be well,
Dwika - Managing Consultant
Strategi Dan Keberhasilan Seorang Pemimpin
Oleh : Ria Felissa(Vibizmanagement - Strategic) - Semua organisasi atau perusahaan tentunya ingin mencapai target, sasaran dan tujuannya masing-masing. Dan dari beberapa faktor penentu untuk pencapaian itu salah satu yang terpenting adalah peranan seorang pemimpin atau leader. Pemimpin atau leader akan memberikan corak atas perusahaan yang di pimpinnya, pemimpin harus dapat menguasai kondisi yang ada termasuk kondisi bawahannya. Saya mencoba mengupas sedikit tentang keberhasilan seorang pemimpin yang expert dalam dunia otomotif Amerika, dia adalah Henry Ford.
Henry Ford di kenal sebagai orang yang tidak mau memerintah melainkan melakukan, atau kalau boleh meminjam slogan dari Nike Air, Just do It. Karyawan dalam perusahaannya berkata sebagai seorang pimpinan beliau sebenarnya berhak memerintahkan apapun kepada kami, namun beliau tidak pernah melakukannya, beliau tidak pernah berkata, "saya mau ini beres!". Sebaliknya, beliau berkata "saya ingin tahu, apakah kita bisa melakukan peningkatan di bagian ini atau itu?” Dan hasilnya, para karyawan rela bekerja all out untuk menjawab apakah peningkatan tersebut memang bisa diwujudkan. Mengapa hal ini bisa terjadi ? Apa kira-kira yang mendorong para karyawan melakukannya? Perlu di ketahui pada dasarnya hampir semua orang tidak suka di perintah.
Karena itu apabila atasan memperlakukan bawahan dengan hormat, maka bawahan secara sukarela akan melakukan tugas mereka, bahkan lebih baik daripada yang seharusnya. Ada motivasi yang murni yang mendorong untuk seseorang melakukannya karena adanya dukungan dari seseorang yang lebih daripada dirinya. Harap di catat, bahwa cara pandang kita terhadap tugas dan pekerjaan yang di berikan kepada kita akan menentukan keberhasilan itu sendiri. Apakah kita menerimanya sebagai sesuatu yang dibebankan kepada kita atau sebagai sesuatu yang menumbuhkan rasa tanggung jawab ? Lalu bagaimana hubungan dengan rekan kerja atau bawahan kita, apakah kita lebih sering memaksakan instruksi, atau lebih suka merangsang kreasi dan inisiatif mereka?
Henry Ford memahami bahwa suatu tantangan akan menghasilkan karya yang jauh lebih optimal daripada sebuah perintah. Sekarang semua kembali kepada pribadi masing-masing, apakah cukup puas hanya sebagai pelaksana tugas, atau penakluk tantangan? Dalam organisasi kita lebih kaya karena memiliki banyak anggota, tentunya lebih banyak kekuatan, pemikiran, ide dan kontribusi dari masing-masing orang. Dan setiap orang memiliki intelegensia atau bakat yang berbeda-beda.
Berikut jenis bakat atau intelektual yang di gambarkan oleh Thomas Armstrong dlm buku 7 Kinds of Smarts
1. Intelegensia Berbahasa (kemampuan menggunakan kata2)
Orang ini cerdas dalam bidang berdebat, membujuk, menghibur atau memerintah dengan kata-kata.
Contoh : Abraham Lincoln, William Shakespear
2. Intelegensia Logika - Matematika (bekerja dgn angka dan logika)
Orang yang berbakat dalam bidang ini memiliki kemampuan menciptakan hipotesa, berpikir dari sudut pandang sebab akibat (cause and effect) dan menemukan pola konseptual
Contoh: Albert Einstein, Bill Gates
3. Intelegensia Ruang (berpikir dalam gambar dan imajinasi)
Orang berkemampuan ruang dapat merasa, mentransformasikan, menciptakan ulang aspek yg berbeda dari dunia visual ruang.
Contoh : Pablo Picasso, Thomas Alfa Edison
4. Intelegensia Musik (merasakan, mengapresisai dan memproduksi ritme serta melodi)
Orang ini mempunyai telinga tajam, dapat menghitung waktu, bernyayi sesuai nada dan mendengarkan musik dengan ketajaman.
