Tentu Anda tidak asing dengan kata “betul” yang diucapkan sebanyak tiga kali oleh seorang tokoh kartun bocah kecil dengan nada suara yang jenaka. Upps! Kok tiba-tiba jadi tertarik dengan kartun ya? Semuanya berawal dari rasa penasaran saya dengan celotehan anak kecil, pajangan tokoh kartun di banyak toko dan perempatan jalan, atau tulisan di situs jejaring sosial yang mengatakan “betul…betul…betul…”. Jadi kepingin tahu, kok laris manis ya kata “betul…betul…betul…” ini.. hmm siapa sih yang mengucapkannya? Seperti apa kartunnya?
Kata “Betul…betul…betul…” adalah kata yang diucapkan oleh tokoh kartun itu bernama Ipin. Dia adalah saudara kembar Upin, dalam kartun Upin & Ipin (dan kawan-kawan), yang disiarkan di TV9, TPI dan Disney Channel (www.upindanipin.com.my). Serial kartun bernuansa Islami yang diproduksi negara tetangga, Malaysia. Cerita kartun yang menggambarkan dunia khas anak-anak lengkap dengan keusilan, kenakalan, perbuatan baik, nasihat dan moral cerita yang layak ditonton oleh anak-anak ini, selalu identik dengan kata “betul…betul…betul…”.

Tapi, bukan sekedar kata “betul…betul…betul…” yang diucapkan dengan jenaka oleh Ipin ketika membenarkan dan mendukung kalimat Upin. Ternyata dari kata-kata ada sebuah pesan yang bisa saya dapat. Hehee… bisa-bisanya penulis aja nih. Kan lumayan tuh, nonton film animasi sekaligus dapat pesan dibalik celetukan  yang menjadi icon dari film ini.
Ya, setiap kali Ipin mengucapkan kata “betul” untuk membenarkan atau mendukung kata yang diucapkan orang lain, terutama kakaknya, Upin, dia selalu mengucapkannya sebanyak tiga kali. Tapi, ketika Ipin mengucapkan kata atau jargon negatif, dia hanya mengucapkannya satu kali. Misalnya, “Iiih…busuk kali”, “nakalnyaaa….”, “Kak Ros ni cerewet ya…”.
Ini pesan yang bisa saya dapat dari icon kata di film Upin & Ipin yang sering ditiru oleh anak-anak dan orang dewasa. Ketika memberikan dukungan atau afirmasi kita berikan dengan sungguh-sungguh sehingga orang yang kita berikan dukungan dan afirmasi tahu bahwa kita sedang memberikan dukungan dengan sepenuh hati. Tentunya tidak perlu diucapkan sebanyak tiga kali, seperti layaknya Ipin. Berikanlah dukungan dan afirmasi dan yakinkan orang yang kita beri dukungan tersebut bahwa kita benar-benar mendukungnya dan sedang membuat dia merasa mantap dan yakin dengan dukungan kita.
Bagaimana, Anda setuju kan, kalau dalam memberikan dukungan dan afirmasi terhadap sebuah perbuatan/prinsip/pernyataan yang positif dan bermanfaat, kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan mantap sehingga orang lain akan merasakan dukungan kita? “Setuju…setuju…setuju…”. Hmmm… memang lebih enak sih kalau diganti dengan : “betul…betul..betul…”