Search This Blog

Monday, June 6, 2011

Andalah yang harus mengejarnya

Kesuksesan tentunya tidak bisa ditunggu saja, tetapi kitalah yang harus mengejarnya! Apa yang dulu mungkin membuat Anda berhasil dan sukses, tapi sekarang belum tentu bisa dengan cara yang sama.
be well,
Dwika





Kendalikan Mobil Kehidupan Anda!

“Success is a journey, not a destination.” – Ben Sweetland
“Saat ini saya sudah berusaha sekuat tenaga saya, kok yang saya dapatkan masih segini – segini saja?” “Kenapa rasanya saat ini banyak sekali tantangan yang saya hadapi?” “Mengapa saya selalu kalah dengan kompetitor saya?” Pertanyaan – pertanyaan ini mungkin pernah timbul dalam pikiran pembaca. Apalagi di tengah era informasi seperti sekarang ini, dimana segala sesuatunya bergerak dengan sangat cepat. Situasi pun menjadi lebih penuh tantangan. Apa yang dulu mungkin membuat Anda berhasil dan sukses, tapi sekarang belum tentu bisa dengan cara yang sama.
Saya jadi ingat dengan salah seorang rekan saya, dimana pada tahun – tahun awal karirnya, dia membuat sebuah bisnis penyewaan video kaset. Tetapi apa yang terjadi saat ini? Semua orang, termasuk pembaca pastilah tidak berminat lagi untuk menyewa video kaset. Ibarat bunyi iklan, “Hari gene masih video kaset?”. Kalau ditanya, rata-rata orang pasti lebih tertarik untuk menyewa bahkan membeli VCD maupun DVD. Sialnya, rekan saya ini termasuk yang agak terlambat waktu masuk ke bisnis penyewaan kaset video. Ia masuk ke bisnis ini saat teknologinya sedang berubah. Ia pun ditertawakan dan ia menyaksikan beberapa pebisnis penyewaan video kaset sudah gulung tikar. Apa yang mesti ia lakukan? Untunglah! Rekan saya ini, meskipun baru  beberapa tahun memulai usaha persewaan video kasetnya, dan modal belum kembali. Tapi, bagusnya ia tidak ngotot ataupun patah arang seperti rekan-rekan bisnisnya yang lain. Dengan jelinya, ia melihat peluang yang mulai muncul saat itu, dan ia pun langsung banting setir dengan mengubah bisnisnya menjadi bisnis persewaan VCD maupun DVD. Alhasil, saat ini usahanya pun cukup sukses dan berhasil. Bahkan, ia termasuk salah satu yang memelopori bisnis franchising untuk penyewaan VCD dan DVD di Indonesia. Kisah rekan saya ini mengingatkan saya dengan apa yang pernah diucapkan Marva Collins bahwa, “Success doesn’t come to you… You go to it!”. Kesuksesan tentunya tidak bisa ditunggu saja, tetapi kitalah yang harus mengejarnya!
Kalau sudah bicara soal sukses seperti ini, sering kali orang pun bertanya kepada saya, “Pak, kalau begitu bagaimana dong kiatnya menurut Anda?”
Khusus kali ini, saya ingin memberikan inspirasi kepada pembaca dengan pengalaman kita sehari – hari. Saya merasakan bahwa prinsip kita untuk mencapai kesuksesan adalah mirip seperti saat kita mengendarai mobil!
Kendalikan mobil kehidupan Anda!
Sebelum bicara lebih jauh. Ijinkanlah saya bertanya, “Siapa yang mengendarai mobil kehidupan Anda?”. Pastikan bahwa jawabannya bukan pasangan, bukan orang tua ataupun boss Anda. Andalah sebenarnya yang mengendarai mobil kehidupan Anda. Jadi, baik buruk atau sukses tidaknya bukan tergantung pada orangf lain, dan janganlah menyalahkan orang lain. Dan, keberhasilannya tergantung di tangan Anda. Agar optimal, ada 4 pembelajaran penting untuk kendalikan mobil kehidupan kita.
Pertama, Tahu kapan untuk start! Semua kesuksesan di bidang apa pun tentunya harus dimulai dari sebuah titik yang namanya start. Dalam hal ini untuk mencapai apa yang akan kita raih tentunya kita harus sudah tahu terlebih dahulu apa yang akan kita capai (kemana tujuannya), persiapan – persiapan apa saja yang harus kita lakukan. Ibarat seperti akan mengendarai mobil, dalam tahapan ini kita sebut sebagai tahap untuk kita memanaskan terlebih dahulu mesin mobil kita.