Contoh : Sebastian Bach, Mozart
5. Intelegensia Tubuh - Kinestetik (mengetahui jasmaniah diri)
Orang ini handal dalam menguasai gerakan tubuh mereka, menangani objek dengan terampil dan melakukan aktivitas fisik lain.
Contoh Michael Jordan, Charlie Chaplin
6. Intelegensia Interpribadi (memahami dan bekerja degan orang lain)
Mereka yang mempunyai intelegensi ini mampu merasakan dan tanggap terhadap perasaan, tempramen, maksud dan keinginan orang lain.
Contoh : Ibu Teresa
7. Intelegensia Intrapribadi (mengetahui dalam diri)
Orang ini sangat instropektif, pandai menilai perasaan mereka sendiri, mampu untuk berpikir intelektual dengan dalam
Contoh : John Wesley, Laurence Olivier
Kita semua pastilah memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing dari segala macam segi dan itu yang membuat setiap orang unik dan istimewa/spesial. Pemimpin yang berkarisma berarti pemimpin yang memiliki karakter kuat. Mereka menjadi pemimpin bukan karena banyaknya training kepemimpinan yang telah mereka dapat tetapi karena orang-orang di sekitar mereka memang ingin dipimpin oleh orang seperti ini. Saat seseorang memutuskan untuk mengikuti kepemimpinan Anda, maka keputusan itu terutama karena hal-hal berikut : Kemampuan dan Karakter.
Untuk mengasah kemampuan, Anda tentu sudah mengetahui caranya. Banyak membaca dan berdiskusi adalah salah satunya. Tetapi untuk membangun karakter pemimpin sejati, kita memang perlu banyak berlatih agar karakter itu keluar dari lubuk hati yang paling dalam. Silakan resapi 7 karakter pemimpin sejati di bawah ini dan segera praktekkan di lingkungan Anda.
1. Optimis
"Kalian memang nggak becus semua! Kalian sudah nggak punya harapan lagi. Pokoknya sulit!" Apakah sosok pemimpin seperti itu yang Anda inginkan? Yang memandang pesimis semua hal? Yang memandang tidak ada yang becus selain dirinya? Tidak akan ada orang yang mau mengikuti Anda bila Anda selalu memandang suram masa depan. Kami, selaku pengikut, ingin memiliki pemimpin yang selalu bersemangat memandang hidup dan mengatakan bahwa kami bisa menjadi yang terbaik. Percayalah pada "pengikut" Anda dan "pengikut" Anda akan mempercayai Anda.
2. Integritas
Integritas berarti melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang Anda katakan. Saat Anda mengatakan kepada tim Anda untuk berlari, maka Anda akan menjadi orang terdepan yang berlari. Integritas membuat orang lain percaya bahwa Anda dapat diandalkan dan mampu membawa 'pengikut' Anda ke posisi teratas.
3. Menyukai perubahan
Seseorang yang ingin maju cenderung melihat kebutuhan untuk berubah, bahkan mereka bersedia untuk memicu perubahan itu. Sementara pengikut lebih suka berada dalam zona aman, memainkan peran yang sama seumur hidupnya. Pemimpin melihat adanya kebaikan di balik perubahan dan mengkomunikasikannya dengan para pengikut mereka. Jika Anda tidak berubah, bagaimana mungkin Anda dapat tumbuh?
4. Berani menghadapi risiko
Superman menjadi superman karena berani menghadapi Lex Luthor. Spiderman menjadi pahlawan karena berani melawan Venom. Smish (boyband penyanyi lagu I heart you alias Cinta Cenat-Cenut) menjadi terkenal di kalangan ABG, main iklan dan sinetron karena berani menghadapi risiko dilecehkan 200 juta rakyat Indonesia. Saat kita mencoba sesuatu di luar kebiasaan, itu artinya kita sedang mengambil risiko. Keberanian untuk mengambil risiko adalah bagian dari pertumbuhan yang amat penting. Para pemimpin menimbang risiko dan keuntungan di balik itu lalu cepat bertindak sebelum kehilangan kesempatan.
