be well,
Dwika
Ingin Sukses? : Utamakan Orang Lain.
Tidak bisa dipungkiri lagi, setiap orang selalu mengutamakan dirinya. Ketika anda melihat album foto dari suatu acara pernikahan umpamanya. Tentu mata anda akan mencari gambar anda terlebih dahulu. Setelah itu anda baru mencari orang yang anda kenal.
Mengutamakan kepentingan diri memang sudah menjadi naluri manusia. Sehingga kita selalu bertanya apa untungnya bagi saya. Mengapa saya bekerja lebih keras? Berapa banyak bagian saya?.
Namun terkadang kita seting lupa, bahwa orang lain juga mempunyai kecenderungan yang sama. Mereka juga mengutamakan kepentingannya sendiri. Dari sinilah akan muncul tarikmenarik kepentingan. Sering kita lihat karyawan bekerja malas-malasan, keteika ditanya: kenapa anda malas bekerja?. Mereka menjawab, kenapa saya mesti rajin bekerja, sementara gaji saya kecil. Lalu ketika sang majikan ditanya, kenapa anda menggaji karyawan anda sangat rendah?. Mereka akan menjawab, bagaimana saya bisa menggaji besar, sementara karyawan kerjanya malas-malasan. Jika kedua belah pihak memepertahankan kepentingan sendiri maka akan terjadi lingkaran setan. Untuk memutus linkaran ini tentu mesti salah satu ada yang mengalah.
Misalnya karyawan mempunyai prinsip, saya kerja mendapatkan dua gaji, uang dan pengalaman. Jika saya malas karena gaji kecil, maka saya akan rugi dua-duanya. Gaji tetap kecil sementara pengalaman tidak punya. Tetapi jika saya kerja dengan penuh semangat dan antusias meskipun gaji kecil, saya akan mendapatkan pengalaman yang banyak. Suatu saat pasti pengalaman ini akan berguna bagi masa depan saya.
Atau sang majikan yang memutus lingkaran setan ini. Jika karyawan digaji kecil, mereka akan malas-malasan, tentu perusahaan akan sulit maju. Namun jika karyawan digaji besar maka perusahaan akan bermasalah. Saya akan mengambil jalan yang terakhir tetapi saya harus berani memecat karyawan yang malas. Atau saya akan menggaji mereka berdasarkan produktivitas. Gaji dikaitkan dengan produktivitas. Saya senang mereka senang.
Masalah yang sama akan terjadi antara pembeli dan pedagang, antara konsumen dan produsen. Jika produsen ingin berhasil menjual produknya dengan baik, maka mereka mesti mengutamakan kepentingan konsumen. Apalagi jika produsen masuk dalam persaingan pasar yang ketat. Produsen harus mempu merebut hati konsumen, dengan memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan harga yang semurah-murahnya.
Jadi jika anda ingin sukses, kuncinya sangat mudah utamakan kepentingan orang lain. Seorang karyawan yang ingin sukses, utamakan kepentingan bos atau atasan anda diatasentingan nada sendiri. Yakinlah didunia ini berlaku hukum aksi-reaksi. Jika anda ngin diberi maka berilah terlebih dahulu. Jika anda ingin mendapatkan lebih banyak, maka berilah yang lebih banyak terlebih dahulu. Mungkin anda akan berkata, saya sudah berjuang mati-matian untuk bos saya, namun hatinya buta. Saya tetap saja seperti ini. Jika anda telah berbuat demikian, tetaplah anda bekerja dengan baik dan bersabarlah. Cepat atau lambat hukum aksi dan reaksi akan anda terima. Mungkin anda tidak mendapat imbalan dari bos anda tetapi dari orang lain. Atau anda akan mendapat imbalan dari diri anda sendiri. Karena anda mendapat ilmu dan pengalaman yang banyak dari hasil kerja anda yang tanpa mengenal sedih dan kecewa. Lalu anda keluar dari perusahaan tersebut dan mendirikan usaha sendiri. Disinilah kerja keras anda akan dibayar, sebanyak yang anda mau.
Begitu pula bagi seorang pengusaha yang ingin sukses. Utamakan kepentingan konsumen anda. Berusahalah untuk mengalah, memberikan yang terbaik, terenak,tercepat dan termurah maka anda akan mendapatkan dukungan dan komitmen dari konsumen anda. Tanpa anda sadari konsumen anda akan membantu memasarkan produk anda. Karena merka puas dengan produk, dan layanan anda. Mereka ingin orang-orang yang mereka kenal merasakan apa yang dirasakan. Mereka akan bangga menceritakan kepada keluarga, tetangga dan orang yang mereka kenal, telah menemukan barang yang bagus dengan harga yang murah dan pelayanan yang memuaskan. Kondisi demikian hanya dimiliki oleh pengusaha yang mengutamakan kepentingan konsumen diatas kepentingannya sendiri.
