be well,
Dwika
Anak dan Kebiasaan Menabung
Pernah mendengar sebuah lagu dengan judul “Ayo menabung” (kalau tidak salah) yang dikarang oleh Titik Puspa? Kami sangat yakin, Anda pernah mendengarnya. Menabung merupakan sebuah kebiasaan yang harus ditanamkan dan dimulai sejak dini. Kebiasaan menabung akan sangat sulit dilakukan bila semana kecil dan remaja Anda tidak terbiasa dengan pola menabung atau menyisihkan sebagian uang untuk masa depan.
Banyak orang dewasa tidak tahu cara menangani uang dengan benar karena ketika masih kanak-kanak mereka jarang atau tidak diperkenalkan dengan permasalahan uang. Orangtua merekalah yang melakukan semua kegiatan mulai dari berbelanja sampai menabung. Anda tidak diberikan kesempatan untuk mempelajari persoalan uang, padahal selama kehidupan tentunya Anda tidak akan terpisahkan dengan masalah uang.
Sekarang, Anda sebagai orang tua, Jika ingin anak-anak Anda tumbuh besar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab secara finansial, menurut kami Anda harus membiarkan mereka sering menangani atau berinteraksi dengan uang. Di usia dini, mereka perlu mempelajari cara kerja bank dan mengetahui alasan mengapa mereka perlu menyimpan uang di bank secara teratur. Mereka juga perlu mengembangkan kebiasaan menabung uang untuk pembelian yang lebih besar. Berbagai pelajaran ini akan membantu anak-anak Anda mengembangkan pemahaman yang jauh lebih menyeluruh mengenai uang dan cara mengelolanya.
Perkenalkan Pola Menabung yang Baik
Menurut hemat kami, bila Anda memberikan uang saku setiap bulannya kepada anak-anak Anda, sebaiknya juga diberikan sebuah sebuah cara atau pola perencanaan dalam menggunakan uang dari uang saku bulanannya secara konstruktif. Bila tidak maka mereka hanya akan menganggap bahwa uang hanyalah sebuah mainanĂ¢€”yang mereka bisa mainkan dan gunakan.
Dibutuhkan sebuah pandangan dengan memperkenalkan tujuan jangka panjang yang diinginkan oleh anak Anda. Tujuan ini bisa berupa barang yang sangat diinginkannya tentunya dengan menyisihkan sebagian dari uang saku bulannya dan ditabung dalam tabungan. Sebagai contoh, bila anak Anda menginginkan sepeda yang diidamkannya.
Maka Anda bisa memberikan gambaran seperti ini, harga sepeda kira-kira Rp 250 ribu dan dengan uang saku setiap bulannya Rp 100 ribu maka berikan gambaran bahwa mereka bisa mencoba untuk menyisihkan Rp 25 ribu setiap bulannya dan setelah 10 bulan akan terkumpul uang sejumlah harga dari sepeda yang diinginkan. Bila terjadi di mana harga dari sepeda naik, maka Anda sebagai orang tua dapat membantunya dengan menambahkan kekurangannya.
Dengan mengajarkan pola seperti ini maka secara langsung memberikan pandangan kepada mereka bahwa bila mereka menginginkan sesuatu yang besar di depan maka mereka harus memilih untuk menunda penggunaan uang yang dihasilkan dan menyisihkannya serta menginvestasikannya untuk kebutuhan di depan tersebut atau melupakan tujuan masa depannya. Dengan begitu mereka akan merasa memiliki prioritas dan dengan keputusan yang diambil akan memberikan konsekuensi yang berbeda-beda.
Kebiasaan menabung yang baik dimulai sejak dini. Untuk itu kami melihatnya pentingnya Anda sebagai orang tua untuk memperkenalkan bank atau produk perbankan kepada anak-anak Anda, sehingga mereka dapat mengembangkan kebiasaan menabung. Dalam memperkenalkan bank kepada anak-anak, kami melihat beberapa prinsip kunci yang sebaiknya dipertimbangkan.
