis:
• Kebutuhan modal awal
• Ongkos rutin
• Estimasi pemasukan
• Strategi bisnis
Contoh proposal bisnis bisa kita lihat berikut ini :
Proposal usaha kedai sandwich (roti isi)
1. Strategi bisnis:
o Banyak pegawai yang tidak sempat sarapan, karena keterbatasan waktu.
Sandwich harganya murah, mengenyangkan, rasanya enak, dan praktis - bisa
dimakan sambil duduk di bis sekalipun.
o Penjualan: sistim bagi hasil laba bersih, penjual: 30%, pemilik: 70%. Berupa
kios sederhana, di lokasi-lokasi yang banyak dilewati orang-orang yang akan
pergi berangkat kerja.
o Estimasi modal per sandwich: Rp 3000, Harga jual: Rp 5000
o Estimasi laba per bulan : (pemasukan - pengeluaran) =
(laba kotor - ongkos) =
( 4.000.000 - 660.000) = Rp 3.340.000
2. Kebutuhan modal awal:
o Oven untuk membuat baguette (roti lonjong ala Perancis) : Rp 5.000.000
o 2 buah kios @ Rp 3.000.000 = Rp 6.000.000
o Persediaan filling (isi) sandwich untuk 2000 sandwich = Rp 4.000.000
o Promosi : spanduk, pamflet, kartu nama: Rp 1.000.000
o Total : Rp 16.000.000
3. Ongkos rutin bulanan:
o Gas Elpiji @ Rp 55.000 x 4 = Rp 110.000
o Kemasan sandwich = Rp 300.000
o Saus tomat, cabai, mayonnaise, mentega = Rp 250.000 (dimasukkan menjadi
ongkos bulanan karena sulit diperhitungkan nilainya untuk setiap sandwich)
o Total : Rp 660.000,-
4. Estimasi pemasukan:
Setiap kios diperkirakan bisa menjual 50 sandwich per hari. Jika target pasar adalah
pegawai kantor, maka ada 20 hari kerja dalam sebulan.
Berarti penjualan per bulan per kios adalah 1000 buah sandwich, total 2 kios = 2000
sandwich per bulan.
Laba kotor:
Laba per sandwich = Rp 2000
Laba kotor per bulan = Rp 2000 x 2000 sandwich = Rp 4.000.000
Keterangan:
Kunci dalam pembuatan proposal bisnis adalah jujur dengan diri Anda sendiri. Terutama pada
bagian estimasi pemasukan; sangat mudah untuk tergoda menaikkan angka-angka di bagian
ini. Tapi jangan lakukan itu, karena hanya akan menyulitkan Anda sendiri di masa depan;
proposal bisnisnya bagus dengan angka keuntungan yang fantastis, namun pada kenyataannya
ternyata merugi besar-besaran.
Kunci berikutnya adalah informasi.
Dengan informasi yang mencukupi, maka Anda dapat membuat proposal bisnis yang realistis.
Sehingga, pada pelaksanaannya nanti tidak akan meleset terlalu jauh dari apa yang telah kita
perkirakan disini.
Untuk setiap bisnis, berbeda lagi cara mengumpulkan informasinya. Pada contoh usaha
sandwich ini, mengenai estimasi pemasukan; misalnya kita bisa memperhatikan bakal lokasi
usaha, dan menghitung kira-kira ada berapa orang pegawai yang lalu-lalang di daerah itu.
Misalkan ada 1000 orang, maka kemudian kita ambil persentase konservatif bahwa akan ada
5% yang tertarik dengan sandwich kita. Maka, didapatlah estimasi omset 50 buah sandwich per
hari.
Bagian modal awal dan ongkos rutin tidak terlalu sulit, terutama memerlukan ketelitian. Jangan
sampai ada hal yang terlewat, sehingga menjadi kejutan yang tidak menyenangkan setelah
usaha berjalan.
Nah, setelah kita menuliskan semuanya dalam suatu proposal bisnis, maka kini kita telah
mempunyai gambaran yang lebih jelas mengenai bisnis tersebut. Jika kita kemudian yakin
bahwa bisnis ini memang bisa menguntungkan, maka selanjutnya kita perlu mencari lokasi
untuk usaha tersebut.