5. Ulet
Kecenderungan dari pengikut adalah mereka menyerah saat sesuatu menjadi sulit. Ketika mereka mencoba untuk yang kedua atau ketiga kalinya lalu gagal, mereka langsung mencanangkan moto, "Jika Anda gagal di langkah pertama, sudahlah, menyerahlah dan lakukan sesuatu yang lain." Jelas saja mereka melakukan itu, karena mereka bukan pemimpin. Para pemimpin itu tahu apa yang ada di balik tembok batu dan mereka akan selalu berusaha menggapainya lalu mengajak orang lain untuk terus berusaha bersama mereka.
6. Katalistis
Seorang pemimpin adalah seseorang yang secara luar biasa mampu menggerakkan orang lain untuk melangkah dengan kesadaran mereka sendiri. Mereka mampu menumbuhkan harapan, kepercayaan diri, gairah, antusiasme dan tindakan dari para pengikut. Apakah Anda dikenal sebagai seseorang yang mampu menggerakkan orang lain?
7. Berdedikasi / Berkomitmen
Para pengikut menginginkan seseorang yang lebih mencurahkan perhatian dan komitmen ketimbang diri mereka sendiri. Pengikut akan mengikuti pemimpin yang senantiasa bekerja dan berdedikasi karena mereka melihat betapa pentingnya pencapaian tugas-tugas dan tujuan.
Motivasi dalam diri sendiri akan mengalami pasang surut, apalagi saat kita menghadapi tantangan. Tantangan hidup itu sendiri membuat perjuangan lebih berwarna, karena kita akan banyak belajar dari kegagalan. Dengan motivasi yang kuat, kita akan tabah dan gigih dalam menjalani segala tantangan. Dimana ada keinginan, disitu ada jalan. Nah, kalau hidup kita hanya ikut arus saja, hasil yang kita capai juga akan biasa-biasa saja, namun bila kita selalu termotivasi untuk melakukan lebih baik setiap hari, maka akan selalu ada jalan untuk meraih keberhasilan. Apalagi bila kita menjadi pemimpin, bagus juga mengikuti cara motivasi ala Henry Ford, tidak ada sikap nge-bossy, yang ada adalah memperlakukan bawahan dengan hormat.
Apakah anda dikenal sebagai seseorang yang berkomitmen dan senantiasa mencurahkan perhatian anda pada tujuan? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa. Terapkan itu setiap saat dan Anda akan menjadi salah satu pemimpin yang luar biasa.
(RF/IC/vbm)
Henry Ford di kenal sebagai orang yang tidak mau memerintah melainkan melakukan, atau kalau boleh meminjam slogan dari Nike Air, Just do It. Karyawan dalam perusahaannya berkata sebagai seorang pimpinan beliau sebenarnya berhak memerintahkan apapun kepada kami, namun beliau tidak pernah melakukannya, beliau tidak pernah berkata, "saya mau ini beres!". Sebaliknya, beliau berkata "saya ingin tahu, apakah kita bisa melakukan peningkatan di bagian ini atau itu?” Dan hasilnya, para karyawan rela bekerja all out untuk menjawab apakah peningkatan tersebut memang bisa diwujudkan. Mengapa hal ini bisa terjadi ? Apa kira-kira yang mendorong para karyawan melakukannya? Perlu di ketahui pada dasarnya hampir semua orang tidak suka di perintah.
Karena itu apabila atasan memperlakukan bawahan dengan hormat, maka bawahan secara sukarela akan melakukan tugas mereka, bahkan lebih baik daripada yang seharusnya. Ada motivasi yang murni yang mendorong untuk seseorang melakukannya karena adanya dukungan dari seseorang yang lebih daripada dirinya. Harap di catat, bahwa cara pandang kita terhadap tugas dan pekerjaan yang di berikan kepada kita akan menentukan keberhasilan itu sendiri. Apakah kita menerimanya sebagai sesuatu yang dibebankan kepada kita atau sebagai sesuatu yang menumbuhkan rasa tanggung jawab ? Lalu bagaimana hubungan dengan rekan kerja atau bawahan kita, apakah kita lebih sering memaksakan instruksi, atau lebih suka merangsang kreasi dan inisiatif mereka?
