Search This Blog

Saturday, October 29, 2011

Seluruh aspek kehidupan

Masalah ekonomi sebenarnya masalah mendasar dalam seluruh aspek kehidupan kita. Dan hanya satu tempat yang tidak memiliki masalah ekonomi, yaitu di Surg.
be well,
Dwika


**sd-10807.dedibox.fr
Rabu, 27 Mei 2009, pagi saya menghadap Dr. Mohammad Tasrif, dosen sistem dinamik untuk melakukan ujian akhir semester secara lisan. Di awal, beliau meminta saya menerangkan makalah yang saya ulas,  An Attempt to Operationalize The Recommendation of The ‘Limits to Growth’  Study to Sustain The Future of Mankind oleh Surya Raj Acharya dan Khalid Saeed. Singkatnya, makalah tersebut berupaya mengupas kebijakan yang memungkinkan untuk menunjang kesinambungan (sustainability) bumi dalam jangka panjang.
Makalah tersebut merupakan upaya koreksi Khalid Saeed terhadap tulisan Meadows, Limits to Growth, yang memprediksikan kehancuran bumi akibat eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. Saeed menganggap rekomendasi yang dibuat Meadows untuk mencegah kehancuran tidak dapat diterapkan dalam kondisi riil.
Setelah itu, beliau menanyakan apakah saya bisa menirukan model yang dibangun dalam makalah tersebut. Saya katakan sejujurnya, bahwa saya tidak sanggup menirukan persis simulasi model tersebut. Kemudian beliau menanyakan lagi, apakah saya membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikan model tersebut, saya pun mengiyakan. Beliau kemudian kembali bertanya, jika saya diminta menyusun rekomendasi kebijakan baru di luar yang telah dibuat modelnya oleh Saeed, apakah saya sanggup melakukannya sendiri. Saya katakan bahwa saya tidak akan sanggup.
Pertanyaan selanjutnya cukup mengagetkan saya, karena apa yang beliau tanyakan tidak langsung terkait dengan makalah yang saya bahas.
“Menurut anda, mengapa wacana neoliberal hanya menjadi diskursus antara para ekonom?” Saya katakan bahwa selama ini muncul fenomena yang mengkotakkan isu neoliberal sebagai wacana ekonomi.
Beliau balik mengatakan kepada saya keheranannya, ”Bagaimana bisa ekonom mengatakan pentingnya neoliberal tanpa melihat sektor lain? Padahal inti neoliberal kan pengurangan peran pemerintah. Yang jadi pertanyaan, sektor mana yang akan dikurangi peranannya dan apakah sektor tersebut siap jika diserahkan ke non pemerintah. Apakah pertanyaan-pertanyaan ini bisa dijawab hanya oleh ekonom?”
brokenchain
Dalam berpikir sistem, kita dihadapkan pada sebuah paradigma bahwa antara satu dan lain hal di dunia ini selalu mempunyai hubungan, baik langsung maupun tidak langsung. Hubungan-hubungan inilah yang selalu diteliti, baik perilaku maupun strukturnya agar kita bisa merumuskan sebuah sistem yang baru.
Ekonomi sendiri merupakan sebuah sistem yang rumit. Ekonomi juga menyangkut masalah populasi, kualitas hidup, daya dukung lingkungan dan lain sebagainya. Untuk menjelaskan ekonomi, kita sesungguhnya membutuhkan dokter, para pakar lingkungan, insyinyur, pengusaha, bahkan pakar pertahanan.
Ironis, terkadang saya mendapati banyak yang mengagungkan pandangan ahli ekonomi dan merendahkan pandangan pihak lain. Ah, si anu kan tidak bergelar doktor ekonomi, si anu hanya pengusaha, si anu seorang teknolog, si anu cuma mantan jenderal, dan sebagai dan sebagainya. Apakah para ahli ekonomi memang memiliki keahlian yang memadai untuk menyelesaikan sebuah masalah ekonomi? Kalau benar, berarti yang kita butuhkan adalah sekolah jurusan ekonomi sebanyak-banyaknya, dan tidak perlu jurusan lain. Karena masalah ekonomi sendiri sebenarnya masalah mendasar dalam seluruh aspek kehidupan kita. Dan hanya satu tempat yang tidak memiliki masalah ekonomi, yaitu di Surga :-).

—————————————-
Ditulis oleh Jalu P. Priambodo,

No comments:

Post a Comment