be well,
Dwika
Nilai Sebuah Sepatu
Pernah  menonton film yang berjudul Children of Heaven? Film ini diproduksi  oleh Negara sahabat kita yaitu Iran. Cerita film ini sangat menguras  emosi penonton. Diceritakan bagaimana perjuangan seorang anak lelaki  bernama Ali. Dia ingin mengganti sepatu adiknya, yang tidak sengaja  dihilangkannya. Akibatnya setiap kali mau pergi sekolah, sang kakak  harus menunggu adiknya dulu pulang sekolah untuk tukaran memakai sepatu.  Masalahmuncul, Ali selalu terlambat. Mempunyai sepatu baru merupakan  jalan keluar terbaik bagi mereka berdua.
Akhirnya  Ali mempunyai kesempatan untuk memiliki sepatu baru dengan mengikuti  perlombaan lari di sekolah. Dimana hadiah untuk pemenang ketiga adalah  sepasang sepatu. Singkat cerita si kakak berhasil menjadi juara. Tapi  bukan juara ketiga. Juara pertama. Si kakak kecewa. Karena juara  pertama, hadiahnya bukan sepatu.
  Dalam  film ini diajarkan sebuah proses perjuangan bagaimana seorang anak  lelaki mempunyai sebuah tujuan. Sepatu baru. Hasil yang dicapai jauh  lebih baik. Tapi dia kecewa. Mengapa ? Karena tidak sesuai dengan  tujuannya. Sesuai bunyi sebuah kata bijak ,”Arah lebih penting daripada  kecepatan”. Memiliki sepatu baru adalah arah yang mau dicapai si anak  lelaki tersebut. Bukan juara Lain halnya bila dia mau mengejar juara.  Tentu saja hadiah apapun yang diterimanya. Pasti oke. Karena arahnya ke  prestasi bukan hadiah..
  Tapi  apabila kita mempunyai sebuah tujuan apakah sudah berarti kita bisa  sukses? Jawabannya belum tentu . Tujuan penting. Tanpa adanya suatu  tindakan maka tujuan tersebut menjadi sia-sia belaka.
Belum lama ini kami memberikan pelatihan bagi anak-anak prasejahtera di Bumi Cibodas, Puncak. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah para peserta bisa menentukan tujuannya. Karena si eyang putri, si pemilik dan pengurus panti asuhan ini. Ingin supaya para cucunya ini bisa mandiri. Dan bisa mewujudkancita-citanya. Pondasi awal untuk membuat sebuah tujuan kita harus mempunyai sikap mental yang kuat. Seperti berani gagal, berani percaya diri, total, optimis.
  Belum lama ini kami memberikan pelatihan bagi anak-anak prasejahtera di Bumi Cibodas, Puncak. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah para peserta bisa menentukan tujuannya. Karena si eyang putri, si pemilik dan pengurus panti asuhan ini. Ingin supaya para cucunya ini bisa mandiri. Dan bisa mewujudkancita-citanya. Pondasi awal untuk membuat sebuah tujuan kita harus mempunyai sikap mental yang kuat. Seperti berani gagal, berani percaya diri, total, optimis.
Maka  tercetuslah sebuah ide. Pelatihan dimulai dengan memperdengarkan lagu  kebangsaan, Indonesia Raya. Memang benar saat lagu dikumandangkan, tidak  ada satupun di antara mereka memberikan hormat. Bahasa tubuhnya santai,  cuek bebek. Ada yang masih ketawa ketiwi. Dan lebih parah lagi tidak  ada satupun diantara mereka yang menyanyikan syair lagu Indonesia Raya.  Sangat hebat anak jaman sekarang.Lagu kebangsaan diperlakukan seperti  sebuah lagu pop atau dangdut. Pertanyaanya apakah mereka tidak hapal?  Pasti jawabannya TIDAK. Karena lagu ini merupakan lagu wajib yang sudah  ribuan kali mereka dengar sejak dari awal masuk sekolah taman  kanak-kanak.
