Search This Blog

Sunday, April 3, 2011

Magnet yang kuat

1. Facebook mampu menjadi magnet yang kuat untuk
menarik banyak orang bergabung.
2. Nilai tambah Facebook chat, game, pesan instan,
sampai urusan politik dan lainnya.
3. Niat baik ditambah perjuangan dan ketekunan dalam
menggarap peluang melahirkan kesempatan mengubah hidup
makin bermakna.
salam,
Dwika

-----------------------
Mark Zuckerberg (Facebook)
by Robert 

Pernah mendengar situs jaringan pertemanan Friendster?
Konon, melalui situs tersebut, banyak orang-orang yang
lama tak bersua, bisa kembali bersatu, reunian, dan
bahkan berjodoh. Karena itulah, situs pertemanan itu
beberapa waktu lalu sempat sangat popular. Karena itu,
tak heran jika setelah era suksesnya Friendster,
berbagai situs jaringan pertemanan bermunculan. Salah
satunya adalah Facebook.

Facebook ini sebenarnya dibuat sebagai situs jaringan
pertemanan terbatas pada kalangan kampus pembuatnya,
yakni Mark Zuckerberg. Mahasiswa Harvard University
tersebut-kala itu-mencoba membuat satu program yang
bisa menghubungkan teman-teman satu kampusnya. Karena
itulah, nama situs yang digagas oleh Mark adalah
Facebook. Nama ini ia ambil dari buku Facebook, yaitu
buku yang biasanya berisi daftar anggota komunitas
dalam satu kampus. Pada sejumlah college dan sekolah
preparatory di Amerika Serikat, buku ini diberikan
kepada mahasiswa atau staf fakultas yang baru agar
bisa lebih mengenal orang lain di kampus bersangkutan.

Pada sekitar tahun 2004, Mark yang memang hobi
mengotak-atik program pembuatan website berhasil
menulis kode orisinal Facebook dari kamar asramanya.
Untuk membuat situs ini, ia hanya butuh waktu sekitar
dua mingguan. Pria kelahiran Mei 1984 itu lantas
mengumumkan situsnya dan menarik rekan-rekannya untuk
bergabung. Hanya dalam jangka waktu relatif
singkat-sekitar dua minggu-Facebook telah mampu
menjaring dua per tiga lebih mahasiswa Harvard sebagai
anggota tetap.

Mendapati Facebook mampu menjadi magnet yang kuat
untuk menarik banyak orang bergabung, ia memutuskan
mengikuti jejak seniornya-Bill Gates-memilih drop out
untuk menyeriusi situsnya itu. Bersama tiga
rekannya-Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris
Hughes-Mark kemudian membuka keanggotaan Facebook
untuk umum.

Mark ternyata tak sekadar nekad. Ia punya banyak
alasan untuk lebih memilih menyeriusi Facebook. Mark
dan rekannya berhasil membuat Facebook jadi situs
jaringan pertemanan yang segera melambung namanya,
mengikuti tren Friendster yang juga berkembang kala
itu. Namun, agar punya nilai lebih, Mark pun mengolah
Facebook dengan berbagai fitur tambahan. Dan,
sepertinya kelebihan fitur inilah yang membuat
Facebook
 makin digemari. Bayangkan, Ada 9.373 aplikasi
yang terbagi dalam 22 kategori yang bisa dipakai untuk
menyemarakkan halaman Facebook, mulai chat, game,
pesan instan, sampai urusan politik dan berbagai hal
lainnya. Hebatnya lagi, sifat keanggotaan situs ini
sangat terbuka. Jadi, data yang dibuat tiap orang
lebih jelas dibandingkan situs pertemanan lainnya. Hal
ini yang membuat orang makin nyaman dengan Facebook
untuk mencari teman, baik yang sudah dikenal ataupun
mencari kenalan baru di berbagai belahan dunia.

Sejak kemunculan Facebook tahun 2004 silam, anggota
terus berkembang pesat. Prosentase kenaikannya
melebihi seniornya, Friendster. Situs itu tercatat
sudah dikunjungi 60 juta orang dan bahkan Mark
Zuckerberg berani menargetkan pada tahun 2008 ini,
angka tersebut akan mencapai 200 juta anggota.

Dengan berbagai keunggulan dan jumlah peminat yang
luar biasa, Facebook menjadi ‘barang dagangan' yang
sangat laku. Tak heran, raksasa software Microsoft pun
tertarik meminangnya. Dan, konon, untuk memiliki saham
hanya 1,6 persen saja, Microsoft harus mengeluarkan
dana tak kurang dari US$ 240 juta. Ini berarti nilai
kapitalisasi saham Facebook bisa mencapai US$15
miliar! Tak heran, Mark kemudian dinobatkan sebagai
miliarder termuda dalam sejarah yang memulai dari
keringatnya sendiri.

Niat Mark Zuckerberg untuk sekadar‘menyatukan'
komunitas kampusnya dalam sebuah jaringan ternyata
berdampak besar. Hal ini telah mengantar pria yang
baru berusia 23 tahun ini menjadi miliarder termuda
dalam sejarah. Sungguh, kejelian melihat peluang dan
niatan baiknya ternyata mampu digabungkan menjadi
sebuah nilai tambah yang luar biasa. Ini menjadi
contoh bagi kita, bahwa niat baik ditambah perjuangan
dan ketekunan dalam menggarap peluang akan melahirkan
kesempatan yang dapat mengubah hidup makin bermakna.

No comments:

Post a Comment