3. Lokasi
Ketika dimintai tips-tips untuk membuka usaha, seorang kawan pernah menjawab, “1. Lokasi.
2. Lokasi. 3. Lokasi.”
Bagi sebagian besar bisnis, lokasi memang adalah kunci yang terpenting.
Pada usaha produksi, lokasi yang banyak sumber daya manusia dan dekat dengan sumber
bahan produksi akan membantu meningkatkan efisiensi. Pada usaha dagang, lokasi yang yang
tepat bisa membedakan antara keberhasilan dengan kegagalan. Pada usaha jasa, lokasi yang
mudah dijangkau oleh customer bisa meningkatkan penghasilan Anda.
Demikianlah pentingnya lokasi.
Mencari lokasi ini bisa sulit sekali, karena daerah-daerah strategis biasanya sudah ditempati.
Atau menjadi mall / ITC, yang biaya sewanya juga sangat mahal.
Tapi bisa juga menjadi mudah sekali, seperti misalnya jika silaturahmi kita bagus dan luas.
Maka bisa saja tiba-tiba justru ada orang yang menawarkan tempatnya kepada Anda, tanpa
perlu mencari-cari.
Jika Anda menemukan bahwa usaha Anda memang membutuhkan lokasi yang bagus, maka
jangan sekali-kali tergoda untuk memulai usaha sebelum menemukannya.
Gencarkanlah usaha Anda untuk menemukan lokasi idaman tersebut. Silaturahmi juga dapat
sangat membantu disini.
Tips: seringkali kita bisa menumpang lokasi. Seperti pada contoh usaha sandwich ini, karena
kiosnya kecil, maka kita bisa menumpang di halaman minimarket Indomaret / Alfamaret,
dengan membayar biaya sewa bulanan. Ini cenderung lebih murah daripada kita menyewa
khusus untuk usaha kita sendiri.
4. Modal
Idealnya memang modal bisa 100% dari Anda sendiri. Tapi ini mungkin tidak selalu demikian
halnya. Seringkali kita memerlukan tambahan dana dari investor lainnya.
Untuk memulai bisnis, saya sarankan untuk menghindari pinjaman bank, walaupun bank
syariah.
Kalaupun proposal bisnis kita bagus, tetap usahakan menghindarinya; karena jika ternyata
gagal, maka akan sangat sulit untuk mengembalikannya.
Lagipula pinjaman bank ini sering mengecoh. Kadang kita lupa, apalagi jika tidak ada
pembukuan yang rapi, sehingga mengira uang bank sebagai uang kita sendiri. Walhasil, banyak
orang yang kemudian justru memakai uang bank untuk membeli rumah, mobil, dan bendabenda
yang lebih bersifat konsumtif lagi.
Selain terkecoh seperti itu, kadang juga kita lupa memperhitungkan beban bunga bank dan
cicilan bank. Contoh; pada usaha warung, persentase labanya sangat tipis - seperti susu,
labanya hanya sekitar 1% - 2%. Padahal harganya mahal sekali ya, siapa sangka ternyata
labanya luar biasa tipis seperti itu.
Jika tidak hati-hati dalam memanfaatkan pinjaman bank, maka kita bisa kesulitan bahkan
sekedar untuk membayar bunga setiap bulannya.
Alternatif lainnya adalah investor luar. Biasanya kemudian dibuat perjanjian / akadnya.
Jika kita telah membuat proposal bisnis seperti yang dibahas sebelumnya, ini bisa membantu
kita untuk menjaring investor yang cocok dengan kita.
Kuncinya disini adalah pada akadnya; buat perjanjian yang tertulis, dan jelas. Bahkan
(terutama) dengan investor yang dari keluarga sendiri. Karena seringkali kasus penzaliman itu
dilakukan oleh keluarga.
Tapi kita sering lengah, ya maklumlah, apa iya keluarga sendiri mau menzalimi saudaranya
sendiri - eh, ternyata, bisa saja lho. Dan sudah banyak kasusnya.
Jadi, berhati-hatilah. Pastikan bahwa akadnya akan mendorong terciptanya keadilan untuk
kedua belah pihak.
