Search This Blog

Sunday, April 10, 2011

Menjual keahlian

Banyak cara mendapatkan penghasilan, tidak harus selalu bekerja di kantor. Bisa dengan membuka usaha dari rumah, menjual keahlian atau mengambil kerja paruh waktu. Dengan demikian, tetap bisa mendapatkan penghasilan, namun waktu luang untuk keluarga juga lebih banyak. 
be well,
Dwika - Managing Consultant



Minta Uang Saku Pada Suami


Oleh: Mike Rini
Dikutip dari CBN CyberSHOPPING, Sandrina tristananda --- Jkt
Mbak Mike Rini yang cantik, sekitar 2 bulan lagi, saya akan menikah dengan pacar saya. Sewaktu masih pacaran, pacar saya pernah meminta saya untuk berhenti bekerja begitu saya menikah. Saya sempat 'menawar' dan berjanji untuk berhenti bekerja ketika saya hamil dan melahirkan. Sebagai wanita yang bekerja dan sudah terbiasa memegang uang, sebenarnya saya berat juga untuk berhenti bekerja, apalagi gaji saya di kantor terbilang cukup, walaupun tidak bisa dibilang besar. Tapi intinya, saya sudah terbiasa memegang uang dan membeli apa yang saya inginkan dengan uang saya sendiri. Sebenarnya saya nggak kepikiran untuk menadahkan tangan untuk meminta uang pada suami.

Yang ingin saya tanyakan adalah, etis nggak sih kalau saya menawarkan/ membuat perjanjian dengan pacar saya untuk memberi saya uang saku setiap bulan sebesar sekian-sekian setelah saya bekerja, dengan alasan selama ini saya tidak biasa tidak memegang uang. Pikiran ini sudah lama ingin saya utarakan pada pacar saya, tapi kok kesannya saya matre sekali, padahal bukan itu maksud saya. Terus bagaimana sebaiknya saya menyampaikan hal itu ya, Mbak?
Jawaban:
Halo Sandrina? Saya yakin namanya juga secantik orangnya.
Selamat ya atas rencana pernikahannya. Saya rasa justru sekarang saat yang tepat untuk mulai membicarakan masalah-masalah keuangan keluarga dengan calon suami. Berpikirlah dan mengambil keputusan berdasarkan asumsi bahwa kalian berdua adalah satu kesatuan sebagai suami-istri, dimana semua masalah keluarga harus dibicarakan secara terbuka, terutama masalah keuangan. Jangan pernah memendam unek-unek atau ketidaksetujuan di dalam hati, karena hanya akan menjadi beban perasaan saja. Jika dipendam terus, lama-lama Sandrina bisa tidak tahan lagi, dan akhirnya malah jadi kesal dan marah-marah pada suami. Saya yakin kamu tidak mau itu terjadi bukan? Apalagi suamimu.
Saya yakin kalau calon suamimu meminta kamu berhenti bekerja bukan tanpa suatu alasan. Nah, alasannya itu apa, kelihatannya belum jelas betul dipahami oleh kamu, sehingga timbul keraguan dan keberatanmu. Karena itu, yang pertama kali harus dilakukan adalah minta kepada calon suami untuk menerangkan dengan jelas maksud hatinya memintamu berhenti bekerja. Gunakanlah cara-cara yang diplomatis dalam meminta dia menerangkannya, jangan dengan emosi. Penjelasan yang diberikan dengan mengesampingkan emosi, akan memudahkanmu untuk menganalisa denga obyektif, sehingga keputusan yang kalian berdua ambil nanti adalah hasil kesepakatan bersama yang saling menyenangkan kedua belah pihak.
Untuk selanjutnya, mengenai masalah uang belanja keluarga, pengeluaran pribadi dan dia, masalah investasi, masalah hutang, dapat diatur dengan baik dan tidak ada sama sekali sifat over materialistis kepada suami, karena hal-hal tersebut adalah masalah sehari-hari yang sangat wajar dan pasti terjadi. Jadi aturlah dan jalankan dengan penuh cinta, layaknya sepasang suami-istri.
Jangan pernah berprasangka buruk bahwa dengan berhenti bekerja, kamu tidak akan mempunyai penghasilan. Jika memang yang dikhawatirkan oleh kamu adalah tidak adanya penghasilan sendiri, dan bukan karena bekerjanya, maka ketahuilah bahwa banyak cara mendapatkan penghasilan, tidak harus selalu bekerja di kantor. Bisa dengan membuka usaha dari rumah, menjual keahlian atau mengambil kerja paruh waktu. Dengan demikian, tetap bisa mendapatkan penghasilan, namun waktu luang untuk keluarga juga lebih banyak.
Salam,
Mike Rini
  Perencana Keuangan

No comments:

Post a Comment