be well,
Dwika
**Author: "Nukman Luthfie"
Sepuluh ribu pengusaha milyarder? Itu berarti membantu para calon pengusaha menjadi pengusaha atau para pengusaha yang sudah ada, agar mereka mampu memiliki kekayaan bersih (net worth) di atas satu miliar rupiah per tahun. Fantastis. Yang fantastis bukan angka satu miliarnya, tapi jumlah 10 ribu pengusahanya itu!
Tapi itulah yang menjadi salah satu misi Tangan Di Atas (TDA), sebuah “gerakan tak berbentuk” para pengusaha menengah ke bawah yang dibidani Roni Yuzirman. Kalimat lengkapnya seperti ini: “Membentuk 10.000 pengusaha milyarder yang tangguh dan sukses sampai tahun 2018“.
Tentu itu bukan angka main-main. Itu sebabnya, TDA yang kini memiliki .2.100 anggota saat ini — yang kebanyakan adalah calon pengusaha dan pengusaha pemula — mulai membentuk sebuah organisasi yang lebih profesional. Tantangan di depan sangat banyak. Mewujudkan 10 ribu pengusaha milyader butuh upaya yang hebat dan terus-menerus tanpa lelah, serta perlu bekerjasama dengan berbagai pihak yang dapat mendukung salah satu visi TDA tersebut.Organisasi itulah yang diumumkan Jumat, 6 Juni 2008 kemarin. Posisi Ketua Badan Musyawarah dipegang sendiri oleh: Badroni Yuzirman, sementara sekretarisnya adalah Hasan Basri, dan anggota: Hertanto Widodo, Iim Rusyamsi, Agus Ali, Hantiar, Yulia Astuti. Mereka memang para pendiri TDA, sudah selayaknya mereka yang memimpin generasi pertama pengurus profesionalnya.
Saya sendiri, Nukman Luthfie, ditunjuk sebagai penasehat bersama Eri Sudewo, Jamil Azzaini, Valentino Dinsi, Zainal Abidin, Prijono Nugroho, Tung Desem Waringin, H Jhon Idris dan Hanawijaya. Ketua Dewan Penasehat dipegang oleh pemrakarsa TDA, yakni Haji Alay.
Selain itu, TDA membentuk pengurus yang bisa mengekskusi visi dan misi organisasi, terdiri dari komisi etika, direksi, dan internal audit. Pengurus ini dipimpin oleh Iim Rusyamsi untuk periode 2008-2010.
Di bawah ini visi lengkap TDA:
Membentuk pengusaha-pengusaha tangguh dan sukses yang memiliki kontribusi positif bagi peradaban.
Tangguh, dalam arti: Konsisten, Kuat, Tanggungjawab, Gigih, Berani, Kreatif & inovatif.
Sukses , dengan pengertian: Seimbang dalam hidup (finansial, sosial, kesehatan, spiritual, keluarga, mental), Bahagia, Financial freedom, Mampu berbagi serta Abundance Mindset (keberlimpahan).
Adapun misi TDA adalah:
1. Menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan
2. Membentuk 10.000 pengusaha miliader yang tangguh dan sukses sampai tahun 2018
3. Menciptakan sinerji diantara sesama anggota dan antara anggota dengan pihak lain, berlandaskan prinsip high trust community
4. Menumbuhkan jiwa sosial dan berbagi di antara anggota
5. Menciptakan pusat sumber daya bisnis berbasis teknologi
Sesuai dengan motonya “Bersama Menebar Rahmat”, saya yakin, TDA agar bergerak maju untuk mewujdukan visi dan misinya. Apapun hasilnya kelak, apa yang dirintis TDA ini merupakan sumbangan nyata bagi kebangkitan Indonesia.
Tapi itulah yang menjadi salah satu misi Tangan Di Atas (TDA), sebuah “gerakan tak berbentuk” para pengusaha menengah ke bawah yang dibidani Roni Yuzirman. Kalimat lengkapnya seperti ini: “Membentuk 10.000 pengusaha milyarder yang tangguh dan sukses sampai tahun 2018“.
Tentu itu bukan angka main-main. Itu sebabnya, TDA yang kini memiliki .2.100 anggota saat ini — yang kebanyakan adalah calon pengusaha dan pengusaha pemula — mulai membentuk sebuah organisasi yang lebih profesional. Tantangan di depan sangat banyak. Mewujudkan 10 ribu pengusaha milyader butuh upaya yang hebat dan terus-menerus tanpa lelah, serta perlu bekerjasama dengan berbagai pihak yang dapat mendukung salah satu visi TDA tersebut.Organisasi itulah yang diumumkan Jumat, 6 Juni 2008 kemarin. Posisi Ketua Badan Musyawarah dipegang sendiri oleh: Badroni Yuzirman, sementara sekretarisnya adalah Hasan Basri, dan anggota: Hertanto Widodo, Iim Rusyamsi, Agus Ali, Hantiar, Yulia Astuti. Mereka memang para pendiri TDA, sudah selayaknya mereka yang memimpin generasi pertama pengurus profesionalnya.
Saya sendiri, Nukman Luthfie, ditunjuk sebagai penasehat bersama Eri Sudewo, Jamil Azzaini, Valentino Dinsi, Zainal Abidin, Prijono Nugroho, Tung Desem Waringin, H Jhon Idris dan Hanawijaya. Ketua Dewan Penasehat dipegang oleh pemrakarsa TDA, yakni Haji Alay.
Selain itu, TDA membentuk pengurus yang bisa mengekskusi visi dan misi organisasi, terdiri dari komisi etika, direksi, dan internal audit. Pengurus ini dipimpin oleh Iim Rusyamsi untuk periode 2008-2010.
Di bawah ini visi lengkap TDA:
Membentuk pengusaha-pengusaha tangguh dan sukses yang memiliki kontribusi positif bagi peradaban.
Tangguh, dalam arti: Konsisten, Kuat, Tanggungjawab, Gigih, Berani, Kreatif & inovatif.
Sukses , dengan pengertian: Seimbang dalam hidup (finansial, sosial, kesehatan, spiritual, keluarga, mental), Bahagia, Financial freedom, Mampu berbagi serta Abundance Mindset (keberlimpahan).
Adapun misi TDA adalah:
1. Menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan
2. Membentuk 10.000 pengusaha miliader yang tangguh dan sukses sampai tahun 2018
3. Menciptakan sinerji diantara sesama anggota dan antara anggota dengan pihak lain, berlandaskan prinsip high trust community
4. Menumbuhkan jiwa sosial dan berbagi di antara anggota
5. Menciptakan pusat sumber daya bisnis berbasis teknologi
Sesuai dengan motonya “Bersama Menebar Rahmat”, saya yakin, TDA agar bergerak maju untuk mewujdukan visi dan misinya. Apapun hasilnya kelak, apa yang dirintis TDA ini merupakan sumbangan nyata bagi kebangkitan Indonesia.