Anda wirausaha yang tidak bekerja sendirian, menggunakan tangan dan pikiran banyak
orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya., membangun jaringan
daripada melakukan semua impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestrator atau
dirigen musik, dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan
instrumen yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik yang disukai
penonton. Untuk itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang,
membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan berkomunikasi.
orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya., membangun jaringan
daripada melakukan semua impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestrator atau
dirigen musik, dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan
instrumen yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik yang disukai
penonton. Untuk itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang,
membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan berkomunikasi.
be well,
Dwika
Entrepreneurial-mindset-apa-saja-itu
Alhamdulillah, kemarin dapat buku bagus tentang kewirausahaan, gratis lagi.
Judulnya “Modul Kewirausahaan untuk Program Strata 1″ ditulis oleh Prof.
Rhenald Kasali, PH.D. dkk, penerbit Hikmah. Saya akan sharing sebagian
isinya, salah satunya mengenai mindset seorang entrepreneur.
Judulnya “Modul Kewirausahaan untuk Program Strata 1″ ditulis oleh Prof.
Rhenald Kasali, PH.D. dkk, penerbit Hikmah. Saya akan sharing sebagian
isinya, salah satunya mengenai mindset seorang entrepreneur.
Menurut McGraith & Mac Millan (2000), ada tujuh karakter dasar yang perlu
dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut adalah sebagai
berikut.
dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Action oriented. Bukan tipe menunda, wait and see, atau membiarkan
sesuatu (kesempatan) berlalu begitu saja. Dia tidak menunggu sampai segala
sesuatunya jelas dulu, atau budget-nya ada dulu. Dia juga tidak menunggu
ketidakpastian pergi dulu, baru berusaha. Mereka adalah orang yang ingin
segera bertindak, sekalipun situasinya tidak pasti (uncertain). Prinsip yang
mereka anut adalah see and do. Bagi mereka, risiko bukanlah untuk dihindari,
melainkan untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.
2. Berpikir simpel. Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat
kompleks, mereka selalu belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu
tinggi, mereka bukanlah manusia teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan
yang kompleks. Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan
masalah satu demi satu secara bertahap.
3. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru. Apakah itu peluang usaha
yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha yang sama. Untuk usaha-usaha
yang baru, mereka selalu mau belajar yang baru, membentuk jaringan dari
bawah dan menambah landscape atau scope usahanya. Sedangkan dalam usaha yang
sama, mereka selalu tekun mencari alternatif-alternat if baru, seperti model,
desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan struktur biaya produksi.
Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan
juga dari cara-cara baru.
4. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi. Seorang wirausaha bukan hanya
awas, memiliki mata yang tajam dalam melihat peluang atau memiliki penciuman
yang kuat terhadap keberadaan peluang itu, tetapi mereka bergerak ke arah
itu. Peluang bukan hanya dicari, melainkan diciptakan, dibuka, dan
diperjelas. Karena wirausaha melakukan investasi dan menanggung risiko, maka
seorang wirausaha harus memiliki disiplin yang tinggi. Wirausaha-wirausaha
yang sukses bukanlah pemalas atau penunda pekerjaan. Mereka ingin
pekerjaannya beres, dan apa yang dipikirkan dapat dijalankan segera. Mereka
bertarung dengan waktu karena peluang selalu berhubungan dengan waktu. Apa
yang menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu masih menjadi peluang di
lain waktu. Sekali kesempatan itu hilang, belum tentu akan kembali lagi.
Setiap gagasan brilliant dan inovasi biasanya harus dibangun dari bawah dan
disusun seluruh mata rantai nilainya (value chain).
5. Hanya mengambil peluang yang terbaik. Seorang wirausaha akan menjadi
sangat awas dan memiliki penciuman yang tajam pada waktunya. Berbeda dengan
pemula yang belum terlatih dan masih bingung, maka wirausaha yang terlatih
akan cepat membaca peluang. Namun, wirausaha sejati hanya akan mengambil
peluang yang terbaik. Ukuran menarik itu adalah pada nilai-nilai ekonomis
yang terkandung didalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan
menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Semua itu biasanya
dikaitkan dengan “rasa suka” terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa dia
“mampu” merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang diraih setiap orang
ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih.
sesuatu (kesempatan) berlalu begitu saja. Dia tidak menunggu sampai segala
sesuatunya jelas dulu, atau budget-nya ada dulu. Dia juga tidak menunggu
ketidakpastian pergi dulu, baru berusaha. Mereka adalah orang yang ingin
segera bertindak, sekalipun situasinya tidak pasti (uncertain). Prinsip yang
mereka anut adalah see and do. Bagi mereka, risiko bukanlah untuk dihindari,
melainkan untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.