Menabung Teratur Kebiasaan Hidup
Menabung Teratur Kebiasaan Hidup
Dalam pembahasan kami beberapa waktu lalu, dimana Anda sudah memberikan uang saku baik bulanan maupun mingguan secara rutin sebagai uang jajan mereka. Jika Anda telah melakukan hal ini, berarti anak-anak Anda sudah bisa diperkenalkan dengan pola menabung, yaitu menyisihkan sejumlah tertentu dari uang saku yang mereka setiap minggu atau bulannya dalam rekening tabungan si anak.
Buatlah rencana untuk menyetorkan tabungan ini ke bank sekitar sebulan sekali, mereka perlu merasa nyaman pergi ke bank dan memahami bahwa tempat itu adalah sebuah lembaga yang bisa membantu mereka apabila digunakan dengan benar.
Biarkan si Anak Melakukannya
Dalam kaitannya dengan perbankan, biarkan anak Anda melakukan penarikan dari atau penyetoran ke rekening banknya sendiri. Awalnya, pasti perlu didampingi oleh Anda. Biarkan dia mengisi slip penyetoran/ penarikan, antre, dan menghitung uangnya (dengan bantuan Anda) setiap kali mereka melakukan transaksi di bank. Anak-anak yang lebih besar bisa diperkenalkan dengan ATM, tapi yang terpenting adalah anak Anda harus belajar bagaimana berhubungan dengan teller (kasir bank) bilamana ingin mengambil atau menyetor uangnya.
Anak Anda perlu mengembangkan keterampilan untuk menegosiasikan masalah uang secara langsung dengan orang, tidak dengan mesin! Dalam kehidupan selanjutnya, keterampilan menegosiasikan masalah keuangan pasti akan sangat bermanfaat bilamana mereka akan meminjaman uang untuk membeli mobil, agunan, dan pendanaan bisnis dengan orang-orang. Langkah ini penting untuk membangun keyakinan anak Anda berkaitan dengan keuangan.
Gunakan Buku Tabungan
Gunakan Buku Tabungan
Ketika Anda pergi ke bank untuk membuka rekening bagi anak Anda, mintalah sebuah buku tabungan. Dengan buku tabungan, anak Anda akan bisa melihat setiap penyetoran dan penarikan yang terjadi, dan akan memegang sesuatu yang terasa nyata. Pengalaman ini akan meningkatkan kesadarannya terhadap proses perbankan. Dan dengan begitu mereka dapat melihat pertumbuhan dari jumlah dana yang mereka tabung.
Bilamana Anda dana anak-anak Anda membuka rekening tabungan, ada baiknya Anda menjelaskan secara umum beberapa hal berikut ini mengenai bank dan menabung, misalnya, Anda menjelaskan mengenai menabung uang untuk pembelian barang-barang yang mahal harganya di masa depan. Atau Anda dapat menjelaskan dengan menabung di bank, uang mereka akan lebih aman dan tidak hilang atau dicuri orang. Anda juga bisa menjelaskan pertumbuhan uang yang mereka simpan karena adanya bunga dan lain-lain.
Kartu ATM, Jangan Dulu
Kartu ATM, Jangan Dulu
Ketika Anda membuka rekening tabungan untuk anak Anda bersama dengan mereka, bank akan menawari Anda sebuah kartu ATM atau debit card. Kami menyarankan Anda tidak menerimanya. Anak-anak yang masih kecil tidak siap untuk menggunakan kartu ATM atau debit card. Mereka perlu memahami dan menangani uang dengan cara yang praktis sebelum melangkah ke sistem elektronik.