Semoga bermanfaat.
See you in the top
Mengutamakan kepentingan diri memang sudah menjadi naluri manusia. Sehingga kita selalu bertanya apa untungnya bagi saya. Mengapa saya bekerja lebih keras? Berapa banyak bagian saya?.
Namun terkadang kita seting lupa, bahwa orang lain juga mempunyai kecenderungan yang sama. Mereka juga mengutamakan kepentingannya sendiri. Dari sinilah akan muncul tarikmenarik kepentingan. Sering kita lihat karyawan bekerja malas-malasan, keteika ditanya: kenapa anda malas bekerja?. Mereka menjawab, kenapa saya mesti rajin bekerja, sementara gaji saya kecil. Lalu ketika sang majikan ditanya, kenapa anda menggaji karyawan anda sangat rendah?. Mereka akan menjawab, bagaimana saya bisa menggaji besar, sementara karyawan kerjanya malas-malasan. Jika kedua belah pihak memepertahankan kepentingan sendiri maka akan terjadi lingkaran setan. Untuk memutus linkaran ini tentu mesti salah satu ada yang mengalah.
Misalnya karyawan mempunyai prinsip, saya kerja mendapatkan dua gaji, uang dan pengalaman. Jika saya malas karena gaji kecil, maka saya akan rugi dua-duanya. Gaji tetap kecil sementara pengalaman tidak punya. Tetapi jika saya kerja dengan penuh semangat dan antusias meskipun gaji kecil, saya akan mendapatkan pengalaman yang banyak. Suatu saat pasti pengalaman ini akan berguna bagi masa depan saya.
Atau sang majikan yang memutus lingkaran setan ini. Jika karyawan digaji kecil, mereka akan malas-malasan, tentu perusahaan akan sulit maju. Namun jika karyawan digaji besar maka perusahaan akan bermasalah. Saya akan mengambil jalan yang terakhir tetapi saya harus berani memecat karyawan yang malas. Atau saya akan menggaji mereka berdasarkan produktivitas. Gaji dikaitkan dengan produktivitas. Saya senang mereka senang.
Masalah yang sama akan terjadi antara pembeli dan pedagang, antara konsumen dan produsen. Jika produsen ingin berhasil menjual produknya dengan baik, maka mereka mesti mengutamakan kepentingan konsumen. Apalagi jika produsen masuk dalam persaingan pasar yang ketat. Produsen harus mempu merebut hati konsumen, dengan memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan harga yang semurah-murahnya.
Jadi jika anda ingin sukses, kuncinya sangat mudah utamakan kepentingan orang lain. Seorang karyawan yang ingin sukses, utamakan kepentingan bos atau atasan anda diatasentingan nada sendiri. Yakinlah didunia ini berlaku hukum aksi-reaksi. Jika anda ngin diberi maka berilah terlebih dahulu. Jika anda ingin mendapatkan lebih banyak, maka berilah yang lebih banyak terlebih dahulu. Mungkin anda akan berkata, saya sudah berjuang mati-matian untuk bos saya, namun hatinya buta. Saya tetap saja seperti ini. Jika anda telah berbuat demikian, tetaplah anda bekerja dengan baik dan bersabarlah. Cepat atau lambat hukum aksi dan reaksi akan anda terima. Mungkin anda tidak mendapat imbalan dari bos anda tetapi dari orang lain. Atau anda akan mendapat imbalan dari diri anda sendiri. Karena anda mendapat ilmu dan pengalaman yang banyak dari hasil kerja anda yang tanpa mengenal sedih dan kecewa. Lalu anda keluar dari perusahaan tersebut dan mendirikan usaha sendiri. Disinilah kerja keras anda akan dibayar, sebanyak yang anda mau.
Begitu pula bagi seorang pengusaha yang ingin sukses. Utamakan kepentingan konsumen anda. Berusahalah untuk mengalah, memberikan yang terbaik, terenak,tercepat dan termurah maka anda akan mendapatkan dukungan dan komitmen dari konsumen anda. Tanpa anda sadari konsumen anda akan membantu memasarkan produk anda. Karena merka puas dengan produk, dan layanan anda. Mereka ingin orang-orang yang mereka kenal merasakan apa yang dirasakan. Mereka akan bangga menceritakan kepada keluarga, tetangga dan orang yang mereka kenal, telah menemukan barang yang bagus dengan harga yang murah dan pelayanan yang memuaskan. Kondisi demikian hanya dimiliki oleh pengusaha yang mengutamakan kepentingan konsumen diatas kepentingannya sendiri.
Semoga bermanfaat.
See you in the top
No comments:
Post a Comment