2. Berpikir simpel. Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat
kompleks, mereka selalu belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu
tinggi, mereka bukanlah manusia teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan
yang kompleks. Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan
masalah satu demi satu secara bertahap.
3. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru. Apakah itu peluang usaha
yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha yang sama. Untuk usaha-usaha
yang baru, mereka selalu mau belajar yang baru, membentuk jaringan dari
bawah dan menambah landscape atau scope usahanya. Sedangkan dalam usaha yang
sama, mereka selalu tekun mencari alternatif-alternat if baru, seperti model,
desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan struktur biaya produksi.
Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan
juga dari cara-cara baru.
4. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi. Seorang wirausaha bukan hanya
awas, memiliki mata yang tajam dalam melihat peluang atau memiliki penciuman
yang kuat terhadap keberadaan peluang itu, tetapi mereka bergerak ke arah
itu. Peluang bukan hanya dicari, melainkan diciptakan, dibuka, dan
diperjelas. Karena wirausaha melakukan investasi dan menanggung risiko, maka
seorang wirausaha harus memiliki disiplin yang tinggi. Wirausaha-wirausaha
yang sukses bukanlah pemalas atau penunda pekerjaan. Mereka ingin
pekerjaannya beres, dan apa yang dipikirkan dapat dijalankan segera. Mereka
bertarung dengan waktu karena peluang selalu berhubungan dengan waktu. Apa
yang menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu masih menjadi peluang di
lain waktu. Sekali kesempatan itu hilang, belum tentu akan kembali lagi.
Setiap gagasan brilliant dan inovasi biasanya harus dibangun dari bawah dan
disusun seluruh mata rantai nilainya (value chain).
5. Hanya mengambil peluang yang terbaik. Seorang wirausaha akan menjadi
sangat awas dan memiliki penciuman yang tajam pada waktunya. Berbeda dengan
pemula yang belum terlatih dan masih bingung, maka wirausaha yang terlatih
akan cepat membaca peluang. Namun, wirausaha sejati hanya akan mengambil
peluang yang terbaik. Ukuran menarik itu adalah pada nilai-nilai ekonomis
yang terkandung didalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan
menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Semua itu biasanya
dikaitkan dengan “rasa suka” terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa dia
“mampu” merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang diraih setiap orang
ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih.
Success = f(choice)
Success adalah fungsi dari keberhasilan memilih. Apakah memilih sekolah,
karier, bidang usaha, teman, pasangan, karyawan/eksekutif, mitra usaha, dan
sebagainya. Pilihan yang terbaik akan menentukan hasil yang bisa dicapai.
6. Fokus pada eksekusi. Wirausaha bukanlah seorang yang hanya bergelut
dengan pikiran, merenung atau menguji hipotesis, melainkan seorang yang
fokus pada eksekusi. Mereka tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran atau
berputar-putar dalam pikiran penuh keragu-raguan. “Manusia dengan
entrepreneurial mindset mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan
merealisasikan apa yang dipikirkan daripada menganalisis ide-ide baru sampai
mati” (McGraith dan Mac Millan, 2000, hlm.3). Mereka juga adaptif terhadap
situasi, yaitu mudah menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru atau
kesulitan di lapangan.
7. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti. Seorang
wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan pikiran banyak
orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya. Mereka membangun jaringan
daripada melakukan semua impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestrator atau
dirigen musik, dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan
instrumen yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik yang disukai
penonton. Untuk itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang,
membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan
berkomunikasi.
karier, bidang usaha, teman, pasangan, karyawan/eksekutif, mitra usaha, dan
sebagainya. Pilihan yang terbaik akan menentukan hasil yang bisa dicapai.
6. Fokus pada eksekusi. Wirausaha bukanlah seorang yang hanya bergelut
dengan pikiran, merenung atau menguji hipotesis, melainkan seorang yang
fokus pada eksekusi. Mereka tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran atau
berputar-putar dalam pikiran penuh keragu-raguan. “Manusia dengan
entrepreneurial mindset mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan
merealisasikan apa yang dipikirkan daripada menganalisis ide-ide baru sampai
mati” (McGraith dan Mac Millan, 2000, hlm.3). Mereka juga adaptif terhadap
situasi, yaitu mudah menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru atau
kesulitan di lapangan.
7. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti. Seorang
wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan pikiran banyak
orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya. Mereka membangun jaringan
daripada melakukan semua impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestrator atau
dirigen musik, dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan
instrumen yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik yang disukai
penonton. Untuk itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang,
membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan
berkomunikasi.
Itulah karakter-karakter dasar yang disebut sebagai entrepreneurial mindset.
Ditulis oleh: Setyono
Ditulis oleh: Setyono
No comments:
Post a Comment