Kartu ATM membuat anak-anak bisa melakukan transaksi tanpa mengetahui dari mana asal uangnya. Sebagai contoh, salah satu dari rekan kami, pernah bercerita mengenai anaknya yang baru berusia tujuh tahun sebut saja Anto. Ketika sedang jalan-jalan di mal, Anto merengek, minta dibelikan mobil-mobilan. Teman kami itu mengatakan bahwa di dompet papa tidak ada uang untuk membeli mobil-mobilan tersebut, lalu si Anto menyuruh papanya mengambil “uang gratis”, sambil menunjuk ke sebuah mesin ATM dari salah satu bank. Hal ini sering kali kami temukan, dimana anak-anak tidak diperkenalkan dengan beanr mengenai ATM dan kegunaannya.
Satu hal lagi, kartu ATM membuat tabungan anak-anak terlalu mudah diambil, dan mereka akan mengurasnya sampai habis. Kartu ATM juga akan merusak kebiasaan menabung yang sedang Anda coba tanamkan. Catatan: kartu ATM harus diperkenalkan kepada anak-anak Anda ketika mereka memasuki masa remaja.
Tentukan Batas Maksimum Uang Belanja Harian
Tentukan Batas Maksimum Uang Belanja Harian
Meskipun anak Anda menyetor tabungan ke bank, ia mungkin mengumpulkan uang tambahan dengan menabung uang belanja hariannya dan uang hadiahnya. Jika jumlah uang di dompetnya menjadi terlalu banyak, ia juga harus memasukkan kelebihannya ke dalam bank.
Saya anjurkan Anda menentukan batas maksimum di dalam dompetnya sebesar Rp. 50 ribu, atau Rp. 100 ribu, atau sebanyak uang saku selama dua minggu. Uang sejumlah ini akan cukup untuk membeli beberapa barang yang cukup bagus tanpa perlu melakukan penarikan uang dari bank.
Ada baiknya Anda juga memperkenalkan mereka dengan pola anggaran kebutuhan yang harus mereka penuhi selama satu minggu. Dengan begitu mereka bisa menganggarkan uang jajannya untuk kebutuhan satu minggu sehingga mereka tidak perlu bolak-balik terlalu sering ke bank. Hal ini akan sangat membantu mereka untuk melihat kebutuhan yang harus mereka penuhi dengan uang jajan yang mereka terima.
Hindari Biaya Bank yang memberatkan
Sebagian besar bank mempunyai rekening tabungan khusus untuk anak-anak. Rekening ini biasanya tidak dikenai biaya (administrasi) atau dengan biaya administrasi yang lebih murah. Jadi, pastikan Anda membuka rekening anak-anak untuk anak-anak Anda. Jika Anda menggunakan rekening orang dewasa, biaya bank bisa dengan cepat mengikis sejumlah kecil uang yang ditabung anak-anak Anda.
Dalam kaitannya dengan membangun kebiasaan menabung, yang terpenting adalah membiasakan anak-anak Anda untuk menyisihkan uang sakunya dan dialokasikan atau ditempatkan ke bank secara regular, misalnya sebulan sekali.
Jangan Terlalu Mempermasalahkan Bunga
Jangan Terlalu Mempermasalahkan Bunga
Bunga rekening tabungan semakin hari semakin rendah saja. Ketika kami masih kecil dulu, memperoleh uang sebesar Rp1000 sudah banyak, uang tersebut bisa digunakan untuk sesuatu yang cukup berharga. Namun sekarang, tak banyak yang bisa Anda beli dengan uang Rp1000. Jadi, jangan terlalu mempermasalahkan bunga yang diperoleh dari tabungan anak-anak Anda. Pada tahap ini, yang penting adalah membantu mereka menabung secara teratur dan membangun kebiasaan yang baik tersebut.
Demikianlah uraian singkat kami kali ini seputar menabung dan produk perbankan yang dapat dijadikan sebagai alat belajar bagi anak-anak Anda. Bangun kebiasaan menabung anak-anak Anda dengan membiasakan mereka untuk berinteraksi dengan uang yang sudah Anda berikan kepada mereka. Semoga uraian singkat ini bermanfaat.n
dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.
No comments:
Post a Comment