Henry Ford memahami bahwa suatu tantangan akan menghasilkan karya yang jauh lebih optimal daripada sebuah perintah. Sekarang semua kembali kepada pribadi masing-masing, apakah cukup puas hanya sebagai pelaksana tugas, atau penakluk tantangan? Dalam organisasi kita lebih kaya karena memiliki banyak anggota, tentunya lebih banyak kekuatan, pemikiran, ide dan kontribusi dari masing-masing orang. Dan setiap orang memiliki intelegensia atau bakat yang berbeda-beda.
Berikut jenis bakat atau intelektual yang di gambarkan oleh Thomas Armstrong dlm buku 7 Kinds of Smarts
1. Intelegensia Berbahasa (kemampuan menggunakan kata2)
Orang ini cerdas dalam bidang berdebat, membujuk, menghibur atau memerintah dengan kata-kata.
Contoh : Abraham Lincoln, William Shakespear
2. Intelegensia Logika - Matematika (bekerja dgn angka dan logika)
Orang yang berbakat dalam bidang ini memiliki kemampuan menciptakan hipotesa, berpikir dari sudut pandang sebab akibat (cause and effect) dan menemukan pola konseptual
Contoh: Albert Einstein, Bill Gates
3. Intelegensia Ruang (berpikir dalam gambar dan imajinasi)
Orang berkemampuan ruang dapat merasa, mentransformasikan, menciptakan ulang aspek yg berbeda dari dunia visual ruang.
Contoh : Pablo Picasso, Thomas Alfa Edison
4. Intelegensia Musik (merasakan, mengapresisai dan memproduksi ritme serta melodi)
Orang ini mempunyai telinga tajam, dapat menghitung waktu, bernyayi sesuai nada dan mendengarkan musik dengan ketajaman.
Contoh : Sebastian Bach, Mozart
5. Intelegensia Tubuh - Kinestetik (mengetahui jasmaniah diri)
Orang ini handal dalam menguasai gerakan tubuh mereka, menangani objek dengan terampil dan melakukan aktivitas fisik lain.
Contoh Michael Jordan, Charlie Chaplin
6. Intelegensia Interpribadi (memahami dan bekerja degan orang lain)
Mereka yang mempunyai intelegensi ini mampu merasakan dan tanggap terhadap perasaan, tempramen, maksud dan keinginan orang lain.
Contoh : Ibu Teresa
7. Intelegensia Intrapribadi (mengetahui dalam diri)
Orang ini sangat instropektif, pandai menilai perasaan mereka sendiri, mampu untuk berpikir intelektual dengan dalam
Contoh : John Wesley, Laurence Olivier
Kita semua pastilah memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing dari segala macam segi dan itu yang membuat setiap orang unik dan istimewa/spesial. Pemimpin yang berkarisma berarti pemimpin yang memiliki karakter kuat. Mereka menjadi pemimpin bukan karena banyaknya training kepemimpinan yang telah mereka dapat tetapi karena orang-orang di sekitar mereka memang ingin dipimpin oleh orang seperti ini. Saat seseorang memutuskan untuk mengikuti kepemimpinan Anda, maka keputusan itu terutama karena hal-hal berikut : Kemampuan dan Karakter.
Untuk mengasah kemampuan, Anda tentu sudah mengetahui caranya. Banyak membaca dan berdiskusi adalah salah satunya. Tetapi untuk membangun karakter pemimpin sejati, kita memang perlu banyak berlatih agar karakter itu keluar dari lubuk hati yang paling dalam. Silakan resapi 7 karakter pemimpin sejati di bawah ini dan segera praktekkan di lingkungan Anda.
1. Optimis
"Kalian memang nggak becus semua! Kalian sudah nggak punya harapan lagi. Pokoknya sulit!" Apakah sosok pemimpin seperti itu yang Anda inginkan? Yang memandang pesimis semua hal? Yang memandang tidak ada yang becus selain dirinya? Tidak akan ada orang yang mau mengikuti Anda bila Anda selalu memandang suram masa depan. Kami, selaku pengikut, ingin memiliki pemimpin yang selalu bersemangat memandang hidup dan mengatakan bahwa kami bisa menjadi yang terbaik. Percayalah pada "pengikut" Anda dan "pengikut" Anda akan mempercayai Anda.