5. Eksekusi
Ketika semuanya telah siap - maka kini adalah waktu untuk melaksanakannya. Anda kini berada
di posisi eksekutif, sebagai eksekutor dari bisnis ini.
Inilah saatnya Anda melakukan semua yang telah Anda rencanakan selama ini.
Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan :
1. Promosi : Tidak ada gunanya Anda menjual barang/jasa yang sangat berguna, dengan
harga yang murah, jika orang tidak tahu bahwa Anda ada.
Promosi adalah suatu keharusan bagi setiap usaha. Namun, promosi yang ngawur juga
justru bisa menghabisi suatu usaha.
Untuk usaha yang tergantung pada lokasi, Anda perlu menyisihkan dana untuk
membuat papan nama yang besar dan jelas.
Sisihkan waktu/dana tambahan untuk membuat desain yang menarik pandangan mata
orang yang tadinya hanya lewat. Tidak ada gunanya membuat papan nama besar jika
bahkan sekedar dilirik pun tidak.
2. The only constant is change - satu-satunya hal yang pasti adalah perubahan.
Dalam melakukan usaha, sulit untuk bisa duduk tenang berpangku tangan. Akan selalu
muncul hal-hal baru; pesaing baru, kenaikan ongkos, perubahan pasar, dan lainlainnya.
Tidak semuanya bisa Anda perkirakan di dalam proposal bisnis. Karena itu, Anda harus
selalu siap untuk menghadapi masalah yang baru.
Pertama-tama, Anda harus bisa menyadari dulu bahwa ada masalah. Karena, Anda
tidak bisa menyelesaikan masalah yang setahu Anda tidak ada.
Tapi kadang memang kita tidak menyadari akan adanya suatu masalah, karena kita
telah sibuk (terjebak) dalam rutinitas.
Disinilah pentingnya masukan dari pihak ketiga. Secara rutin, undanglah kawan atau
saudara untuk menilik usaha Anda tersebut. Dan jangan lupa berterimakasih atas
masukan-masukan yang mereka berikan.
Tanpa informasi dari mereka, maka bisa saja tahu-tahu bisnis Anda telah berada di
ambang kebangkrutan, dan Anda hanya bisa kebingungan, mengapa hal ini bisa terjadi.
Kedua, Anda harus segera menyelesaikan masalah tersebut. Menunda masalah adalah
menambah masalah. Masalah tidak akan selesai dengan menundanya.
Ketiga, anggap saja masalah ini sebagai selingan yang menarik, di tengah-tengah
rutinitas bisnis. Maka masalah yang muncul tidak akan membuat Anda patah semangat,
malah justru akan mendorong munculnya ide-ide dan semangat baru.
3. Customer service : Pembeli adalah raja, demikian pepatah yang sering kita dengar.
Setelah melayani mereka dengan ramah, baik, dan sabar; maka biasanya beberapa
customer akan merasa nyaman untuk berterus terang kepada Anda.
Dari mereka Anda akan mendapatkan informasi-informasi paling berharga untuk usaha
Anda tersebut — apa saja kekurangan Anda, apa kelebihan, apa potensi yang masih
bisa digarap / dikembangkan.
Customer service juga bisa menjadi kelebihan Anda dari para pesaing Anda, ketika
usaha Anda sama dengan mereka.
Berikan layanan yang lebih - layan antar, barang yang bisa dibuat sesuai pesanan, dan
seterusnya.
4. Hemat : Salah satu godaan dalam berbisnis adalah untuk berfoya-foya ketika
memegang uang agak banyak.
Semua pengusaha sukses yang saya kenal adalah orang yang hemat.
Bahkan walaupun mereka kelihatan kaya / boros; namun ternyata sebetulnya masih
termasuk hemat jika dibandingkan dengan income / pemasukan mereka.
Ingatlah bahwa Anda baru memulai usaha Anda. Jalan Anda masih panjang. Pepatah
“bersakit-sakit dahulu, bersenang kemudian” harus Anda camkan di benak Anda.
Berbisnis itu sulit ? Mudah ? Semuanya kembali kepada Anda. Namun, dengan perencanaan
yang baik, maka segala hal bisa menjadi lebih mudah.
Selamat memulai usaha Anda.

Related Post

No comments:

Post a Comment