Dalam tahap ini pun kita dapat berkonsultasi dengan orang – orang yang tepat, dengan mereka – mereka yang terlebih dahulu sudah berhasil. Tahapan inilah yang merupakan tahapan yang sangat penting yang akan akhirnya membawa kita mencapai ke puncak sukses. Hanya saja banyak orang juga yang sudah sampai di tahap ini, tetapi mereka hanya sampai di tahap persiapan ini saja. Ibarat sudah memanaskan mesin mobil, tetapi hanya sampai memanaskan mesin mobilnya saja dan tidak kunjung menjalankan mobilnya.
Kesuksesan yang akan kita raih tentunya bukan tergantung berapa banyak yang kita tahu, seberapa hebat perencanaan kita, tetapi seberapa banyak tindakan yang kita lakukan. Saya pun banyak mengenal teman – teman saya yang mungkin tidak begitu ahli dalam melakukan perencanaan bahkan dalam sisi pengetahuan pun cenderung masuk dalam kategori yang biasa – biasa saja, tetapi dalam beberapa tahun saja, kehidupan mereka mengalami perubahan yang luar biasa. Hal ini dikarenakan mereka berani untuk mengambill tindakan dan berani untuk memulai. Bagaimanakah dengan Anda, sudahkah Anda memulai apa yang Anda rencanakan?
Kedua, tahu kapan untuk mempercepat . Tahapan berikutnya pun sama seperti kita mengendarai mobil, kadang kala tidak selamanya kita ada di jalan yang macet bukan? Saat jalanan sepi dan kita merasa yakin, tentunya kita pun dapat mempercepat laju mobil kita. Begitu pula dengan perjalanan kesuksesan kita, kita pun perlu tahu kapan saatnya kita mempercepat apa yang kita lakukan. Proses mempercepat ini bisa saja dilakukan dengan menambah skill dan keahlian kita, belajar lebih lagi dengan mentor yang sudah lebih berhasil, membuat tim yang solid yang akan mendorong kesuksesan menjadi lebih cepat, jeli dalam membaca peluang – peluang yang ada. Jadi, Sudahkan saat ini Anda melakukan proses percepatan dalam mengendarai mobil kehidupan Anda?
Ketiga, Tahu kapan untuk memperlambat dan berhenti. Tahapan ini pun tidak kalah pentingnya. Tahapan ini disebut dengan tahapan untuk kita memperlambat laju mobil kehidupan kita atau kadang kala kita perlu berhenti total. Tahapan ini sering saya sebut dengan tahapan untuk kita re-kreasi (menciptakan ulang) sekaligus meng-apreasiasi apa yang telah kita raih. Disinilah mesin mobil kita dirawat atauun di-charge kembali. Ataupun, disinilah sebenarnya kita berhenti sejenak supaya kita bisa melaju lebih kencang lagi. Banyak orang yang terobsesi terus-menerus menjalankan mobilnya, namun kemudian mogok di tengah jalan karena mesinnya kepanasan. Ataupun, banyak pula yang terus bekerja namun, tidak sempat menikmati ataupun mengapreasiasi sama sekali apa yang telah dicapainya.
Akhirnya, perlu juga tahapan dimana kita tahu kapan harus banting setir mobil kita tatkala kita melihat ke depan bahwa jalanan yang tersedia, tidak mungkin dilalui ataupun mavcet total. Disinilah kita perlu memikirkan apa langkah selanjutnya sehingga mobil kita bisa sampai ke tujuan. Sama halnya dalam kehidupan, ketika bisnis di depan mata tampaknya macet dan terlalu berisiko, mungkin saatnya bagi kita untuk bantiung setir, mencoba cara lain ataupun akhirnya memutuskan menjalankan bisnis yang berbeda. Kita harus jeli melihat kondisi jalan di depan dan bukannya dengan ngotot menerjang ke dalam arus kemacetan!
Mudah-mudahan, dengan analogi merawat dan mengendarai kehidupan kita seperti kita merawat mobil kita, keseimbangan kehidupan kita lebih tercapai. Bayangkan, jika mesin mobil saja dirawat dengan begitu telaten, apalagi dengan mesin tubuh kita yang harganya beratus-ratus kali lipat dari mobil yang kita kendarai! Mestinya kita bijak!

No comments:

Post a Comment