Search This Blog

Sunday, April 10, 2011

Manajer investasi

Anda yang memiliki target returnkonservatif moderat ada baiknya mempercayakan pengelolaan keuangannya kepada perbankan, sedangkan moderat progresif ke perusahaan manajer investasi.
be well,
Dwika - Managing Consultant


Memilih Lembaga Pengelola Kekayaan Terbaik

Ilustrasi
ADA beberapa hal yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan perlu tidaknya menyerahkan pengelolaan kekayaan kepada pihak lain.Misalkan saja apakah nasabah memiliki cukup waktu dan atau pengetahuan untuk mengembangkan kekayaan.

Bila memiliki kedua hal tersebut mungkin jawabannya adalah tidak perlu menyerahkan pengelolaan keuangan kepada pihak lain. Namun kalau jawabannya adalah tidak, ada baiknya berpikir untuk menyerahkan pengelolaan kekayaan kepada pihak lain. Setidaknya ada dua lembaga yang menawarkan jasa wealth management atau pengelolaan keuangan, yakni perbankan atau perusahaan manajer investasi.

Perencana keuangan dari Mr Edu Mike Rini mengatakan, perbankan dan perusahaan manajer investasi memiliki kelebihan dan kelemahan.Semuanya berpulang kepada tujuan investasi dari investor. ”Bagi yang memiliki target returnkonservatif moderat ada baiknya mempercayakan pengelolaan keuangannya kepada perbankan, sedangkan moderat progresif ke perusahaan manajer investasi,” ujar dia.

Lebih lanjut Mike Rini menjelaskan, dalam mengelola keuangan, perbankan cenderung akan mendahului produknya sebagai pilihan berinvestasi. Di antaranya adalah tabungan, deposito.Baru kemudian mengarahkan kepada produk investasi lain yang telah menjalin kerja sama.Tentu saja hal itu membuat returnyang diperoleh investor cenderung konservatif moderat. Mike Rini menjelaskan, manajer investasi cenderung lebih fokus pada pengelolaan dana. Sehingga penempatan investasi lebih diarahkan kepada instrumen yang memiliki return cukup tinggi.

Misalkan saja pada capital market dan money market.Itulah sebabnya,potensi return yang diperoleh jika menyerahkan pengelolaan kekayaan kepada manajer investasi relatif lebih tinggi. Namun,kata dia,bukan berarti memercayakan pengelolaan keuangan pada perbankan tidak memiliki nilai lebih. Karena perbankan memberikan berbagai fasilitas yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap nasabah,hal itu untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi nasabah individu kelas atas di Indonesia.

Misalkan saja, memberikan pelayanan lounge di bandara atau diskon berbelanja di tempat-tempat khusus. Tentu saja itu tidak diberikan oleh manajer investasi. Karena itu,menurut dia, tidak aneh sejumlah investor lebih memilih memercayakan pengelolaan keuangannya kepada perbankan. Karena bank dianggap lebih banyak memberikan fasilitas dan pelayanan.” Tapi ada juga yang membagi alokasi ke perbankan dan manajer investasi.Tentunya ini lebih baik,”kata dia.

Pada dasarnya,Mike Rini menjelaskan, aspek perencanaan keuangan adalah akumulasi kekayaan (investasi), proteksi terhadap kekayaan,dan distribusi kekayaan (warisan). Jika bank atau manajer investasi menawarkan layanan wealth management yang mencakup seluruh aspek tersebut, itu adalah salah ciri layanan wealth management yang diberikan cukup memadai. Dia menyarankan sebelum memilih bank atau manajer investasi, ada baiknya investor memperhatikan apakah mereka merupakan perencana keuangan yang kompeten dan berpengalaman.

Karena mungkin saja bank atau lembaga keuangan tersebut memiliki nama besar namun tidak berkompetensi dan memiliki pengalaman luas dalam mengelola kekayaan.

Sebelumnya, praktisi investasi Roy Sembel mengatakan, ada kecenderungan pada saat ini masyarakat hanya mengetahui kalau layanan wealth management hanya tersedia di perbankan atau asuransi. Padahal hal itu kurang tepat. Sebab menurut dia, saat ini di Indonesia cukup banyak lembaga di luar asuransi ataupun perbankan yang menyediakan layanan wealth management. Misalkan saja Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) ataupun Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Akibatnya, masyarakat merasa kurang memiliki pilihan dalam investasi yang menguntungkan,”jelas dia.

Dia mengakui,perbankan tampaknya tidak kesulitan mewujudkan hal ini. Sebab pasar keuangan di Indonesia masih didominasi perbankan. Dengan jaringannya yang luas, bank dengan mudah menggandeng perusahaan asuransi, multifinance, dan manajer investasi untuk bekerja sama memasarkan produk nonbank dan menciptakan produk hibrida, yakni campuran produk tradisional bank dengan produk pasar modal atau asuransi. (hermansah)(Koran SI/Koran SI/wdi)

No comments:

Post a Comment