  Bagaimana  ini bisa terjadi? Jawabannya SIKAP mereka masih lemah. Begitu melihat  gejala awal seperti ini. Kami langsung menekankan tujuan training ini  adalah proses penanaman sikap mental yang kuat. Baik melalui ceramah dan  permainan yang kami rancang untuk memudahkan proses penanaman sikap  mental tersebut. Tugas kami menjadi lebih ringan ketika hambatan yang  selama ini menghantui mereka berhasil kami bongkar. Istilahnya adalah  mental blok. Betul sekali. Apabila mental blok ini tidak bisa kita  bereskan. Maka mereka sulit berubah. Mental blok ini terbentuk dari  kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sejak kecil sampai dengan umur  mereka saat ini. Dimana kebiasaan yang terbentuk bisa jadi berasal dari  lingkungan, keluarga, adat istiadat, sekolah.
  Pada  hari kedua, proses perubahan pun terlihat. Mereka bangun pagi sesuai  dengan jadwal. Lebih disiplin. Ya, ini baru awal bagi mereka. Kemudian  kami baru mengajarkan kepada mereka bagaimana membuat sebuah tujuan.  Dalam membuat sebuah tujuan diperlukan suatu keyakinan untuk memulai.  Mulailah tujuan kecil dulu, Istilahnya start small but think big.  Contohnya film children of heaven. Ingin memiliki sepatu baru. Lakukan  secara bertahap-tahap. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi gunung.  Setelah itu barulah meningkat ke tujuan yang lebih besar.
Dan penting juga memiliki prioritas tujuan. Tanpa adanya prioritas mana tujuan yang mau didahuluin. Pikiran kita menjadi bingung. Ingat kekuatan fokus sangat berperan disini. Bila kita fokus maka energi yang kita gunakan bisa total. Energi fokus ibaratnya mengarahkan sebuah kaca pembesar pada satu titik. Terus menerus kita lakukan pada titik tersebut maka kertaspun bisa terbakar. Prioritaskan tujuan berdasarkan waktu dan kepentingannya. Rencanakan sekarang juga tujuan anda.
  Dan penting juga memiliki prioritas tujuan. Tanpa adanya prioritas mana tujuan yang mau didahuluin. Pikiran kita menjadi bingung. Ingat kekuatan fokus sangat berperan disini. Bila kita fokus maka energi yang kita gunakan bisa total. Energi fokus ibaratnya mengarahkan sebuah kaca pembesar pada satu titik. Terus menerus kita lakukan pada titik tersebut maka kertaspun bisa terbakar. Prioritaskan tujuan berdasarkan waktu dan kepentingannya. Rencanakan sekarang juga tujuan anda.
Kunci  yang paling penting adalah tindakan. Tanpa tindakan itu hanya sia-sia  belaka. Apakah anda pernah mempunyai sebuah ide? Mungkin sebuah ide yang  sederhana. Seperti memiliki sebuah sepatu baru. Ide akan sia –sia bila  hanya di pikiran saja. Ali mempunyai ide mengganti sepatu adiknya. Tapi  dia langsung bertindak mewujudkan idenya. Ikut lomba adalah satu  tindakannya. Walaupun hasil akhir belum sesuai dengan tujuannya. Tidak  masalah. Yang penting dia sudah bertindak.
  Ada  tiga orang tukang batu ditanya mengenai pekerjaan mereka. Tukang batu  pertama, dia menjawab,”Aku sedang menyusun sebuah dinding”. Tukang batu  kedua menjawab,”Aku sedang mencari nafkah untuk hidup”. Dan pertanyaan  yang samapun dilontarkan kepada tukang batu ketiga. Dia menjawab,” Aku  sedang membangun gedung tertinggi di kotaku.” 
  Penulis : Daniel Kurniawan
  Sumber  : topmotivasi.com
 

 
 
No comments:
Post a Comment