2. Integritas
Integritas berarti melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang Anda katakan. Saat Anda mengatakan kepada tim Anda untuk berlari, maka Anda akan menjadi orang terdepan yang berlari. Integritas membuat orang lain percaya bahwa Anda dapat diandalkan dan mampu membawa 'pengikut' Anda ke posisi teratas.
3. Menyukai perubahan
Seseorang yang ingin maju cenderung melihat kebutuhan untuk berubah, bahkan mereka bersedia untuk memicu perubahan itu. Sementara pengikut lebih suka berada dalam zona aman, memainkan peran yang sama seumur hidupnya. Pemimpin melihat adanya kebaikan di balik perubahan dan mengkomunikasikannya dengan para pengikut mereka. Jika Anda tidak berubah, bagaimana mungkin Anda dapat tumbuh?
4. Berani menghadapi risiko
Superman menjadi superman karena berani menghadapi Lex Luthor. Spiderman menjadi pahlawan karena berani melawan Venom. Smish (boyband penyanyi lagu I heart you alias Cinta Cenat-Cenut) menjadi terkenal di kalangan ABG, main iklan dan sinetron karena berani menghadapi risiko dilecehkan 200 juta rakyat Indonesia. Saat kita mencoba sesuatu di luar kebiasaan, itu artinya kita sedang mengambil risiko. Keberanian untuk mengambil risiko adalah bagian dari pertumbuhan yang amat penting. Para pemimpin menimbang risiko dan keuntungan di balik itu lalu cepat bertindak sebelum kehilangan kesempatan.
5. Ulet
Kecenderungan dari pengikut adalah mereka menyerah saat sesuatu menjadi sulit. Ketika mereka mencoba untuk yang kedua atau ketiga kalinya lalu gagal, mereka langsung mencanangkan moto, "Jika Anda gagal di langkah pertama, sudahlah, menyerahlah dan lakukan sesuatu yang lain." Jelas saja mereka melakukan itu, karena mereka bukan pemimpin. Para pemimpin itu tahu apa yang ada di balik tembok batu dan mereka akan selalu berusaha menggapainya lalu mengajak orang lain untuk terus berusaha bersama mereka.
6. Katalistis
Seorang pemimpin adalah seseorang yang secara luar biasa mampu menggerakkan orang lain untuk melangkah dengan kesadaran mereka sendiri. Mereka mampu menumbuhkan harapan, kepercayaan diri, gairah, antusiasme dan tindakan dari para pengikut. Apakah Anda dikenal sebagai seseorang yang mampu menggerakkan orang lain?
7. Berdedikasi / Berkomitmen
Para pengikut menginginkan seseorang yang lebih mencurahkan perhatian dan komitmen ketimbang diri mereka sendiri. Pengikut akan mengikuti pemimpin yang senantiasa bekerja dan berdedikasi karena mereka melihat betapa pentingnya pencapaian tugas-tugas dan tujuan.
Motivasi dalam diri sendiri akan mengalami pasang surut, apalagi saat kita menghadapi tantangan. Tantangan hidup itu sendiri membuat perjuangan lebih berwarna, karena kita akan banyak belajar dari kegagalan. Dengan motivasi yang kuat, kita akan tabah dan gigih dalam menjalani segala tantangan. Dimana ada keinginan, disitu ada jalan. Nah, kalau hidup kita hanya ikut arus saja, hasil yang kita capai juga akan biasa-biasa saja, namun bila kita selalu termotivasi untuk melakukan lebih baik setiap hari, maka akan selalu ada jalan untuk meraih keberhasilan. Apalagi bila kita menjadi pemimpin, bagus juga mengikuti cara motivasi ala Henry Ford, tidak ada sikap nge-bossy, yang ada adalah memperlakukan bawahan dengan hormat.
Apakah anda dikenal sebagai seseorang yang berkomitmen dan senantiasa mencurahkan perhatian anda pada tujuan? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa. Terapkan itu setiap saat dan Anda akan menjadi salah satu pemimpin yang luar biasa.
(RF/IC/vbm)
No comments:
Post a Comment