be well,
Dwika
**sd-10807.dedibox.fr
April ini adalah bulan paling sibuk bagi saya untuk urusan presentasi. Saya harus memberikan enam presentasi, baik berupa seminar, pelatihan, maupun sebagai dosen tamu di sebuah sekolah manajemen. Saya sangat suka dengan kegiatan ini. Namun saya dilanda kebosanan karena template presentasi saya dengan Microsoft Power Point ya itu-itu saja. Padahal, kebosanan semacam ini adalah sumber malapetaka presentasi di depan publik. Maka saya mencari berbagai tips presentasi via Internet. Apa yang saya temukan amat berharga buat saya. Antara lain, ini: jenis presentasi dua orang yang amat saya idolakan — Steve Jobs, bos Apple Inc, dan Bill Gates, pendiri Microsoft Corp. — yang ditulis dengan baik oleh Garr Reynolds, penulis buku Presentation Zen.
Steve Jobs: Sederhana.
Kebetulan saya pernah menyaksikan dua presentasi Steve Jobs pada acara peluncuran Apple Mac berbasis prosesor Intel dan peluncuran iPhone. Ia berdiri di panggung yang amat luas dengan layar raksasa. Di layar lebar itulah materi presentasinya terpampang. Sebuah materi presentasi yang sederhana. Kadang kosong. Lalu muncul gambar, tabel, dan sedikit teks untuk mendukung presentasinya.
Steve Jobs - photo source PresentationZen
Yang mengherankan, inovasi luar biasa penggunaan prosesor Intel ke dalam Apple Mac ataupun revolusi iPhone, bisa disampaikan dengan begitu detil, hanya dengan slide-slide presentasi yang sunyi. Ia “menggores kanvas presentasi” dengan penuturan cerita yang luar biasa. Ucapannya yang meluncur mulus dari bibirnya terangkai dengan indah menjadi kalimat yang enak didengar dan jelas. Gabungan antara kemampuan tutur plus kesederhanaan slide presentasi itu memberikan efek yang hebat ke pendengarnya. Saya tidak heran jika sahabat saya Boy Avianto, pakar usability dan dosen Binus Internasional, amat menggemari presentasi Steve Jobs.
Penasaran sama gaya presentasi Steve Jobs? Simak di sini.
Bill Gates: Rumit, Kaya.
Saya belum pernah menyaksikan presentasi Bill Gates. Namun dari blog Garr Reynolds saya tahu bahwa tipe slide presentasi Bill Gates kaya dengan text, bullet point dan gambar. Biasanya setiap slide dimulai dengan judul, kemudian isi — yang kemudian terbagi-bagi lagi dalam beberapa bullet. Hirarki presentasinya amat jelas, runtut, dari bullet pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
Bill Gates - photo source PresentationZen
Jika Anda biasa menggunakan Microsoft PowerPoint, ya seperti itulah gaya presentasi Bill Gates. Seperti itu pulalah saya selama ini membuat materi presentasi. Sangat runtut dari satu halaman ke halaman berikutnya. Hirarki penuturan juga dibuat detil, ditulis satu persatu. Lengkap. Kompleks. Kaya.
Penasaran sama gaya presentasi Bill Gates? Simak di sini.
Sejauh ini saya tidak bermasalah dengan jenis presentasi yang rumit ini. Saya malah diuntungkan karena dengan cara seperti ini saya bisa menyampaikan sebuah materi dengan runtut pula. Tidak ada pesan yang terlupakan. Satu-satunya kelemahan adalah, peserta akan bosan kalau kita terjebak ke “membacakan materi presentasi” ketimbang “menuturkan dan berdialog dengan peserta”.
Setelah membaca dua kutub presentasi antara Steve Jobs dan Bill Gates ini, saya sedang berusaha menuju ke tipe Steve Jobs. Saya lebih menyukai tipe materi presentasi yang sederhana, tepat guna, namun dilengkapi dengan cara tutur yang berbobot, sehingga secara keseluruhan peserta mendapat banyak informasi di balik kesederhanaan materi presentasi.
Kalau Anda?
Jika tidak pernah presentasi namun sering mendengarkannya, jenis mana yang lebih Anda sukai?
Steve Jobs: Sederhana.
Kebetulan saya pernah menyaksikan dua presentasi Steve Jobs pada acara peluncuran Apple Mac berbasis prosesor Intel dan peluncuran iPhone. Ia berdiri di panggung yang amat luas dengan layar raksasa. Di layar lebar itulah materi presentasinya terpampang. Sebuah materi presentasi yang sederhana. Kadang kosong. Lalu muncul gambar, tabel, dan sedikit teks untuk mendukung presentasinya.
Steve Jobs - photo source PresentationZen
Yang mengherankan, inovasi luar biasa penggunaan prosesor Intel ke dalam Apple Mac ataupun revolusi iPhone, bisa disampaikan dengan begitu detil, hanya dengan slide-slide presentasi yang sunyi. Ia “menggores kanvas presentasi” dengan penuturan cerita yang luar biasa. Ucapannya yang meluncur mulus dari bibirnya terangkai dengan indah menjadi kalimat yang enak didengar dan jelas. Gabungan antara kemampuan tutur plus kesederhanaan slide presentasi itu memberikan efek yang hebat ke pendengarnya. Saya tidak heran jika sahabat saya Boy Avianto, pakar usability dan dosen Binus Internasional, amat menggemari presentasi Steve Jobs.
Penasaran sama gaya presentasi Steve Jobs? Simak di sini.
Bill Gates: Rumit, Kaya.
Saya belum pernah menyaksikan presentasi Bill Gates. Namun dari blog Garr Reynolds saya tahu bahwa tipe slide presentasi Bill Gates kaya dengan text, bullet point dan gambar. Biasanya setiap slide dimulai dengan judul, kemudian isi — yang kemudian terbagi-bagi lagi dalam beberapa bullet. Hirarki presentasinya amat jelas, runtut, dari bullet pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
Bill Gates - photo source PresentationZen
Jika Anda biasa menggunakan Microsoft PowerPoint, ya seperti itulah gaya presentasi Bill Gates. Seperti itu pulalah saya selama ini membuat materi presentasi. Sangat runtut dari satu halaman ke halaman berikutnya. Hirarki penuturan juga dibuat detil, ditulis satu persatu. Lengkap. Kompleks. Kaya.
Penasaran sama gaya presentasi Bill Gates? Simak di sini.
Sejauh ini saya tidak bermasalah dengan jenis presentasi yang rumit ini. Saya malah diuntungkan karena dengan cara seperti ini saya bisa menyampaikan sebuah materi dengan runtut pula. Tidak ada pesan yang terlupakan. Satu-satunya kelemahan adalah, peserta akan bosan kalau kita terjebak ke “membacakan materi presentasi” ketimbang “menuturkan dan berdialog dengan peserta”.
Setelah membaca dua kutub presentasi antara Steve Jobs dan Bill Gates ini, saya sedang berusaha menuju ke tipe Steve Jobs. Saya lebih menyukai tipe materi presentasi yang sederhana, tepat guna, namun dilengkapi dengan cara tutur yang berbobot, sehingga secara keseluruhan peserta mendapat banyak informasi di balik kesederhanaan materi presentasi.
Kalau Anda?
Jika tidak pernah presentasi namun sering mendengarkannya, jenis mana yang lebih Anda sukai?
No comments:
Post a Comment